KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ASKEB IV dengan judul “KEHAMILAN DENGAN
PENYAKIT TIPUS ABDOMINALIS”.
Makalah ini disusun
sebagai upaya memenuhi kebutuhan materi belajar-mengajar untuk mata kuliah
ASKEB IV.
Dalam penulisan
makalah ini juga tidak lepas dari dukungan berbagai pihak sehingga penulisan
makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis Tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi dukungan dan semangat kepada
penulis.
Penulis menyadari
walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal, mencurahkan segala
pikiran dan kemampuan yang dimiliki, makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunan.Untuk
itu, penulis sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi tercapai
suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam bidang mata ajar ASKEB IV.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.
Yogyakarta,
maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG............................................................................................ 1
B.
TUJUAN................................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN....................................................................................................... 3
B.
ETIOLOGI.............................................................................................................. 3
C.
PATOFISIOLOGI.................................................................................................. 4
D.
TANDA
DAN GEJALA........................................................................................ 4
E.
KOMPLIKASI
...................................................................................................... 4
F.
DIAGNOSIS
KERJA............................................................................................. 5
G.
PENGOBATAN…………………………………………………......................... 6
H.
PENCEGAHAN…………………………………………………......................... 7
I.
PROGNOSIS…………………………………………………………….............. 8
BAB
III TINJAUAN KASUS........................................................................................... 9
BAB
IV PENUTUP
A.
KESIMPULAN...................................................................................................... 17
B.
SARAN................................................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Typus
abdominalis dalam kehamilan, dan nifas menunjukan angka kematian yang lebih
tinggi dari pada di luar kehamilan. Ibu hamil yang menderita tifus memiliki
risiko kematian 15 persen atau lebih. Penyakit ini mempunyai pengaruh
buruk terhadap kehamilan. Janin yang dikandungnya berpeluang sekitar 60-80
persen gugur atau lahir prematur, lebih dini terjadinya infeksi dalam
kehamilan, lebih besar kemungkinan berakhirnya kehamilan. Infeksi ini bisa
dicegah dengan vaksinasi. Ibu yang mengalami infeksi setelah melahirkan
disarankan untuk tidak menyusui bayinya karena dikhawatirkan bisa menular.
Selain itu, ibu dianjurkan untuk banyak istirahat, menjalani pengobatan
simptomatik dan minum obat antibakteri.Pengobatan dengan kloramfenikol atau
tiamfenikol (Urfamycin) biasanya cukup manjur. Waktu ada wabah, semua wanita
hamil perlu diberi vaksinasi. Walaupun kuman-kuman tIfus abdominalis tidak di
keluarkan melalui air susu, namun sebaiknya penderita tidak menyusui bayinya
karena keadaan umum ibu biasanya tidak mengizinkan, dan karena kemungkinan
penuluaran oleh ibu melalui jalan lain tetap ada. Tifus abdominalis tidak
merupakan indikasi bagi abortus buatan.
Transmisi
kuman Salmonela typhi terjadi melalui oral, kontaminasi makanan/minuman dengan
kuman tersebut. Penyakit ini mengakibatkan gejala demam, yang naik bertahap
(tidak mendadak tinggi, seperti kebanyakan infeksi virus). Keluhan perut
umumnya selalu ada, dapat berupa diare, nyeri, atau konstipasi. Lidah tampak
kotor, tremor, dengan tepi hiperemis. Nadi dapat memperlihatkan bradikardi
relatif, dengan nadi per menit yang tidak sesuai (terlalu lambat) dibandingkan
suhu badan yang tinggi. Laboratorium didapatkan lekopenia dan trombositopenia
(tidak seberat trombositopenia pada DBD).
B.
TUJUAN
1. Umum
Mengetahui penyakit yang menyertai
KEHAMILAN serta upaya-upaya apa sajakah yang harus direncanakan untuk mengatasi
penyakit dalam kehamilan.
