KEHAMILAN DENGAN PENYULIT KALA III DALAM PERSALINAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR  BELAKANG
Angka kematian ibu ( AKI ) di Indonesia saat ini menjadi permasalahan yang sangat serius dan masih tertinggi di Asia. AKI Indonesia tahun 2007 adalah 307/100.000 kelahiran hidup ( SDKI, 2007 ). Dengan perhitungan ini, diperkirakan setiap jam dua orang perempuan mengalami kematian karena hamil atau melahirkan akibat komplikasi pada masa hamil atau persalinan. AKI pada proses persalinan dan kehamilan cukup tinggi. Bahkan target dari Millenium Development Goals ( MDGs ) adalah menurunkan AKI di Indonesia sebanyak 75% pada tahun 2015. Dengan demikian ditargetkan penurunan hingga 102/100.000 kelahiran hidup pada 2015.
Enam penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, eklampsia, aborsi tidak aman ( Unsafe abortion ), partus lama, dan infeksi. Faktor lain yang meningkatkan AKI adalah buruknya gizi perempuan, yang dikenal dengan kekurangan energi kronis ( KEK ) dan anemia.
Persalinan dan kelahiran merupakan suatu kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan manusia. Lebih dari 80% proses persalinan berjalan normal, dan hanya 15-20% terjadi komplikasi persalinan. Namun jika tidak ditangani dengan baik, angka kejadian komplikasi tersebut dapat meningkat.
Salah satu penyebab penyulit pada kala III adalah atonia uteri dan retensio plasenta.
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan post partum dini ( 50% ), dan merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi post partum. Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia terjadi karena kegagalan mekanisme ini. Perdarahan post partum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serabut-serabut miometrium yang mengelilingi pembuluh darah yang  memvaskularisasi daerah implantasi plasenta. Atonia uteri terjadi apabila serabut-serabut miometrium tdak berkontraksi.
Sedangkan retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah kelahiran bayi.Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan,infeksi karena sebagai benda mati, dapat terjadi plasenta inkarserata dapat terjadi polip plasenta dan terjadi degenerasi ganas korio karsinoman ( Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, hal 300 ).
Atonia uteri dan retensio plasenta masih sebagai satu penyebab terbesar terjadinya perdarahan post partum dan kematian maternal ,maka dari itu perlu penanganan yang tepat.


B.     TUJUAN
1.      Agar mahasiswi mengetahui tanda dan gejala penyulit kala III dlam persalinan
2.      Agar mahasiswi mengetahui etiologi penyulit kala III dalam persalian
3.      Agar mahasiswi mengetahui penangan penyulit kala III dalam persalinan
4.      Agar mahasiswi dapat melakukan asuhan kebidanan pada penyulit kala III dalam persalinan
5.      Agar mahasiswi dapat melakukan pendokumentasian dalam penyulit persalinan kala III








BAB II
TINJAUAN TEORI
A.      PENGERTIAN
Penyulit kala III dalam persalinan yaitu penyulit yang terjadi pada ibu yang sedang bersalin kala III (kala uri, masa setelah dua jam post partum sampai seluruh plasenta lahir lengkap).  Faktor penyebab terjadinya penyulit kala III dalam persalinan yaitu jarak persalinan yang pendek kurang dari 2 tahun, persalinan yang di lakukan dengan tindakan : pertolongan kala uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun.
B.      Faktor penyebab terjadinya penyulit dalam persalinan kala II
1.       Atonia Uteri
Atonia uteri  (relaksi otot uterus) adalah uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah di lakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir). (depkes Jakarta ;2002) hal ini merupakan penyebab perdarahan post partum yang paling penting dan terjadi setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan. Aatonia uteri dapat menyebabkan perdarahan hebat dan dapat mengarah pada terjadinya syok hipovolemik. Penyebab terjadinya atonia uteri  antara lain gemeli, makrosima, polihidramnion,umur yang terlalu muda atau terlalu tua, multipara dengan jarak kelahiran pendek, partus lama, atau dapat juga karena salah penanganan dalam usaha melahirkan plasenta.
