KEHAMILAN DENGAN SYOK OBSTETRI

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN 4
SYOK OBSTETRI

KATA PENGANTAR


Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya serta dengan keutamaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. 
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ini Askeb Patologi.
Tak ada gading yang tak retak, begitupun dengan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Namun demikian, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita yang masih banyak kekurangan dalam ilmu pengetahuan.
Kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan dalam makalah selanjutnya.




                                                                                       Yogyakarta,   April 2013
                                                                                                           
       Penulis





DAFTAR ISI



BAB I
PENDAHULUAN


Syok merujuk pada satu keadaan dimana terjadi kehilangan cairan tubuh dengan cepat sehingga terjadi multiple organ failure akibat perfusi yang tidak adekuat.Syok paling sering timbul setelah terjadi perdarahan hebat (syok hemorogik).
Kebanyakan trauma berbahaya ketika terjadinya perang sekitar tahun 1900an telah memberi kesan yang sangat signifikan pada perkembangan prinsip penanganan resusitasi syok hemoragik. Ketika Perang Dunia I, W.B. Channon merekomendasikan untuk memperlambat peberian resusitasi cairan sehingga penyebab utama terjadinya syok di atasi secara pembedahn. Pemberian Kristalloid dan darah di gunakan secara ekstensif ketika Perang Dunia II untuk menangani perang melawan Korea dan Vietnam memperlihatkan bahwa resusitsi cairan dan intervensi pembedahan awal merupakan langkah terpenting untuk menyelamatan pasien dengan trauma yang menimbulkan syok hemoragik. Ini dan beberapa prinsip lain membantu dalam perkembangan garis panduan untuk penanganan syok hemoragik akibat trauma. Akan tetpi, penelitian-penelitian terbaru telah mempersoalkan garis panduan ini. Dan hari ini telah timbul berbagai kontroversi tentang cara penanganan syok hemoragik yang paling optimal.
Tujuan Umum
1.      Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip deteksi dini ibu dengan kelainan, komplikasi, dan penyakit yang lazim terjadi dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
2.      Mahasiswa mampu menjelaskan dan melaksanakan asuhan kebidanan pada penyakit yang menyerai ibu dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas.
3.      Mahasiswa mampu melaksanakan askeb pada ibu dengan komplikasi, kelainan, dan penyulit dalam masa kehamilan.
Tujuan Khusus
1.      Untuk mengetahui definisi syok obstetri
2.      Untuk mengetahui etiologi syok obstetri
3.      Untuk mengetahuigejala-gejala syok obstetri
4.      Untuk mengetahui klasifikasi syok obstetri
5.      Untuk mengetahuipenanganan syok obstetri




a.        