2. Khusus
a. Mengetahui
pengertian demam tipoid dalam kehamilan
b. Mengetahui
tanda gejala demam tipoid dalam kehamilan
c. Untuk
mengetahui asuhan yang harus diberikan kepada kehamilan dengan tipus
abdominalis
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
PENGERTIAN
Tifus abdominalis (demam tifoid,
enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang biasnya mengenai saluran cerna
dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan
dan gangguan kesadaran.
Ibu hamil merupakan kelompok risiko
untuk infeksi tifoid, yang disebabkan Salmonella typhi,. Transmisi tifoid
berkembang pesat pada daerah dengan kondisi sanitasi yang buruk, komplikasi
tifoid tergolong berat dan fatal. Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang
mengakibatkan gejala khas : demam, nyeri kepala, nyeri perut, nyeri otot, mual
muntah, anoreksia, obstipasi/ diare, dan penurunan kesadaran.
Dalam hubungan dengan dengan
kehamilan, tidak dilaporkan bahwa kehamilan akan memperberat perjalanan penyakit
demam tifoid. Demam tifoid dapat mengakibatkan komplikasi peningkatan risiko
abortus/partus prematurus. Pada umumnya, risiko berakhirnya kehamilan pada ibu
yang terserang demam tifoid semakin tinggi bila infeksi terjadi saat kehamilan
berusia muda.
B.
ETIOLOGI
Salmonella typhi, basil gram
negatif, bergerak dengan rambut, tidak berspra. Mempunyai sekurang-kurangnya 3
macam antigen yaitu antigen O (somatik), antigen H (flagela) dan antigen Vi.
C.
PATOFISIOLOGI
Bakteri masuk melalui saluran cerna,
dibutuhkan jumlah serratus ribu sampai satu milyar untuk dapat menimbulkan
infeksi. Sebagaian besar bakteri mati oleh asam lambung. Bakteri yang tetap
hidup akan masuk kedalam ileum melalui mikrovili dan mencapai plak payeri,
selanjutnya masuk kedalam pembuluh darah (bakteremia). Pada tahap selanjutnya,
s.typoii menuju keorgan sistem retikoendotial.
D.
TANDA DAN GEJALA
Masa tunas 7-14 (rata-rata 3-30)
hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan
tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak semangat. Pada kasus
khas biasa ditemukan gejala klinis berupa demam, gangguan pada saluran
pencernaan, dan gangguan kesadaran.
1. Panas badan yang semakin hari
bertambah tinggi, terutama pada sore dan malam hari. Terjadi selama 7-10 hari,
kemudian panasnya menjadi konstan dan kontinyu. Umumnya paginya sudah merasa
baikan, namun ketika menjelang malam kondisi mulai menurun lagi
2. Pada fase awal timbul gejala lemah,
sakit kepala, infeksi tenggorokan, rasa tidak enak diperut, sembelit atau
kadang sulit BAB, dan diare.
3. Dehidrasi yang gawat (dehidrasi
bertambah hebat apabila pasien juga mengalami hiperemesis gravidarum)
4. Pada keadaan yang berat penderita
bertambah sakit dan kesadaran mulai menurun
E.
KOMPLIKASI
Pada tifus abdominalis dapat terjadi
komplikasi berupa perdarahan usus, perforasi usus, peritonitis, miningitis,
kolesitis, ensefalopati, bronkopneumonia, hepatis, dehidrasi, asidosis.
F.
DIAGNOSIS KERJA
Dari anamnesis dan pemeriksaan
jasmani dapat dibuat diagnosis, observasi tifus abdominalis.
Untuk memastikan diagnosis perlu
dikerjakan pemeriksaan laboratorium sebagai berikut:
1. Pemeriksaan yang berguna untuk menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan
darah tepi
Terdapat gambar leukoperia,
limfositosis relatif dan aneosinofilia. Mungkin terdapat anemia dan trombositopenia
ringan.
b. Pemeriksaan
sumsum tulang
Teradapat gambaran sumsum tulang
berupa hiperaktif RES dengan adanya sel makrofag, sedangkan sistem
eritropoesis, granulopoesis dan trombopoesis berkurang.