Beberapa tanda dan gejala terjadinya atonia uteri :
a.       Perdrahan pervaginam
b.      Konsistensi rahim lunak
c.       Fundus uteri naik
d.      Terdapat tanda-tanda syok
Penanganan yang di lakukan pada atonia uteri :
a.       Bersihkan semua membran yang mungkin berada di mulut uterus atau di dalam uterus
b.      Lakukan kompresi bimanual interna
c.       Jika uterus sudah mulai berkontraksi secara perlahan tarik tangan penolong. Jika uterus sudah mulai berkontraksi lakukan pemantauan secara ketat
d.      Jika uterus tidak berkontraksi selama 5 menit, minta anggota keluarga untuk melakukan bimanual interna semntara penolong metergin 0,2 mg IM dan mulai memberikan IV RL dengan 20 IU oksitosin 500/cc dengan tetes cepat)
e.       Jika uterus masih juga belum berkontraksi mulai lagi kompresi bimanual interna setelah diberikan injeksi metergin dan diberikan infus
f.       Jika uterus masih juga belum berkontraksi dalam 5-7 menit maka siapkan rujukan dengan IV terpasang pada 500cc/jam hinggs tiba di tempat rujukan atau sebanyak 1,5L.
2.      Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah kelahiran bayi. Pada beberapa kasus dapat terjadi retensio plasenta (habitual retensio plasenta). Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menyebabkan bahaya perdarahan, infeksi karena sebagia benda mati, dapat terjadi plasenta inkarseta, dapat terjadi polip plasenta, dan terjadi degerasi ganas korio karsioma. Sewaktu bagian plasenta tertinggal maka uterus tidak dapat berkontaksiu secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Gejala dan tanda yang bias ditemui adalah perdarahan segera, uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang. (prawirohrdjo,200). Secara fungsional retensio plasenta terjadi karena his kurang kuat dan plasenta sukar telepas karena tempatnya (insersi di sudut tuba), bentuknya (plasenta membranesea, plasenta anularis),dan ukurannya (plasenta yang ukurannya kecil ).
plasenta yang sukar lepas karena penyebab diatas disebut plasebta adhesive
Tanda dan gejala retensio plasenta yaitu plasebta belum lahir selama 30 menit, perdarahan segera, kontraksi uterus baik. Adapun geja yang kadang-kadang timbul yaitu tali pusat tputus akibat traksi berlebihan, inverse uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan.
Penanganan retensio plasenta yaitu dengan separasi parsial
a.       Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang akan di ambil
b.      Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan. Bila ekspulsi plasenta tidak terjadi coba traksi gterkontrol tali pusat.
c.       Pasang infus oksitosin 20 IU dalam 500 mL NS/RL dengan 40 tpm. Bila perlu kombinasikan dengan misoprostol 400 mg per rectal
d.      Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan plasenta, lakukan manual plasenta secara hati-hati dan halus untuk menghindari terjadinnya perforasi dan perdarahan.
e.       Lakukan transfuse darah apabila di perlukan
f.       Beri antibiotika profilaksis (ampilisin 2 g IV/oral+metronidazol 1g supositoria/oral)
g.      Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan hebat, infeksi, syok neurogenik)
3.      Emboli Air Ketuban
Emboli air ketuban merupakan salah satu penyebab syok dala kebidanan yang bukan di sebabkan karena perdarahan, penyebabnya yaitu masuknya air ketuban melalui vena endoserviks atau sinus vena endoserviks atau sinus vena yang terbuka di daerah tempat perlekatan plasenta, masuknya air ketuban yang mengandung rambut lanugo, verniks caseosa dan mekonium ke dalam peredaran darah ibu akan menyumbat pembuluh-pembuluh kapiler dalam paru-paru ibu, selain itu zat-zat dari janin tersebut juga menimbulkan reaksi anapilaksis yang keras dan gangguan pembekuan darah.
Penyebab dari enboli air ketuban yaitu adany his yang kuat dan terutama terus menerus, misanya pada pemberian utorotonika yang berlebihan dimana ketuban sudah pecah biasanya pada akhir kala I atau segera setela bayi lahir.
Penanganan yang di lakukan apabila terjadi emboli pada air ketuban.