BAB II
TINJAUAN TEORI


A.    DefinisiSyok Obstetri
Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme (Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Pt Bina Pustaka)
Syok ialah suatu yang keadaan yang timbul di mana sistem peredaran tubuh terganggu sehingga tidak dapat memenuhi keperluan. Alat vital tubuh akan kehilangan cairan dan zat – zat yang di perlukannya. Akibatnya fungsi alat – alat vital itu pun terganggu. (Kartono Mohamad,  Pertolongan Pertama, PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta)
Syok sulit di definisikan, Hal ini  berhubungan dengan sindrom klinik yang di namis, yang di tandai dengan perubahan sehubungan penurunan sirkulasi volume darah yang menyebabkan ketidaksadaran jika tidak di tangani dapat menyebabkan kematian. ( Tindakan paramedis tahap kegawatan dan pertolongan pertama, edisi 2. Buku kedokteran EGC Muriei skeet, 203, 1993 jakarta ).
a.       Pendarahan
b.      Abortus    
c.       Infeksi berat
d.      Solusio Plasenta 
e.       Luka jalan lahir
f.       Emboli air ketuban          
g.      Inversio uteri        
h.      Syok postular       
i.        Kolaps Vasomotor pospartum
j.        Faktor predisposisi timbulnya syok
1.        Syok Hemoragik
Adalah suatu syok yang disebabkan oleh perdarahan yang banyak. Akibat perdarahan pada kehamilan muda, misalnya abortus, kehamilan ektopik dan penyakit trofoblas (mola hidatidosa); perdarahan antepartum seperti plasenta previa, solusio plasenta, rupture uteri, dan perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri dan laserasi jalan lahir.
2.        Syok Neurogenik
Yaitu syok yang akan terjadi karena rasa sakit yang berat disebabkan oleh kehamilan ektopik yang terganggu, solusio plasenta, persalinan dengan forceps atau persalinan letak sungsang di mana pembukaan serviks belum lengkap, versi dalam yang kasar, firasat/tindakan crede, ruptura uteri, inversio uteri yang akut, pengosongan uterus yang terlalu cepat (pecah ketuban pada polihidramnion), dan penurunan tekanan tiba-tiba daerah splanknik seperti pengangkatan tiba-tiba tumor ovarium yang sangat besar.
3.        Syok Kardiogenik
Yaitu syok yang terjadi karena kontraksi otot jantungyang tidak efektif yang disebabkan oleh infark otot jantung dan kegagalan jantung. Sering dijumpai pada penyakit-penyakit katup jantung.
4.        Syok Endotoksik/septic
Merupakan suatu gangguan menyeluruh pembuluh darah disebabkan oleh lepasnya toksin. Penyebab utama  adalah infeksi bakteri gram nagatif. Sering dijumpai pada abortus septic, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan.
5.        Syok Anafilatik
Yaitu syok yang sering terjadi akibat alergi /hipersensitif terhadap obat-obatan.Penyebab syok yang lain seperti emboli air ketuban, udara atau thrombus, komplikasi anastesi dan kombinasi seperti pada abortus inkompletus (hemoragik dan ensotoksin) dan kehamilan ektopik terganggu dan rupture uteri (hemoragik dan neurogenik).
Curigai atau antisipasi syok jika terdapat satu atau lebih kondisi berikut ini
a.       Perdarahan pada awal kehamilan (seperti abortus, ektopik atau mola).
b.      Perdarahan pada akhir kehamilan atau persalinan (seperti plasenta previa, solusio plasenta, rupture uteri).
c.       Perdarahan setelah melahirkan (seperti ruptur uteri, atonia uteri, robekan jalan lahir, palsenta yang tertinggal).
d.      Infeksi (seperti abortus yang tidak aman atau abortus septic, amnionitis, metritis, pielonefritis).
e.       Trauma (seperti perlukaan pada uterus atau usus selama proses abortus, rupture uteri, robekan jalan lahir).
a.       Nadi cepat dan lemah (110x/menit atau lebih)
b.      Tekanan darah yang rendah (sistolik kurang dari 90 mmHg)
c.       Tanda dan gejala lainnya:
1)      Pucat (khususnya pada kelopak mata bagian dalam, telapak tangan atau sekitar mulut)
2)      Keringat atau kulit yang terasa dingin dan lembab
3)      Pernapasan yang cepat (30x/menit atau lebih)