2. Pemeriksaan laboratorium untuk membuat diagnosis
a. Biakan
empedu
Basil salmonella typhii dapat
ditemukan dalam darah penderita biasnya dalam minggu pertama sakit. Selanjutnya
lebih sering ditemukan dalam urin dan feses dan mungkin akan tetap positif
untuk waktu yang lama. Oleh karena itu pemeriksaan yang positif dari contoh
darah digunakan untuk menegakan diagnosis, sedangkan pemeriksaan negatif dari
contoh urin dan feses 2 kali berturt-turut digunakan untuk memnentukan bahwa
penderita telah benar-benar sembuh dan tidak menjadi pembawakman (karier).
b. Pemeriksaan
lidah
Dasar pemeriksaan ialah reaksi
aglutinasi yang terjadi bila serum penderita dicampur dengan suspensi antigen
salmonella typii. Pemeriksaan yang positif ialah bila terjadi reaksi
aglutinasi. Dengan jalan mengencerkan serum, maka kadar zat anti dapat
ditentukan, yaitu pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan reaksi
aglutinasi.
Untuk membuat diagnosis yang
diperlukan ialah titer zat anti terhadap antigen O. titer yang bernilai 1/200
atau lebih dan atau menunjukan kenaikan yang progresif digunakan untuk membuat
diagnosis.titer tersebut mencapai puncaknya bersamaan dengan penyembuhan
penderita. Titer terhadap antigen H tidak diperlukan untuk diagnosis.
Sebaliknya titer dapat positif
karena keadaan sebagai berikut:
·
Titer O dan H tinggi karena terdapatnya aglutinin normal,
karena infeksi basil coli patogen dalam usus.
·
Pada neonatus, zat anti tersebut diperoleh dari ibunya
melalui tali pusar.
·
Terdapat infeksi silang dengan Rickettesia (loeil felix).
·
Akibat imunisasi secara alamiah karena masuknya
G.
PENGOBATAN
1. Isolasi penderita dan desinfeksi
pakaian dan ekskreta.
2. Perawatan yang baik untuk
menghindarkan komplikasi mengikat sakit yang lama, lemah dan anoreksia dll.
3. Istirahat selama demam sampai dengan
2 minggu normal kembali, yaitu istirahat mutlak, berbaring terus ditempat
tidur. Seminggu kemudian boleh duduk dan selanjutnya boleh berdiri dan
berjalan.
4. Diet makanan harus cukup mengandung
kalori, cairan dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak
serat, tidak meragsang dan tidak banyak menimbulkan gas. Konsumsi makanan yang lunak-lunak (bubur).
5. Obat terpilih adalah kloramferikol
100 mg/kg BB/hari dai bagi dalam 4dosis selama 10 hari. Dosis maksimal
kloramfenikol 2g/hari. Bla pasien tidak serasi/alergi dapat diberikan golongan
obat lain misalnya penisilin atau kortimoksazol.
6. Pada saat nifas, pertimbangkanresiko
dan keuntungan untuk memberikan laktasi atau merawat kondisi bayi yang baru
dilahirkan. Meskipun hasil tipoid tidak mencapai ASI, tetapi karena ibu sakit
berat dan dapat menularkannya, maka bayi segera dipisahkan dari ibu setelah
lahir.
7. Bila terdapat komplikasi harus
diberikan terapi yang sesuai.
H.
PENCEGAHAN
1. Penyakit tipes dapat ditularkan
melalui makanan dan minuman yang tercemar dengan kuman tipes, salmonella
typhosa, kotoran atau air kencing dari penderita tipes.
2. Hindari jajanan dipinggir jalan
terlebih dahulu atau telur ayam yang dimasak setengah matang pada kulitnya
tercemar tinja ayam yang mengandung bakteri tipes.
3. Untuk mencegah penyakit tipes dapat
divaksin tipes atau tipoid yang disuntikkan atau secara minum obat dan dapat
melindungi seseorang dalam waktu 3 tahun.
4. Daya tahan tubuh harus ditingkatkan
seperti gizi yang baik, tidur 7-8 jam sehari, olahraga secara teratur 3-4 kali
seminggu selama 1 jam.