4.      Robekan Jalan Lahir
Robekan jalan lahir bersumber dari berbagai organ diantaranya vagina, perineum, porsio, serviks dan uterus. Ciri yang khas dari robekan jalan lahir yaitu kontraksi uterus yang kuat, keras dan mengecil. Perdarahan terjadi langsung setelah bayi lahir. Perdarahan ini terus menerus setelah di lakukan masase pemberian utorotonika langsung mengeras tapi perdarahan tidak berkurang. Dalam keadaan apapun robekan jalan lahir harus dapat di minimalkan karena tak jarang perdarahan terjadi kerena robekan dan ini menimbulkan akibat yang fatal seperti terjadinya syok.
Robekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi banyaknya. Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu di evaluasi yaitu sumber yaitu sumber dan jumlah perdarahan sehingga dapat di atasi, sumber perdarahan dapat berasal dari perineum, vagina, serviks, dan robekan uterus. Perdarahan dapat dalam betuk hematomadan robekan jalan lahir dengan perdarahan yang bersifat arteli atau pecahnya pembuluh darah pena. Untuk dapat menetapkan sumber perdarahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan dalam dan speculum setelah sumber perdarahan diketahui dengan pasti perdarahan di hentikan dengan menggunakan ligasi atau penjepitan pembuluh darah.
Macam-macam robekan yang dapat terjadi melalui jalan lahir
a.       Robekan perineum
Robekan perineum terjadi hampir pada semua persalinan pertama dan tidak jarang pula pada persalinan berikutnya. Namun hal ini dapat di hindarkan atau di kurangi dengan jalan menjaga jangan sampai dasar panggul di lalui oleh kepala janin dengan cepat. Robekan perineum ini di bagi menjadi derajat I, 2, 3, dan derajat 4.
b.      Robekan Vagina
Robekan vagina dapat terjadi karena di sebabkan oleh persalinan buatan atau cunam, vagina yang sempit, lanjutan dari laserasi serviks, posisi oksipito posterior, bayi besar, kepala bayi terlalu cepat lahir, kepala bayi di putar setelah sesaat kepala bayi lahir. 
c.       Robekan Serviks
Robekan yang kecil-kecil selalu terjadi pada persalinan. Oleh karena itu, robekan yang harus mendapat perhatian kita adalah robekan yang dalam yang kadang-kadang sampai ke vornik. Robekan biasanya terdapat di pinggir samping serviks bahkan kadang-kadang sampai ke segmen bawah rahim dan membuka parametrium. 
d.      Robekan yang sedemikian dapat membuka pembuluh-pembuluh darah darah yang besar dan menimbulkan perdarahan yang hebat. Robekan seperti ini biasanya terjadi pada persalinan buatan, ektraksi dengan forceps, ekstraksi pada letak sungsang, versi dan aktraksi, dekapitasi, pervorsi, dan kraniokasi terutama jika di lakukan pada pembukaan yang belum lengkap. Robekan ini jika tidak dijahit selain menimbulkan perdarahan juga dapat  menjadi penyebab servisitis, parametritris, dan mungkin juga terjadi pembesran karsinoma serviks, kadang-kadang menimbulkan perdarahan nifas yang lambat. (obstetric patologi Unpad, edisi 2, 2005)
e.       Robekan Uteri (Ruptur Uteri)
Factor predisposisi yang mnyebabkan rupture uteri yaitu multipara, hal ini di sebabkan karena dinding perut yang lembek dengan kedudukan uterus dalam posisi antefleksi sehingga terjadi kelainan letak dan posisi janin, janin sering lebih besar sehingga dapat menyebabkan timbulnya CPD; pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan yang tidak tepat, kelainan letak dan implantasi plasenta misalnya pada plasenta akreta, plasenta inkerta atau perkata, kelainan bentuk uterus, hidramnion.
Jenis ruptur uteri
1.      Rupture uteri spontan
Terjadi pada keadaan dimana terdapat rintangan pada waktu persalinan yaitu pada kelainan letak dan presentasi janin, panggul sempit, kelianan panggul, tumor jalan lahir.
2.      Rupture uteri traumatic
Terjadi karena ada dorongan dari uterus misalnya fundus akibat melahirkan bayi pervaginam, seperti ekkstraksi, penggunaan cunam, manual plasenta
3.      Rupture uteri jaringan parut
Terjadi karena bekas operasi sebelumnya pada uterus seperti bekas SC.