4)      Gelisah, bingung, atau hilangnya kesadaran
5)     Urin yang sedikit (kurang dari 30 ml/jam)
Prinsip dasar penanganan syok
a.       Tujuan utama pengobatan syok adalah melakukan penanganan awal dan khusus untuk :
1)      Menstabilkan kondisi pasien
2)      Memperbaiki volume cairan sirkulasi darah
3)      Mengefisiensikan system sirkulasi darah
b.      Setelah pasien stabil tentukan penyebab syok
Penangana awal
1)      Mintalah bantuan. Segera moilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
2)      Lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu dan harus di pastikan bahwa jalan napas bebas.
3)      Pantau tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, dan suhu tubuh).
4)      Baringkan ibu dengan posisi miring untuk meminimalkan risiko terjadinya aspirasi jika ia muntah dan untuk memastikan jalan napasnya terbuka.
5)      Jagalah ibu tersebut tetap hangat tetapi jangan terlalu panas karena hal ini akan menambah sirkulasi perifernya dan mengurangi aliran darah ke organ vitalnya.
6)      Naikan kaki untuk menambah jumlah darah yang kembali ke jantung (jika memungkinkan tingginya tempat tidur pada bagian kaki).
c.       Penanganan khusus
1)      Berikan oksigen dengan kecepatan 6-8 liter per menit dengan sungkup atau kanula hidung.
2)     Mulailah infuse intravena (2 jalur jika memungkinkan) dengan menggunakan kanula atau jarum terbesar (no. 16 atau ukuran terbesar yang tersedia). Segera beri cairan infuse (garam fisiologik atau Ringer Laktat) awalnya dengan kecepatan 1 liter dalam15-20 menit.
Catatan: hindari penggunaan  pengganti plasma (seperti dekstran). Belum terdapat bukti bahwa pengganti plasma lebih baik jika di bandingkan dengan garam fisiologik pada resusitasi ibu yang mengalami syok dan dekstran dalam jumlah banyak dapat berbahaya.
3)      Berikan paling sedikit 2 liter cairan ini pada 1 jam pertama. jumlah ini melebihi cairan yang dibutuhkan untuk mengganti kehilangan cairan yang sedang berjalan.
4)      Setelah kehilangan cairan di koreksi, pemberian cairan infuse di pertahankan dalam kecepatan 1 liter 6-8 jam.
Catatan: infuse dengan kecepatan yang lebih tinggi mungkin di butuhkan dalam penatalaksanaan syok akibat perdarahan. Usahakan untuk mengganti 2-3 kali lipat jumlah cairan yang di perkirakan hilang.Jangan berikan cairan melalui mulut pada ibu yang mengalami syok.
5)      Jika vena periver tidak dapat di kanulasi, lakukan venous cut-down
6)      Pantau terus tanda-tanda vital (setiap 15 menit) dan darah yang hilang. Apabila kondisis pasien membaik, hati-hati agar tidak berlebihan memberikan cairan. Napas pendek dan pipi bengkak merupakan kemungkinan tanda kelebihan pemberian cairan.
7)     Lakukan kateterisasi kandung kemih dan pantau cairan yang masuk dan jumlah urin yang keluar. Produksi urin harus diukur dan di catat.
SYOK PERDARAHAN (HEMOROGIK)
Syok hemorogik adalah syok yang disebabkan karena perdarahan yang banyak.Yang dapat di sebabkan oleh perdarahan antepartum, seperti plasenta previa, solusio plasenta, rupture uteri, dan perdarahan pasca persalinan kareana atonia uteri dan laserasi jalan lahir.Gejala klinik syok hemorogik bergantung pada jumlah perdarahan yang terjadi mulai dari yang ringan sampai yang berat.
Kelas
Jumlah pedarahan
Gejala klinik
I
15% (ringan)
1.      Tekanan darah dan nadi normal
2.      Tes Tilt (+)
II
20-25% (sedang)
1.      Takikardi-takipnea
2.      Tekanan nadi <303mmHg
3.      Tekanan darah sistolik rendah
4.      Pengisian darah kapiler lambat
III
30-35% (berat)
1.      Kulit dingin, berkerut, pucat
2.      Tekanan darah sanagt rendah
3.      Gelisah
4.      Oliguria (<30ml/jam)
5.      Asidosis metabolic (Ph<7,5)
IV
40-45% (sangat berat)
1.      Hipotensi berat
2.      Hanya nadi karotis yang terba
3.      Syok ireversibal