5. Bagi orang yang pernah mengalami
penyakit tipes sebaiknya tidak melakukan kegiatan yang sangat melelahkan.
Karena akan lebih mudah kambuh kembali dari pada orang yang sama sekali belum
menderita tipes.
6. Hindarilah makanan yang tidak bersih
dan cucilah tangan sebelum makan.
I.
PROGNOSIS
Prognosis menjadi kurang baik atau
buruk bila terdapat gejala klinis yang berat seperti:
1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau
kontinua.
2. Kesadaran menurun sekali yaitu
sopor, koma atau delirium.
3. Terdapat komplikasi yang berat
misalnya dehidrasi dan asidosis, peritonitis, bronkopneumonia dll.
4. Keadaan gizi penderita buruk.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
Tanggal 4 maret 2013 seoarang perempuan G1P0A0 umur 21 tahun UK 15 minggu datang ke bidan praktek
mandiri dengan keluhan deman tinggi menetap, pusing, mual dan muntah, klien
merasa cemas karena terasa nyeri dibagian perut.
Asuhan
kebidanan pada ibu hamil patologis
Ny.I 21 tahun G1P0A0 uk 15 minggu dengan Tifus Abdominalis
Di
BPM Guna
Bangsa
1. Pengkajian / Pengumpulan Data
Tanggal : 4 maret 2013 Pukul/jam :
11.00
A.
Anamnesa (Data subjektif)
1. Biodata/identitas
Nama klien : Ny.I Nama Suami : Tn.B
Umur :
21 tahun Umur : 22 tahun
Suku/kebangsaan : Jawa/indonesia Suku/kebangsaan : Jawa/indonesia
Pendidikan : S1-Ekonomi Pendidikan : S1-Ekonomi
Pekerjaan : Belum bekerja Pekerjaan : Pegawai Bank
Alamat rumah : jln diponegoro Alamat : Jln
diponegoro,
Lombok timur Lombok Timur
2. Alasan
datang ke bidan :
Ibu
mengatakan ingin memeriksakan keadaannya
3. Keluhan
utama :
Ibu mengatakan Demam tinggi menetap,
pusing, mual dan muntah, sejak 2 hari yang lalu.
4. Riwayat
kesehatan
a. Riwayat
kesehatan sekarang : Tidak sedang menderita hipertensi, DM,
jantung, yang dirasakan saat ini, demam tinggi yang menetap, pusing, mual dan
muntah.
b. Riwayat
penyakit menurun : Ibu mengatakan tidak ada yang menderita penyakit berat seperti,
hipertensi, DM, jantung, TBC, IMS, dll
c. Riwayat
penyakit keluarga : keluarga tidak ada yang menderita penyakit
berat seperti, hipertensi, DM, jantung, TBC, IMS, dll.
5. Pola
kebutuhan :
a. Nutrisi
1) Makan
Sebelum hamil : 3x
sehari/teratur
Bahan makanan : Nasi, telur, daging, tahu, tempe, sayur dan buah.
Alergi makanan : Tidak
ada.
Makanan Pantangan : Tidak ada.
Selama hamil ibu mengatakan tidak ada
perubahan pada pola makan, masih tetap 3x/hari, hanya saja ditambah dengan
susu.
2) Minum
Sebelum hamil
Banyaknya : 6-8 gelas/hari.
Jenis :
Air putih.
Selama hamil ibu mengatakan ada
perubahan menjadi 8-10 gelas/hari.
b. Eliminasi.
a. BAK
Sebelum hamil
Frekuensi BAK :
6-7kali/hari.
Warna : kuning urine.
Bau : Khas urine.
Keluhan : tidak ada.
Perubahan selama hamil, frekuensi BAK
menjadi 7-9x/hari.
b. BAB
Sebelum hamil
Frekuensi BAB :
1X/hari
Konsitensi :
lunak.
Keluhan : Tidak ada.
Selama hamil, tidak ada perubahan
frekuensi pada BAB.
c. Personal
higiene.