4.      Pembagian jenis menurut anatomic
Rupture uteri inkomplit ; dimana dinding uterus robek, lapisan serosa (perimetrium) robek sehingga janin dapat berada dalam rongga perut dan ruptur uteri inkomplit; dinding uterus robek sedangkan lapisan serosa tetap utuh.
f.       Inversion Uteri
Suatu keadaan dimana fundus uteri masuk kedalam kavum uteri, dapat terjadi secara mendadak ataupun perlahan.
Selain daripada itu pertolongan dari tenaga terlatih dapat dapat mengurang angka kejadian inversion uteri menjadi berkurang.
  











BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA III
NY. “S” GIP0A0 24 TAHUN DENGAN ATONIA UTERI
DI BPS “KASIH IBU” YOGYAKARTA
I.                   PENGKAJIAN DATA
Tanggal/Pukul  : 24 Maret 2013 jam 08.30 WIB
A.      Data Subjektif
 Biodata                    Ibu                                          Suami
        Nama                    :  Ny. S                                      Tn. D
        Umur                     :  24 Tahun                                27 Tahun
        Agama                  :  Islam                                       Islam
        Suku/bangsa          :  Jawa/Indonesia                       Jawa/Indonesia  
        Pendidikan            :  SMA                                       SMA
        Pekerjaan              : karyawan Pabrik                     Wiraswasta
        Alamat                  : Magelang                                Magelang
1.      Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin melahirkan
2.      Keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak jam 20.00 WIB, air ketuban belum pecah, gerakan janin masih di rasakan   
3.      Riwayat Kesehatan
a.       Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular (TBC, PMS,              HIV/AIDS, Hepatitis), menurun (Asma, Hipertensi, DM), dan menahun (Jantung, Ginjal).



b.         Riwayat kesehatan Dahulu
                        Ibu mengatakan dahulu tidak pernah menderita penyakit menular menular (TBC, PMS,HIV/AIDS, Hepatitis), menurun (Asma, Hipertensi, DM), dan menahun (Jantung, Ginjal).
c.       Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari pihak kluarga ibu maupun suami tidak ada yang pernah / sedang menderita penyakit menular ( TBC, HIV / AIDS, hepatitis), menurun ( asma, hipertensi, DM ), menahun ( jantung, ginjal )
d.      Riwayat keturunan Kembar
Ibu mengatkan dari pihak keluarga ibu maupun suami tidak ada yang memiliki riwayat keturunan kembar.
e.       Riwayat Operasi
Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat operasi
f.       Riwayat Alergi Obat
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat

4.      Riwayat menstruasi
Menarchea       : ibu mengatakan haid pertama umur 14 tahun
Siklus              : ibu mengatakan mesntruasi setiap sebulan sekali
Lamanya         : ibu mengatakan lama haid 7 hari
Banyaknya      : ibu mengatakan ganti pembalut 2-3 kali perhari
Teratur/tidak   : ibu mengatakan mestruasi teratur
Sifat Darah      : ibu mengatkan berwana merah tua dan encer
Dismenorhe     : ibu mengatkan tidak pernah nyeri haid yang sampai mengganggu     aktivitasnya
5.      Status Perkawinan
Ibu nenikah 1 kali secara syah, usia I bu saat menikah 24 tahun dan usia suami 27 tahun, lama pernikahan 1 tahun.
6.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Tidak ada
7.      Riwayat Kontrasepsi yang pernah di gunakan
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun dengan alas an ingin segera mempunyai keturunan
8.      Riwayat hamil sekarang
a.      HPHT        :
HPL          :
b.      ANC pertama umur kehamilan 5 minggu
c.       Umur kehamilan sekarang :
d.      Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi               : 4 kali            
Keluhan                 : mual, tidak mengganggu aktivitas sehari-hari                                  
Therapi                  : fe, B6
Trimester II
Frekuensi               : 3 kali                        
Keluhan                 : tidak ada
Therapi                  : fe, B6, kalk
Trimester III
Frekuensi               : 3 kali
Keluhan                 : Pegel-pegel daerah punggung &sering BAK           
Therapy                 : fe, B6, kalk
e.      Imunisasi TT
Ibu mengatakan sudah  mendapat imunisasi TT 2 kali selama hamil
TT1 pada tanggal               umur kehamilan 16 minggu
TT2 pada tanggal               umur kehamilan 24 minggu
9.      Pergerakan janin dalam 24 jam
Ibu mengatakan sebelum mulas merasakan gerakan janin sering dan kuat, pada saat timbul HIS gerakan janin sedikit berkurang.

