KONSEP DASAR KELAINAN PRESENTASI DAN POSISI JANIN

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ASKEB IV dengan judul “konsep dasar kelainan presentasi dan posisi janin”.
Makalah ini disusun sebagai upaya memenuhi kebutuhan materi belajar-mengajar untuk mata kuliah ASKEB IV.
Dalam penulisan makalah ini juga tidak lepas dari dukungan berbagai pihak sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis Tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi dukungan dan semangat kepada penulis.
Penulis menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal, mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang dimiliki, makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunan.Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi tercapai suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam bidang mata ajar ASKEB IV.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

                                                                                                                 

Yogyakarta,  April 2013
Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

A.                LATAR BELAKANG
Gangguan terhadap jalannya proses persalinan dapat disebabkan oleh kelainan presentasi, posisi dan perkembangan janin intrauterin. Diagnosa distosia akibat janin bukan hanya disebabkan oleh janin dengan ukuran yang besar, janin dengan ukuran normal namun dengan kelainan pada presentasi intra uterin tidak jarang menyebabkan gangguan proses persalinan. Disproporsi fetopelvik bukan hanya disebabkan oleh berat badan janin yang besar, kelainan letak seperti posisio oksipitalis posterior, presentasi muka , presentasi dahi juga dapat menyebabkan hambatan persalinan.
Upaya untuk meramalkan adanya Disproporsi Fetopelvik – FPD secara klinis dan radiologis atas dasar ukuran kepala janin tidak memberi hasil memuaskan. Thorp dkk (1993) melakukan evaluasi terhadap maneuver Mueller- Hillis dan menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara distosia dengan kegagalan desensus kepala janin. Ferguson dkk ( 1998) menyatakan bahwa sensitivitas dalam meramalkan adanya CPD dengan menggunakan index fetopelvic ( yang dikemukakan oleh Thurnau dkk 1991) sangat kurang. Sampai saat ini tidak ada metode terbaik untuk meramalkan secara akurat adanya FPD berdasarkan ukuran kepala janin.

B.                 TUJUAN

1.      Umum
Mengetahui kelainan letak dan posisi serta upaya-upaya apa sajakah yang harus direncanakan untuk mengatasi masalah dalam kehamilan.
2.      Khusus
a.       Mengetahui konsep dasar kelainan presentasi dan posisi janin
b.      Mengetahui mekanisme persalinan pada presentasi bukan kepala
c.       Untuk mengetahui asuhan yang harus diberikan kepada kehamilan dengan kelainan posisi dan letak janin
  BAB II
TINJAUAN TEORI

A.                PRESENTASI MUKA
1.      PENGERTIAN
Adalah keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal, sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah janin menghadap kebawah. Primer bila terjadi sejak kehamilan, sekunder bila terjadi pada proses persalinan
2.      DIAGNOSIS
a.    Tubuh janin dalam keadaan fleksi, sehingga pada pemeriksaan luar dada akan teraba punggung.
b.   Bagian kepala menonjol yaitu belakang kepala berada disebelah yang berlawanan dengan letak dada.
c.    Didaerah itu juga dapat diraba bagian-bagian kecil janin dan djj lebih jelas
d.   Periksa dalam teraba dagu, mulut hidung, pinggir orbita
3.      ETIOLOGI
-          Panggul sempit
-          Janin besar
-          Kematian intra uterin
-          Maltiparitas
-          Perut gantung
4.      PENANGANAN
Dagu anterior
a.    Bila pembukaan lengkap :
-          Lahirkan dengan persalinan spontan pervaginam
-          Bila kemajuan persalinan lambat lakukan disitoksin drip.
-          Bila kurang lancar lakukan forseps
b.   Bila pembukaan belum lengkap
-          Tidak didapatkan tanda obstruksi, lakuakn oksitosin drip. Lakukan evaluasi persalinan sama dengan persalinan vertex.
Dagu posterior
-          Bila pembukaan lengkap, lakukan penilaian penurunan rotasi dan kemajuan persalinan, jika macet maka SC
-          Jika janin mati maka kraniotomi

5.      MEKANISME PERSALINAN
Kepala turun melalui PAP dengan sirkumferensiatrakelo-parietalis dan dengan dagu melintang/ miring. Setelah muka mencapai dasar panggul terjadi PPD, sehingga dagu memutar kedepan dan berada di bawah arkus oubis. Dengan daerah submentum sebagai hipomoklion kepala lahir dengan gerakan fleksi sehingga dahi, UUB, belakang kepala melewati perineum. Setelah kepala lahir terjadi PPL dan badan janin lahir seperti pada presentasi kepala. Kalau dagu berada dibelakang pada waktu putaran dalam dagu harus melewati jarak yang lebih jauh supaya dapat berada didepan. Kadang dagu tidak memutar kedepan dan tetap berada dibelakang. Keadaan ini disebut posisi mento posterior persisten dan janin tidak dapat lahir spontan, kecuali bila janin mati atau kecil. Hal ini karena kepala sudah berada dalam fleksi maksimal dan tidak mungkin menambah defleksinya lagi, sehingga kepala dan bahu terjepit dalam panggul dan persalinan tidak akan maju