Mandi : 2x/hari
Menggosok gigi :
2x/hari
Membersihkan genethalia :
sesudah BAK/BAB
Ganti pakaian :
2x/hari
Ganti Pakaian dalam : 2x/hari
6. Data
psikologis
a. kelahiran
anak diharapkan/tidak : kelahiran anak diharapkan
b. Saudara
terdekat siapa : Mertua
c. Rencana
yang merawat bayinya : ibu
d. Dukungan
dari keluarga : Sangat mendukung kehamilan ibu.
7. Data
sosial.
a. Ibu
tinggal serumah dengan : Suami
b. Hubungan
ibu dengan keluarga : Keluarga Dekat
c. Kegiatan
sosial yang diikuti ibu : Tidak
ada
B.
Data
Objektif
1.
Keadaan umum : lemah
a.
TD :
100/70mmHg
b.
Nadi :
85x/menit
c.
Kesadaran :
Compos Mentis
d.
Suhu : 37,2’C
e.
Respirasi :
24x/menit
f.
BB : 56kg
g.
TB : 152cm
2. Riwayat
Obstetric.
a. Menarche : 13tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lama : 6 hari
d. Banyaknya
darah : 2-3x ganti pembalut/hari
e. Bau : Amis
f. Warna :
Merah segar
g. Konsistensi : encer.
h. Disminorea : Tidak ada
i.
Flour albus :
menjelang menstruasi dan pertengahan siklus
j.
HPHT :
14 november 2012.
k. HPL : 21 agustus 2013
c.
Riwayat Kehamilan sekarang :
HPHT : 14 november 2012
HPL : 21 Agustus 2013.
UK : 15
minggu.
Gerakan janin pertama kali dirasakan :
belum dirasakan
Tanda bahaya dan penyulit kehamilan :
Tidak ada
Obat-obat yang dikonsumsi : Tablet fe dan
asam folat.
Kebiasaan ibu/keluarga
a.
Merokok :
Tidak ada
b.
Narkoba : Tidak ada
c.
Alkohol : Tidak ada
d.
Minum jamu : Tidak ada
d.
Pemeriksaan Fisik :
1. Kepala
Bentuk : Simetris, Tidak ada benjolan
Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe
2. Muka
Mata : konjungtiva pucat, sklera putih, tidak ada secret.
Hidung : simetris, tidak ada polip
Mulut : Tidak ada sariawan dan caries gigi, bibir
kering dan pucat.
Telinga :
simetris, tidak ada secret.
Kulit : kering.
3.
Leher : Simetris, ada pembesaran kelenjar limfe dan
thiroid.
4.
Dada
Bentuk : Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
bunyi tambahan.
Payudara : Puting susu menonjol, kolostrum belum keluar,
tidak ada massa.
5.
Abdomen
Kontraksi : belum terasa.
Kandung kemih : penuh
Riwayat operasi : Tidak ada
Garis linea nigra dan striae gravidarum :
Tidak ada.
Palpasi : Leopod 1 TFU setinggi pertengahan simfisis
dengan pusat.
6.
Genetalia
Varises : Tidak ada
Oedem :
Tidak ada
Hemoroid : Tidak ada
Pembesaran kelenjar bartolin : Tidak ada
7.
Ekstremitas : Tidak ada
Oedema, Tidak ada Varises, dan mampu bergerak bebas.
e. Pemeriksaan Penunjang
Laboraturium : Hb :
12gr%
Widal : positif
II. Interpretasi data Dasar
1. Diagnosa Kebidanan :
Ny. I umur 21 tahun G1P0A0 UK 16 minggu dengan tifus
abdominalis
2. Masalah :
Ibu
merasakan pusing, mual
muntah, nyeri perut
3. Kebutuhan :
KIE tentang penyebab tipus
abdominalis dan cara
mengatasinya
III . Identifikasi masalah potensial
Tifus abdominalis
IV. Identifikasi
Tindakan Segera
Tanggal
4 maret 2013 jam:11.15
WIB
a. Mandiri
Mengurangi rasa cemas pada ibu dan
keluarga dan memberikan obat turun panas
b. Kolaborasi
Mengirim pasien ke laboraturium untuk
melakukan pemeriksaan
c. Merujuk
Merujuk Ke KRS.