10.  Riwayat Persalinan Sekarang
a.       Tempat persalinan                         :  RB, penolong Bidan
b.      Tanggal / jam persalinan                :  24 Maret 2013, jam 07.30 WIB
c.       Jenis persalinan                             :  Spontan Normal
d.      Komplikasi dalam persalinan        :  Retensio plasenta
e.       Plasenta                                         :  Belum lahir
f.       Lama persalinan                            :
Kala I        : 11 jam                      
Kala II       : 30 Menit
Kala III     : 1 menit setelah bayi lahir telah di suntikan oksitosin 10 IU, di lakukan PTT tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta, 15 menit plasenta tidak lahir di berikan oksitosin dosis ke dua 10 IU di lakukan PTT, tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta, setelah 30 menit di kukan pengecekan pelepasan plasenta, tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta. Kemudian di lakukan persiapan rujukan dan pasien di rujuk ke rumah sakit.
g.      Keadaan bayi
Jenis kelamin         : perempuan
PB / BB                 : 3000gram / 49 cm
Apgar Score          : 9.10.10
Cacat bawaan        : tidak ada cacat bawaan
11.  Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a.       Nutrisi
Sebelum hamil                                                       Selama Hamil 
                        Frekuensi      : 3x/ hari                                   2x/ hari
                        Jenis             : Nasi, Sayur, Lauk                   Nasi, Sayur, Lauk
                        Porsi             : 1 piring                                   1/2 piring
                        Pentangan    : Tidak ada                               Tidak ada
                        Keluhan        : Tidak ada                               Tidak ada
                        Minum
                        Frekuensi      : 6 x/hari                                   7-8 x/hari
                        Jenis             : Air Putih, teh                          Air Putih, susu untuk ibu hamil
Makan terakhir            : Ibu mengatakan makan terakhir tanggal Maret 2013 jam  22.00 WIB dengan porsi ½ piring jenis nasi, sayur, lauk dan tanggal maret 2013 jam 05.00 ibu makan roti basah 1 bungkus.
Minum terakhir           : ibu meengatakan minum terakhir tanggal  Maret 2013 jam 05.00 WIB jenis teh manis, porsi 1 gelas.
b.      Eliminasi
Sebelum hamil                                                       Selama Hamil
BAB                                                                      BAB                           
Frekuensi               : 1 kali perhari                         Frekuensi         : 1 kali perhari
Warna                    : kuning kecoklatan                 warna              : hitam kecoklatan
Konsistensi            : lunak                                     konsistensi       : lunak
Keluhan                 : tidak ada                               keluhan            : tidak ada
BAK                                                                     BAK              
Frekuensi               : 4-5 x/hari                               Frekuensi         : 10-11x/ hari
Warna                    : kuning jernih                         warna              : kuning jernih
Konsistensi            : cair                                        konsistensi       : cair
Keluhan                 : tidak ada                               keluhan            : sering
BAB terakhir        : ibu mengatakan BAB terakhir tanggal  maret 2013 jam 06.00 WIB
BAK terahir          : ibu mengatakan BAK terakhir tanggal  maret 2013 jam 03.30 WIB
c.       Istirahat
Sebelum hamil                                           Selama hamil
Tidur siang                                                Tidur Siang    
Lama         : 1-2 jam                                  Lama               : 1 jam            
Keluhan     : tidak ada                               Keluhan           : tidak ada
Tidur malam                                              Tidur Malam
Lama         : 7-8 jam                                  Lama               : 7-8 jam
Keluhan     : tidak ada                               Keluhan           : sering terbangun
Istirahat terakhir    : ibu mengatakan tidak bias istirahat sejak tanggal  maret 2013 jam 01.00 WIB



d.      Personal Hygiene
Sebelum Hamil                                          Selama Hamil
Mandi                    : 2x / hari                     Mandi              : 2x / hari
Ganti pakaian        : 2x / hari                     Ganti Pakaian  : 2 x / hari
Gosok gigi             : 2x / hari                     Gosok Gigi      : 2 x / hari
Keramas                : 3x / minggu               Keramas          : 3 x / minggu
Saat pengkajian     : ibu mengatakan mandi terakhir tanggal  maret 2013 jam 16.00 WIB
e.       Pola Seksualitas
Sebelum hamil                               Selama Hamil
Frekuensi   : 2x/ minggu                Frekuensi         : 1 x / minggu
Keluhan     : tidak ada                   Keluhan           : tidak ada
f.       Pola Aktivitas (terkait kegiatan Fisik  dan Olah raga)
Sebelum Hamil      : ibu mengatakan setiap harinya bekerja sebagai karyawan pabrik mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB                 
Selama Hamil        : ibu masih tetap bekerja sebagai karyawan pabrik dan cuti hamil mualai umur kehamilan 28 minggu , kemudian ibu dirumah mengerjakan pekerjaan rumah dan di bantu oleh suaminya .