Pada syok yang ringan gejala-gejala dan tanda tidak jelas, tetapi adanya syok yang ringan dapat di ketahui dengan “tilt test” yaitu bila pasien di dudukkan terjadi hipotensi dan/ takikardi, sedangkan dalam keadaan berbaring tekanan darah dan frekuensi nadi masih normal.
Penanganan syok hemorogik:
a.       Ambil langkah-langkah secara berurutan untuk menghentikan  perdarahan (seperti oksitosin, massase uterus, kompresi bimanual, kompresi aorta, dan persipn untuk pembedahan).
b.      Transfuse sesegera mungkin untuk mengganti kehilangan darah. Pada kasus syok karena perdarahan, transfuse darah di butuhkan jika Hb <8 g%. biasanya darah yang di berikan adalah darah segar yang baru di ambil dari donor darah.
c.       Tentukan penyebab perdarahan dan tatalaksan:
1)      Jika perdarahan terjadi setelah 22 minggu pertama kehamilan, curigai abortus, kehamilan ektopik atau mola.
2)      Jika perdarahan terjadi setelah 22 minggu atau pada saat persalinan tetapi belum melahirkan, curigai plasenta previa, solusio plasenta atau robekan dinding uterus.
3)      Jika perdarahan terjadi setelah melahirkan , curigai robekan dinding uterus, atonia uteri, robekan jalan lahir, palsenta yang tertinggal.
d.      Nilai ulang keadaan ibu: dalam waktu 20-30 menit setelah pemberian cairan, untuk melihat adanya tanda-tanda perbaikan.
e.       Tanda-tanda bahwa kondisi pasiaen sudah stabil atau ada perbaikan adalah sebagai berikut
1)      Tekanan darah mulai naik, sistolik mencapai 100 mmHg
2)      Denyut jantung stabil
3)      Kondisi mental pasien membaik, ekspresi ketakutan berkurang
4)      Produksi urin bertambah, diharapkan produksi urin paling sedikit 100 ml/ 4 jam atau 30 ml/jam
SYOK SEPTIK
Jika infeksi di curigai sebagai penyebab syok:
a.       Ambil sampel secukupnya (darah, urin, pus) untuk kultur mikroba sebelum memulai terapi antibiotic, jika fasilitas memungkinkan
b.      Penyebab utama syok septik (70% kasus) ialah bakteri Gram negative seperti E. colli, Clebsiela pneumonia, Serratia, Enterobacter, dan Pseudomonas.
c.       Antibiotic harus di berikan apabila di duga atau terdapat infeksi, misalnya pada kasus sepsis, syok septic, cedera intraabdominal, dan perforsi uterus.
d.      Untuk kebanyakan kasus di pilih antibiotic bersprektrum luas yang efektif terhadap kuman Gram negative, Gram positif, anaerobic dan clamidia. Antibiotic harus di berikan dalam bentuk kombinasi agar diperoleh cakupan yang luas.
e.       Beri kombinasi antibiotic untuk mengobati infeksi aerob dan anaerob dan teruskan sampai ibu tersebut bebas demam selama 48 jam.
1)      Penisilin G 2 juta unit atau ampisilin 2 g I.V setiap 6 jam
2)      Di tambah gentamisin 5 mg/kg BB I.V setiap 24 jam
3)      Di tambah metronidazol 500 mg setip 8 jam
f.       Nilai ulang keadaan ibu tersebut untuk menilai adanya tanda- tanda perbaikan
Jika trauma di curigai sebagai penyebab syok, lakukan persiapan untuk pembedahan.Perubahan kondisi sepsis sulit di perkirakan dalam waktu singkat dapat memburuk.Tanda-tanda bahwa kondisi pasiaen sudah stabil atau ada perbaikan adalah sebagai berikut
1)      Tekanan darah mulai naik, sistolik mencapai 100 mmHg
2)      Denyut jantung stabil
3)      Kondisi mental pasien membaik, ekspresi ketakutan berkurang
4)      Produksi urin bertambah, diharapkan produksi urin paling sedikit 100 ml/ 4 jam atau 30 ml/jam
 Penilaian Ulang
a.       Nilai ulang respon ibu terhdap pemberin cairan dalam waktu 30 menit untuk menentukan kondisinya membaik. Tanda-tanda perbaikan meliputi:
1)      Nadi yang stabil (90/ menit atau kurang)
2)      Peningkatan tekanan darah (sistolik 100 mmHg atau lebih)
3)      Perbaikan status mental ( berkurangnya kebingungan dan kegelisahan)
4)      Meningkatnya jumlah urin (30 ml/jam atau lebih)
b.      Jika kondisi ibu tersebut membaik
1)      Sesuaikan kecepatan infuse menjadi 1 liter dalam 6 jam
2)      Teruskan penatalaksanaan untuk penyebab syok
c.       Jika kondisi ibu tersebut tidak membaik, berarti ia membutuhkan penanganan selanjutnya.