V . Merencanakan
Asuhan kebidanan
Tanggal
: 4 maret 2013 Jam
: 11.20 WIB
a. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan
b. Beritahu
ibu dan keluarga tentang resiko bagi janin
c. Anjurkan
ibu untuk tenang dan berfikir positif
d. Anjurkan
suami dan keluarga untuk mendukung ibu
e. Anjurkan
kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
f. Beritahu
ibu bahwa dirinya akan di rujuk ke dokter spesialis kandungan agar mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
VI. Pelaksanaan
Tanggal : 4 maret 2013. Jam : 11.25
WIB
a. Memberitahu
kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa kemungkinan ibu terkena
tifus abdominalis.
b. Memberitahu
ibu dan keluarga tentang resiko bagi
janin bisa terjadi keguguran,lahir prematur, kecacatan.
c. Menganjurkan
ibu dan keluarga tetap tenang
d. Menganjurkan
suami dan keluarga agar tetap mendampingi ibu dan memberikan dukungan psikologis
e. Menganjurkan
ke pada ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium agar mendapatkan hasil
yang lebih akurat.
f. Memberitahu
ibu bahwa dirinya akan di rujuk ke dokter spesialis kandungan agar mendapat
pelayanan dan penanganan lebih serius
VII. Evaluasi
Tanggal : 4 maret 2013 Jam : 11.50
WIB
a. Ibu
dan keluarga mengerti dan agak cemas
mendengar penjelasan dari bidan.
b. Ibu
dan keluaga merasa kehawatir dengan keadaan janinnya
c. Suami
dan keluarga bersedia mendampingi dan memberi dukungan ke pada ibu.
d. Ibu
bersedia untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
e. Ibu
bersedia untuk di rujuk ke dokter.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tifus abdominalis (demam tifoid,
enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang biasnya mengenai saluran cerna
dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan
dan gangguan kesadaran.
Bakteri masuk melalui saluran cerna,
dibutuhkan jumlah serratus ribu sampai satu milyar untuk dapat menimbulkan
infeksi. Sebagaian besar bakteri mati oleh asam lambung. Bakteri yang tetap
hidup akan masuk kedalam ileum melalui mikrovili dan mencapai plak payeri,
selanjutnya masuk kedalam pembuluh darah (bakteremia). Pada tahap selanjutnya,
s.typoii menuju keorgan sistem retikoendotial.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa kebidanan.
Mahasiswa
kebidanan harus bisa berfikir secara kritis dan harus memberi asuhan kebidanan
yang intensif bagi ibu hamil dengan tipus abdominalis.
2. Bagi ibu hamil / umum
Untuk menghindari dari penyakit tipus abdominalis saat hamil
maka harus diperlukan pola hidup sehat
yang teratur seperti pola makan dan pola olahraga supaya tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan saat kehamilan.
Asuhan
kebidanan pada ibu hamil patologis
Ny.I 21 tahun G1P0A0 uk 15 minggu dengan Tifus Abdominalis
Di
BPM Guna
Bangsa
1. Pengkajian / Pengumpulan Data
Tanggal : 4 maret 2013 Pukul/jam :
11.00
A.
Anamnesa (Data subjektif)
1. Biodata/identitas
Nama klien : Ny.I Nama Suami : Tn.B
Umur :
21 tahun Umur : 22 tahun
Suku/kebangsaan : Jawa/indonesia Suku/kebangsaan : Jawa/indonesia
Pendidikan : S1-Ekonomi Pendidikan : S1-Ekonomi
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pegawai Bank
Alamat rumah : jln diponegoro Alamat : Jln
diponegoro,
Lombok timur Lombok Timur
2. Alasan
datang ke bidan :
Ibu
mengatakan ingin memeriksakan keadaannya
3. Keluhan
utama :
Ibu mengatakan Demam tinggi menetap, pusing,
mual dan muntah, sejak 3
hari yang lalu.