g.      Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok, minum jamu, minum beralkohol)
Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan yang mengganggun kesehatan seperti merokok, minum jamu, dan mengkonsumsi minum-minuman beralkohol
h.      Psiko sosial Budaya
-          Persaan ibu tentang persalinan ini
Ibu mengatakan cemas karena ari – ari belum lahir
-          Ibu mengatkan kehamilan ini direncanakan
-          Ibu mengatakan jenis kelamin laki - laki  dan perempuan baginya sama saja
-          Ibu mengatakan seluruh keluarga sangat mendukung kehamilan ini
-          Ibu mengatkan tinggal serumah bersama suaminya
-          Ibu mengtakan tidak memiliki jenis pantangan terhadap makanan ataupun minuman tertentu
B.       DATA OBYEKTIF
1.      Pemeriksaan Umum
Ø  Keadaan Umum    :  lemah
Ø  Kesadaran                         : composmetis
Ø  Status Emosional   : cemas
Ø  TTV                       :
TD : 110 / 70 MmHg         R         : 20 x / menit
N   : 80 x / menit               S          : 36,4 0C
Ø  BB sebelum hamil : 55 kg
Ø  BB sekarang          : 65 kg
Ø  LILA                     : 25 cm
Ø  TB                         : 157 cm
Ø  IMT                       :
2.      Pemeriksaan Fisik
Kepala       : normal, tidak ada benjolan
Rambut      : hitam, lurus, bersih, tidak berketombe dan tidak mudah rontok
Muka         : simetris, tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum
Mata          : conjungtiva merah muda, seclera putih, tidak ada oedem
Hidung      : simetris, bersih, tidak ada benjolan, penciuman normal
Telinga       : simetris kanan  / kiri, bersih, tidak ada serumen
Gilut          : tidak ada stomatitis, tidak ada caries, gigi tidak berlubang, gisi tidak berdarah
Leher         : tidak ada pembesaran kelenjer thyroid, tidak ada pembesaran pada kelenjar lympe dan tidak ada pembengkakan pada vena jugolaris
Mame        : simetris, areola hiperpigmentasi, putting susu menonjol, kolostrum belum keluar, tidak ada benjolan pada mame
Axilla         : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
Abdomen
Ø  Inspeksi     : tidak ada lika bekas operasi, linea nigra, stiae gravid tidak ada
Ø  Palpasi       : kontraksi uterus keras, TFU setinggi pusat, kandung kemih penuh
Vulva vagina   : tidak ada varices, tidak ada luka bekas operasi, tidak anyeri tekan,                        tali pusat terjelujur sebagian ± 35cm, pe
ngeluaran pervaginam ±125cc
Anus                : tidak ada haemoroid
3.      Pemeriksaan penunjang



             DAFTAR PUSTAKA

Ø    Saifuddin, Abdul Bari.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.(2008).Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Ø    Winkjosastro, Hanifa.Ilmu Kandungan.(2005).Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Ø    Taufan nugroho.Patologi kebidanan.(2012).Yogyakarta.Penerbit Nuha Medika
Ø    Yeyeh Rukiyah.Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).2010.Jakarta.CV trans Info Medika
Ø    Prawiroharjo S.Ilmu Kebidanan.(2009).Jakarta.P.T Bina Pustaka Sarwoino Prawiroharjo