BAB III
TINJAUAN KASUS

                                                         
KASUS
Ny M umur 23 tahun G1P0A0 di temani dengan suaminya tanggal 18 April 2013 jam 06:00 WIB  datang ke BPM bidan D untuk memeriksakan kehamilannya. Suami Ny. M mengatakan saat ini umur kehamilan istriya32 minggu. Pasien mengalami perdarahan pervaginam berwarna merah segar, tidak disertai rasa nyeri. Ny. M mengatakan saat ini dia merasa lelah dan lemah, serta telah mengeluarkan banyak darah dari alat genetalia sejak 8 jam yang lalu. Tekanan darah 80/60 mmHg, nadi 115x/menit, suhu 36,70C, respirasi 32x/menit. Wajah ibu tamapak pucat dan gelisah serta berkeringat pada telapak tangan.


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU ANTEPARTUM PATOLOGIS
NY. M (23 TH) G1P0A0 UK 32 MINGGU
DENGAN SYOK OBSTETRI

Hari / tanggal masuk   : Kamis, 18 April 2013
No. MR                       : 11220024
Jam                              : 06:00 WIB
Tempat                        : BPM D
Jenis Pengkajian          : autoanamnesa dan alloanamnesa
I.     PENGKAJIAN                        
Tanggal    : 18 April2013             jam      : 06:00 WIB
1.      Identitas                Istri                                          Suami
Nama                          : Ny. M                                    Tn. T
Umur                          : 23 tahun                                24 tahun
Agama                        : Jawa                                      Jawa
Suku/ Bangsa             : Indonesia                              Indonesia
Pendidikan                 : SMP                                      SMP
Pekerjaan                    : IRT                                        Swasta
Alamat                       : Jln. Anggrek VII, Jobang
N0. HP                       : 087147820***
2.      Data Subyektif
a.       Alasan datang
Suami pasien mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
b.      Keluhan Utama
Pasien mengalami perdarahan pervaginam berwarna merah segar namun tidak disertai rasa nyeri. Ibu merasa lelah dan lemah, serta telah mengeluarkan banyak darah dari alat genetalia sejak 8 jam yang lalu.
c.       Riwayat Kehamilan Sekarang
1)      G1P0A0
2)      HPHT                                                   : 6 September2012
3)      Umur Kehamilan                                  : 32minggu
4)      HPL                                                      : 13Juni 2013
5)      ANC pertama umur kehamilan             : 6minggu
6)      Keluhan-keluhan pada :
Trimester I                   : mual, muntah
Trimester II                 : Perdarahan pervaginam
Trimester III                : Perdarahan Pervaginam
7)      Pergerakan janin
Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin lebih dari 10 kali dalam 12 jam.
d.      Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita
a.       Jantung                         : Tidak ada
b.      Ginjal                            : Tidak ada
c.       Asma/ TBC Paru          : Tidak ada
d.      Hepatitis                       : Tidak ada
e.       D.M                              : Tidak ada
f.       Hipertensi                     : Tidak ada
g.      Epilepsy                        : Tidak ada
h.      HIV/AIDS                   : Tidak ada
i.        Lain-lain                       :      –
Riwayat penyakit keluarga
a.       Jantung                         : Tidak ada
b.      Hipertensi                     : Tidak ada
c.       D.M                             : Tidak ada
d.      Asma                            : Tidak ada
e.       Lain-lain                       :     –
e.       Riwayat kontrasepsi yang digunakan
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kentrasepsi apapun.
f.       Pola Pemenuhan Kebutuhan
Sebelum Hamil                                    Selama Hamil
a.       Nutrisi
Makan
Frekuuensi : 3x/hari                                   3x/hari
Jenis          : Nasi, lauk, sayur                    Nasi, lauk, sayur
Porsi          : 1 piring                                  1 piring
Pantangan : tidak ada                               tidak ada
Keluhan     : tidak ada                               tidak ada
Minum
Jenis          : air putih                                 air putih, susu
Banyaknya            : 6-7 gelas/hari                         7-9 gelas/hari
Pantangan : Tidak ada                              Tidak ada
Keluhan     : Tidak ada                              Tidak ada
b.      Eliminasi
BAB
Frekuensi     : 1x/hari                                1x/hari
Warna          : kuning kecoklatan              kuning kecoklatan
Konsistensi : lembek                                lembek
Keluhan       : tidak ada                            tidak ada        
BAK
Frekuensi      : 4-6x/hari                            6-7x/hari
Warna            : kuning jernih                    kuning jernih
Konsistensi   : cair                                    cair
Keluhan         : tidak ada                          tidak ada
c.       Istirahat
Tidur  siang
Lama        : 1 jam/hari                              1 jam/ hari
Keluhan    : tidak ada                               tidak ada
Tidur malam
Lama        : 8 jam/ hari                             8 jam/hari
Keluhan    : tidak ada                               tidak ada
d.      Personal Hygiene
Mandi                   : 2x/hari                                   2x/hari
Ganti pakaian       : 2x/hari                                   2x/hari
Gosok gigi            : 3x/hari                                   3x/hari
Keramas               : 3x/minggu                             3x/minggu
Kebiasaan membersihkan genetalia : setiap selesai BAB/BAK,dan setiap mandi
e.       Aktifitas
Di luar rumah : tidak ada
Di rumah         : cuci piring, baju, menyapu, memasak dan kegiatan rumah
tangga lainnya
3.        Data Obyektif
a.         Pemeriksaan umum
Keadaan umum           :  pucat, lemah
Kesadaran                   :  somnolen
Tanda Vital
Tekanan Darah            : 80/60 mmHg,            Nadi                : 115x/menit
Respirasi                      : 32x/menit,                 Suhu                : 36,70C
BB sebelum hamil       : 54 kg,                        BB sekarang    : 60 kg,