4. Riwayat
kesehatan
a. Riwayat
kesehatan sekarang : Tidak sedang menderita hipertensi, DM,
jantung, yang dirasakan saat ini, demam tinggi yang menetap, pusing, mual dan
muntah.
b. Riwayat
penyakit menurun : Ibu mengatakan tidak ada yang menderita penyakit berat seperti,
hipertensi, DM, jantung, TBC, IMS, dll
c. Riwayat
penyakit keluarga : keluarga tidak ada yang menderita penyakit
berat seperti, hipertensi, DM, jantung, TBC, IMS, dll.
5. Riwayat
Obstetric.
a. Menarche : 13tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lama : 6 hari
d. Banyaknya
darah : 2-3x ganti pembalut/hari
e. Bau : Amis
f. Warna :
Merah segar
g. Konsistensi : encer.
h. Disminorea : Tidak ada
i.
Flour albus :
menjelang menstruasi dan pertengahan siklus
j.
HPHT :
14 november 2012.
k. HPL : 21 agustus 2013
l.
Gerakan janin pertama kali dirasakan :
belum dirasakan
m. Tanda bahaya dan penyulit kehamilan :
Tidak ada
n. Obat-obat yang dikonsumsi : asam
folat.
6. Riwayat
Kehamilan sekarang :
Ibu mengatakam ini adalah kehamilannya yang pertama
dan ibu belum pernah melahirkan sebelumnya
7. Pola
kebutuhan :
a. Nutrisi
1) Makan
Sebelum hamil : 3x
sehari/teratur
Bahan makanan : Nasi, telur, daging, tahu, tempe, sayur dan buah.
Alergi makanan : Tidak
ada.
Makanan Pantangan : Tidak ada.
Selama hamil ibu mengatakan tidak ada
perubahan pada pola makan, masih tetap 3x/hari, hanya saja ditambah dengan
susu.
2) Minum
Sebelum hamil
Banyaknya : 6-8 gelas/hari.
Jenis :
Air putih.
Selama hamil ibu mengatakan ada
perubahan menjadi 8-10 gelas/hari.
b. Eliminasi.
a. BAK
Sebelum hamil
Frekuensi BAK :
6-7kali/hari.
Warna : kuning urine.
Bau : Khas urine.
Keluhan : tidak ada.
Perubahan selama hamil, frekuensi BAK
menjadi 7-9x/hari.
b. BAB
Sebelum hamil
Frekuensi BAB :
1X/hari
Konsitensi :
lunak.
Keluhan : Tidak ada.
Selama hamil, tidak ada perubahan
frekuensi pada BAB.
c. Personal
higiene.
Mandi : 2x/hari
Menggosok gigi :
2x/hari
Membersihkan genethalia :
sesudah BAK/BAB
Ganti pakaian :
2x/hari
Ganti Pakaian dalam : 2x/hari
8.
Kebiasaan ibu/keluarga
a.
Merokok :
Tidak merokok
b.
Narkoba : Tidak mengunakan narkoba
c.
Alkohol : Tidak minum alkohol
d.
Minum jamu : Tidak minum jamu
9. Data
psikologis
a. kelahiran
anak diharapkan/tidak : kelahiran anak diharapkan
b. Saudara
terdekat siapa : Mertua
c. Rencana
yang merawat bayinya : ibu
d. Dukungan
dari keluarga : Sangat mendukung kehamilan ibu.
10. Data
sosial.
a. Ibu
tinggal serumah dengan : Suami
b. Hubungan
ibu dengan keluarga : Keluarga Dekat
c. Kegiatan
sosial yang diikuti ibu : Tidak
ada
B.
Data
Objektif
1.
Keadaan umum : lemah
a.
TD :
100/70mmHg
b.
Nadi :
85x/menit
c.
Kesadaran :
Compos Mentis
d.
Suhu : 38,2’C
e.
Respirasi :
24x/menit
f.
BB : 56kg
g.
TB : 152cm
2. Pemeriksaan
Fisik :
1. Kepala
Bentuk : Simetris, Tidak ada benjolan
Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe
2. Muka
Mata : konjungtiva pucat, sklera putih, tidak ada secret.