B.                 PRESENTASI PUNCAK KEPALA
1.      PENGERTIAN
Adalah apabila derajat defleksnya ringan, sehingga UUB merupakan bagian terendah
2.      ETIOLOGI
-          Kelainan panggul
-          Kepala berbentuk bulat
-          Anak kecil/ mati
-          Kerusakan dasar panggul
3.      DIAGNOSIS
-          Pada persalinan normal :,saat melewati jalan lahir kepala janin dalam keadaan flexi, dalam keadaan tertentu flexi tidak terjadi, sehingga kepala defleksi.
-          Presentasi puncak kepala disebut juga presentasi sinput terjadi bila derajat defleksinya ringan, sehingga ubun-ubun besar merupakan bagian terendah.
-          Pada presentasi puncak kepala lingkar kepala yang melalui jalan lahir adalah sirkumfleksia fronto oxipito dengan titik perputaran yang berada dibawah simfisis adalah glabella.
4.      PENANGANAN DAN KOMPLIKASI
Penanganan :
-          Usahakan lahir pervaginam karena kira-kira 75% bisa lahir spontan
-          Bila ada indikasi ditolong dengan vakum/ forsep biasanya anak yang lahir didapati caput daerah UUB
Komplikasi
Ibu : terjadi robekan jalan lahir yang lebih luas
Anak : karena partus lama dan molase hebat sehingga mortalitas anak agak tinggi
5.      MEKANISME PERSALINAN
Mekanisme persalinan sama dengan POPP, perbedaannya : pada presentasi puncak kepala tidak terjadi fleksi kepala yang maksimal, sedangkan lingkaran kepala yang melalui jalan lahir adalah sirkumferensia frontooksipitalis dengan titik perputaran yang berada dibawah simpisis adalah glabella.

C.                 PRESENTASI DAHI
1.      PENGERTIAN
Presentasi dahi adalah posisi kepala antara fleksi dan defleksi, sehingga dahi merupakan bagian terendah. Posisi ini biasanya akan berubah menjadi letak muka/ letak belakang kepala.
2.      ETIOLOGI
-          Panggul sempit
-          Janin besar
-          Multiparitas
-          Kelainan janin (ansefalus)
-          Kematian janin intrauterine
3.      DIAGNOSIS
-          Pemeriksaan luar seperti pada presentasi muka, tapi bagian belakang kepala tidak seberapa menonjol
-          Djj terdengar dibagian dada, disebelah yang sama dengan bagian-bagian kecil janin
-          Pada persalinan : kepala janin tidak turun kedalam rongga panggul bila pada persalinan sebelumnya normal
-          Periksa dalam : meraba sutura frontalis, ujung satu teraba UUB dan ujung lain teraba pangkal hidung dan lingkaran orbita, mulut dan dagu tidak teraba
4.      PENANGANAN DAN KOMPLIKASI
Penanganan :
Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal, tidak dapat lahir spontan pervaginam, jadi lakukan SC (bila janin hidup). Janin mati pembukaan lengkap kraniotomi.

Komplikasi :
Ibu :  partus lama dan lebih sulit, bisa terjadi robekan yang hebat dan rupture uteri
Anak : mortalitas janin tinggi
5.      MEKANISME PERSALINAN
Kepala masuk PAP dengan sirkumferensia maksilo-parietalis dan dengan sutura frontalis melintang/ miring. Setelah dagu di depan dengan fosa kanina sebagai hipomoklion terjadi fleksi sehingga UUB dan belakang kepala melewati perineum. Kemudian terjadi defleksi sehingga mulut dan dagu lahir dibawah simfisis. Yang menghalangi presentasi dahi untuk menjadi presentasi muka, biasanya terjadi karena molase dan caput sucsedaneum yang besar pada dahi waktu kepala memasuki panggul, sehingga sulit terjadi penambahan defleksi.