TB                               : 159 cm,                     Lila                  : 28 cm
IMT                             : 23,73
b.      Pemeriksaan fisik
a.       Kepala              : simetris, bersih tidak ada ketombe, rambut hitam,
                                    bersih
b.      Waah                : simetris, pucat
c.       Mata                 : simetris, sclera putih, konjungtiva pucat
d.      Mulut                : bibirpucat, mulut bersih, tidak ada caries dan
                        oedema gusi
e.       Telinga              : simetris, bersih tidak ada serumen
f.       Hidung             : bersih, tidak ada polip
g.      Leher                : tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan
                        limfe
h.      Dada                 : napas cepat, tidak teratur, tidak ada retaksi dinding
                        dada
i.        Abdomen          : simetris, ada linia nigra dan striae gravidarum,
                          tidak ada luka bekas operasi.
                         Palpasi
Leopold I        : TFU pertengahan antara pusat dengan px, bagian fundus teraba bagian janin agak bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II       : Sebelah kiri perut ibu teraba bagian kecil kecil janin (ekstremitas). Sebelah kanan perut ibu teraba bagian janin panjang dan keras seperti papan (punggung)
Leopold III     : Diatas sympisis ibu teraba bagian janin bulat, keras, dan melenting (kepala)
Leopold IV     : Kedua tangan pemeriksa masih bisa bertemu (konvergen). Bagian terendah janin belum masuk PAP
                        Pemeriksaan Mc. Donald       
TFU                 : 24cm                         TBJ : 1860 gram
Auskultasi DJJ: 156 x/menit, dipuntum maksimum sebelah kanan bawah pusat.
j.        Genetalia          : ada perdarahan, tidak ada oedema dan varises.
k.      Eksteremitas atas          : tidak ada oedema, ujung kuku tidak pucat
l.        Eksteremitas bawah: tidak ada oedema, ujung kuku tidak pucat.
4.      Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
I.                   INTERPRETASI DATA DASAR
A.    Diagnosa kebidanan
Ny.”M” umur 23 tahun G1P0A0 UK 32 minggu dengan syok hemoragik
Janin tunggal hidup intrauteri puka preskep
B.     Data Dasar:
DS:
a.       Suami ibu mengatakan berumur 23 tahun
b.      Suami ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran
c.       Ibu mengtakan HPHT tanggal 6-09-2012
d.      Ibu mengatakan telah mengalami perdarahan pervaginam sejak 8 jam yang lalu tanpa rasa nyeri.
e.       Ibu mengatakan merasa lelah dan lemah.
DO:
Keadaan umum           :  pucat dan lemah
Kesadaran                   :  somnolen
Tanda Vital
Tekanan Darah            : 80/60 mmHg,            Nadi                : 115x/menit
Pernapasan                  : 33x/menit,                 Suhu                : 36,70C
Mata                            : Simetris, tidak ada secret, sclera putih, konjungtiva
pucat, tidak ada kelainan seperti strabismus, dll.
Mulut                           : bibirpucat, mulut bersih, tidak ada caries dan oedema gusi
C.     Masalah
-
D.    Kebutuhan
-
II.                IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL
Bagi Ibu    : hipoksia jaringan, kamatian jaringan
Bagi janin : hipoksia, gawat janin
III.             ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Melakukan Rujukan ke RS
IV.             PERENCANAAN          
Tanggal :18 April 2013     Pkl : 06:10WIB
1.      Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan kondisinya
2.      Lakukan penanganan awal syok, meliputi:
a.       Baringkan ibu dengan posisi miring untuk meminimalkan risiko terjadinya aspirasi jika ia muntah dan untuk memastikan jalan napasnya terbuka.
b.      Jagalah ibu tersebut tetap hangat.
c.       Naikkan kaki ibu untuk menambah jumlah darah yang kembali ke jantung.
d.      Pantau tanda-tanda vital.
3.      Lanjutkan dengan penanganan khususu, meliputi:
a.       berikan oksigen dengan kecepatan 6-8 liter per menit dengan sungkup atau kanula hidung.
b.      Segera berikan cairan infuse intravena (2 jalur atau lebih)
c.       Jangan berikan cairan melalui mulut pada ibu yang mengalami syok
d.      Pantau terus tanda-tanda vital (setiap 15 menit)
e.       Lakukan kateterisasi kandung kemih dan pantau cairan yang masuk dan jumlah urin yang keluar.
f.       Beri dukungan kepada ibu untuk istirahat
4.      Konseling mengenai rujukan
5.      Rujuk keRS jika kondisi ibu tidak membaik
V.                PELAKSANAAN           
Tanggal     : 18 April2013 pukul   : 06:12 WIB
1.      Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan dan kondisinya.
2.      Melakukan penanganan awal syok, meliputi:
a.       Membaringkan ibu dengan posisi miring untuk meminimalkan risiko terjadinya aspirasi jika ia muntah dan untuk memastikan jalan napasnya terbuka.
b.      Menjaga ibu tersebut tetap hangat tetapi jangan terlalu panas.
c.       Menaikan kaki untuk menambah jumlah darah yang kembali ke jantung.
d.      Memantau tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, dan suhu tubuh)
3.      Melanjutkan dengan penanganan khusus, meliputi:
a.       Memberikan oksigen dengan kecepatan 6-8 liter per menit dengan sungkup atau kanula hidung.
b.      Memberikan infuse intravena. Segera memberikan cairan infuse (RL) awalnya dengan kecepatan 1 liter dalam15-20 menit. Paling sedikit 2 liter dalam 1 jam pertama.
c.       Memantau terus tanda-tanda vital (setiap 15 menit) dan darah yang hilang.
d.      Melakukan kateterisasi kandung kemih dan memantau cairan yang masuk dan jumlah urin yang keluar.
e.       Memberikan dukungan kepada ibu untuk istirahat agar membantu dalam pemulihan kondisi ibu.
4.      Melakukan konseling pra rujukan
5.      Melakukan rujukan ke RS
VI.             EVALUASI
Tanggal     : 18 April2013             pukul   : 06:30WIB
1.      Ibu dan keluarga mengerti dengan keadaannya.
2.      Oksigen dan cairan infuse telah diberikan.
3.      Hasil observasi
Tanda Vital
Tekanan Darah : 80/60 mmHg,           Nadi                : 110x/menit
Pernapasan      : 33x/menit,                 Suhu                : 36,50C
Jumlah perdarahan ± 50 cc
4.      Ibu dan keluarga bersedia untuk di rujuk ke RS.