Hidung : simetris, tidak ada polip
Mulut : Tidak ada sariawan dan caries gigi, bibir kering
dan pucat.
Telinga : simetris, tidak ada secret.
Kulit : kering.
3.
Leher : Simetris, ada pembesaran kelenjar limfe dan
thiroid.
4.
Dada
Bentuk : Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
bunyi tambahan.
Payudara : Puting susu menonjol, kolostrum belum keluar,
tidak ada massa.
5.
Abdomen
Riwayat operasi : Tidak ada
Garis linea nigra dan striae gravidarum :
Tidak ada.
Palpasi : Leopod 1 : TFU setinggi pertengahan simfisis
dengan pusat,
Tak teraba
balotemen, Ada nyeri tekan dibagian perut
6.
Genetalia
Varises : Tidak ada
Oedem :
Tidak
ada
Hemoroid : Tidak ada
Pembesaran kelenjar bartolin : Tidak ada
7.
Ekstremitas : Tidak ada
Oedema, Tidak ada Varises, dan mampu bergerak bebas
e. Pemeriksaan Penunjang
Laboraturium : Hb :
12gr%
Widal : positif (28 februari 2013)
II. Interpretasi data Dasar
a.
Data
subjektif :
Ny. I umur
21 tahun G1P0A0 UK 15+5 minggu dengan tifus abdominalis
b.
Data
objektif :
- HPHT : 14
november 2012
- HPL : 21
agustus 2013
1. Masalah :
Ibu
merasakan pusing, mual
muntah, nyeri perut
2.
Kebutuhan :
KIE
tentang penyebab tipus
abdominalis dan cara
mengatasinya
III . Identifikasi masalah potensial
Kehamilan dengan Tifus abdominalis
IV. Antisipasi Tindakan Segera
Tanggal
4 maret 2013 jam:11.15
WIB
a. Mandiri
Mengurangi rasa cemas pada ibu dan
keluarga dan memberikan obat turun panas
b. Kolaborasi
Mengirim pasien ke laboraturium untuk
melakukan pemeriksaan
c. Merujuk
Merujuk Ke RS.
V . Merencanakan
Asuhan kebidanan
Tanggal
: 4 maret 2013 Jam
: 11.20 WIB
a. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan
b. Beritahu
ibu dan keluarga tentang resiko bagi janin
c. Anjurkan
ibu untuk tenang dan berfikir positif
d. Anjurkan
suami dan keluarga untuk mendukung ibu
e. Beritahu
ibu bahwa dirinya akan di rujuk ke dokter spesialis kandungan agar mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
VI. Pelaksanaan
Tanggal : 4 maret 2013. Jam : 11.25
WIB
a. Memberitahu
kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa ibu terkena tifus
abdominalis dengan
pemeriksaan widal yang positif.
b. Memberitahu
ibu dan keluarga tentang resiko bagi
janin bisa terjadi keguguran,lahir prematur, kecacatan.
c. Menganjurkan
ibu dan keluarga tetap tenang
d. Menganjurkan
suami dan keluarga agar tetap mendampingi ibu dan memberikan dukungan
psikologis
e. Memberitahu
ibu bahwa dirinya akan di rujuk ke dokter spesialis kandungan agar mendapat
pelayanan dan penanganan lebih serius
VII. Evaluasi
Tanggal : 4 maret 2013 Jam : 11.50
WIB
a. Ibu
dan keluarga mengerti dan agak cemas
mendengar penjelasan dari bidan.
b. Ibu
dan keluaga merasa kehawatir dengan keadaan janinnya
c. Suami
dan keluarga bersedia mendampingi dan memberi dukungan ke pada ibu.
d. Ibu
bersedia untuk di rujuk ke dokter.
DAFTAR
PUSTAKA
achmad
fadlun, 2012, asuhan kebidanan patologis, Jakarta, salemba medika
nugraheni
esti, 2010, asuhan kebidanan pathologi, Yogyakarta, pustaka rihama