D.                PRESENTASI OCCIPITO POSTERIOR
1.      PENGERTIAN
Presentasi occipito posterior adalah bagian kepala janin yang pertama mencapai dasar panggul adalah occiput.
2.      ETIOLOGI
-          Diameter antero posterior panggul lebih panjang dari diameter transversa
-          Segmen depan menyempit
-          Otot-otot dasar panggul yang lembek pada multipara
-          Kepala janin yang kecil dan bulat
3.      DIAGNOSIS
-          Pada persalinan : presentasi belakang kepala, kepala janin turun melalui PAP dengan sutura sagitalis melintang/miring, sehingga ubun-ubun kecil dapat berada dikiri melintang, kanan melintang, kiri depan, kanan depan, kiri belakang/kanan belakang.
-          Dalam keadaan flexi bagian yang pertama mencapai dasar panggul adalah oksiput. Occiput akan memutar kedepan karena dasar panggul dan muculus levator aninya membentuk ruangan yang lebih sesuai dengan occiput.
4.      PENANGANAN
-          Bila tidak ada kemajuan pada fase pengeluaran, ulangi apakah ada obstruksi. Bila tidak ada tanda obstruksi oksitosin drip.
-          Bila pembukaan lengkap dan kepala masuk sampai tidak kurang 1/5 atau (0) maka E.V atau forceps
-          Bila ada tanda obstruksi/gawat janin maka SC Lakukan pengawasan dengan seksama dengan harapan dapat lahir sontan pervaginam
-          Tindakan baru dilakukan jika kalla II terlalu lama/ada tanda-tanda bahaya terhadap janin
-          Pada persalinan dapat terjadi robekan perenium yang teratur atau extensi dari episiotomi
-          Periksa ketuban. Bila intake, pecahkan ketuban
-          Bila pesisi kepala > 3/5 diatas PAP atau diatas 2 maka SC
-          Bila pembukaan serviks belum lengkap dan tidak ada tanda obstruksi, beri oksitosin drip
BAB III
TINJAUAN KASUS

          Tanggal 24 januari 2013 seoarang ibu G1P0A0 umur 22 tahun UK 40 +4 minggu datang ke bidan praktek mandiri dengan keluhan perut sakit pada bagian bawah, kenceng-kenceng teratur dan keluar darah bercampur lendir pervaginam. HPHT 15 april 2012.

Asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologis dengan presentasi muka
Ny.R 22 tahun G1P0A0 UK 40+4 minggu
Di BPM Guna Bangsa


1.      Pengkajian / Pengumpulan Data
Tanggal                       :   24 januari 2013                               Pukul/jam        :  11.00

A.    Anamnesa (Data subjektif)
1.      Biodata/identitas
Nama klien            :  Ny.R                                    Nama Suami                : Tn.B
Umur                     : 22 tahun                    Umur                           : 24 tahun
Suku/kebangsaan  : Jawa/indonesia          Suku/kebangsaan        : Jawa/indonesia
Pendidikan                        : SMA                         Pendidikan                  : SMA
Pekerjaan               : IRT                            Pekerjaan                     : swasta
Alamat rumah       : jln diponegoro           Alamat                                    : Jln diponegoro,
                                Lombok timur                                                 Lombok Timur

2.      Alasan datang ke bidan    :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

3.      Keluhan utama      :
Ibu mangatakan mengeluh perut sakit pada bagian bawah, kenceng-kenceng teratur dan keluar darah bercampur lendir pervaginam.

4.      Riwayat kesehatan           
a.         Riwayat kesehatan dahulu    : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti DM, jantung, hipertensi dan tidak mempunyai penyakit menular seperti TBC, hepatitis, AIDS
b.        Riwayat kesehatan sekarang : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit keturunan seperti DM, jantung, hipertensi dan tidak sedang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, AIDS.
c.         Riwayat kesehatan keluarga : ibu mengatakan tidak ada keluarga dari ibu dan suami yang menderita penyakit keturunan seperti DM, jantung, hipertensi dan tidak menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, AIDS.

5.      Riwayat perkawinan
Menikah 1x dari perkawinan yang sah, lama pernikahan 2 tahun, menikah umur 20 tahun

6.      Riwayat Obstetric.
a.       Menarche                                :  13tahun
b.      Siklus                                      :  28 hari
c.       Lama                                       :  6 hari
d.      Banyaknya darah                    :  2-3x ganti pembalut/hari
e.       Bau                                          :  Amis
f.       Warna                                      :  Merah segar
g.       Konsistensi                             :  encer.
h.      Disminorea                              :  Tidak ada
i.        Flour albus                              :  menjelang menstruasi dan pertengahan siklus
j.        HPHT                                      :  15 maret 2012.
k.      HPL                                        :  22 januari 2013

7.      Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu         :
Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilannya yang pertama

8.      Riwayat kehamilan sekarang        :
G1P0A0. UK 40 minggu
ANC  5x dibidan
-          TM 1 ANC 1x
Keluhan           : mual
Terapi              : anti mual (1x1), B6 (3x1), TT1
Nasehat           : istirahat cukup, makan biscuit sebelum bangun dari tempat
  tidur, makan sedikit tapi sering
-          TM 2 ANC 2x
Keluhan           : -
Terapi              : tablet Fe(1x1), vit c, calc, TT2
Nasehat           : kebutuhan nutrisi ibu hamil, istirahat cukup
-          TM 3 ANC 2x
Keluhan           : -
Terapi              : tablet fe(1x1), vit c, calc
Nasehat           : istirahat cukup, persiapan persalinan