BAB IV
PENUTUP


Syok obstetri adalah keadaan syok pada kasus obstetri yang kedalamannya tidak sesuai dengan perdarahan yang terjadi. Klasifikasi Syok:Syok hipovolemik, syok sepsis (endatoxin shock), syok kardiogenik, dan syok neurogenik.
Penanganan syok terbagi dua bagian yaitu:
Penangana Awal
1.      Mintalah bantuan. Segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
2.      Lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu dan harus dipastikan bahwa jalan napas bebas.
3.      Pantau tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan dan suhu tubuh)
4.      Baringkan ibu tersebut dalam posisi miring untuk meminimalkan risiko terjadinya aspirasi jika ia muntah dan untuk memastikan jalan napasnya terbuka.
5.      Jagalah ibu tersebut tetap hangat tetapi jangan terlalu panas karena hal ini akan menambah sirkulasi perifernya dan mengurangi aliran darah ke organ vitalnya.
6.      Naikan kaki untuk menambah jumlah darah yang kembali ke jantung (jika memungkinkan tinggikan tempat tidur pada bagian kaki)
Penanganan Khusus
Mulailah infus intra vena. Darah diambil sebelum pemberian cairan infus untuk pemeriksaan golongan darah dan uji kecocockan (cross match), pemeriksaan hemoglobin, dan hematokrit. Jika memungkinkan pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, ureum, kreatinin, pH darah dan elektrolit, faal hemostasis, dan uji pembekuan.
a.    Bagi petugas
Meningkatkan peranan bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kebidanan, lebih meningkatkan mutu pelayanan dan dapat memberikan asuhan kebidanan secara optimal.
b.      Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan memerlukan kerjasama yang baik dalam usaha memecahkan masalah klien

 

DAFTAR PUSTAKA


Fadlun dan Achmad Feryanto. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta : Salemba medika.
POGI.IDAI. IDI, IBI, BAKTI HUSADA. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Pt Bina Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Pt Bina Pustaka.