5.      Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi KB

6.      Pola kebutuhan                 :
a.       Nutrisi      
1)      Makan terakhir tanggal 24 januari 2013 jam 07.00 wib porsi 1 piring (nasi sayur lauk)
2)      Minum terakhir tanggal 24 januari 2013 jam 09.00 wib 1 gelas teh manis
b.      Eliminasi.
1)      BAB terakhir tanggal 24 januari 2013 jam 06.00 wib
2)      BAK terakhir tanggal 24 januari 2013 jam 08.00 wib
c.       Pola istirahat
Tidur malam 5 jam
d.      Personal higiene.
Mandi terakhir tanggal 24 januari 2013 jam 06.30wib

7.      Kebiasaan ibu/keluarga
a.     Merokok                      : Tidak merokok
b.    Narkoba                      :  Tidak mengunakan narkoba
c.     Alkohol                       :  Tidak minum alcohol
d.    Minum jamu                :  Tidak minum jamu

8.      Data psikososial budaya
a.       Ibu mengatakan bahwa kelahiran ini diharapkan
b.      Ibu mengatakan hubungan dengan suami dan keluarga harmonis
c.       Ibu mengatakan pengambil keputusan adalah dominan suami
d.      Ibu mengatakan suami dan keluarga senang dengan kehamilan ini
e.       Ibu mengatakan penghasilan suami mencukupi
f.       Ibu mengatakan mendapat respon positif dari lingkungan tentang kehamilan ini

B.     Data Objektif
1.      Keadaan umum                                   baik
2.      Kesadaran                                           : composmentis
3.      Tanda vital
a.       TD                                                : 110/80mmHg
b.      Nadi                                             : 82x/menit
c.       Suhu                                             :  36,60C
d.      Respirasi                                       :  20x/menit
e.       BB sebelum hamil                        : 52kg
f.       BB                                                :  60kg
g.      TB                                                            :  155cm
h.      Lila                                               : 24 cm
i.        IMT                                              :
4.      Pemeriksaan Fisik                   :
a.       Kepala
Bentuk                  :  Simetris, Tidak ada benjolan
Rambut                 :  Bersih, tidak rontok, tidak berketombe
Muka                     : tidak ada odem, tidak ada cloasma
Mata                      :  konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
   secret, tidak ada gangguan penglihatan
Hidung                  :  bersih, simetris, tidak ada polip
Mulut                    :  Tidak ada sariawan dan caries gigi, tidak stomatitis,
    bibir tidak pucat, integritas lembab, lidah bersih.
Telinga                  :  simetris, tidak ada secret, tidak ada gangguan
   pendengaran.
b.      Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid, vena jugularis
c.       Dada
Tidak ada retraksi dinding dada, denyut jantung teratur, tidak ada wheezing
d.      Payudara
Simetris, hiperpigmentasi pada aerola mamae, putting susu menonjol, colostrum sudah keluar
e.       Ketiak
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
f.       Abdomen
Perut membesar sesuai umur kehamilan, tidak ada strie gravida
g.      Anogenital
tidak ada varises, tidak odem, tidak ada hemoroid, keluar lendir darah
h.      Ekstreminitas
Atas dan bawah simetris, kuku bersih, ujung jari tidak pucat, tidak ada odem, tidak ada varises, reflek patella (+)
5.      Pemeriksaan obstetric             :
a.         Inspeksi
Perut membesar dan memanjang, luka bekas operasi tidak ada, striae gravida (-), linea nigra (+).
b.        Palpasi
o   Leopold I        :
TFU pertengahan antara processus xyphoideus - pusat
Pada fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting
o   Leopold II       :
Kiri      : teraba bagian keras memanjang seperti papan
Kanan  : teraba bagian-bagian kecil menonjol terputus-putus
o   Leopold III     : pada bagian bawah teraba bagian muka yang paling menonjol, bagian-bagian kecil, tidak dapat digoyangkan
o   Leopold IV     : kedua tangan divergen, penurunan kepala 3/5 bagian
c.         Auskultasi
Punctum max di bagian pusat sebelah kiri, djj 144x/menit
d.        Perkusi
o   Kontraksi uterus          : frekuensi 3x dalam 10 menit lamanya 40 detik
TFU mc donald     : 34 cm
TBJ                        : 34-11x155 = 3410 gram
6.      Pemeriksaan dalam oleh bidan jam 11.10 wib
Hasil :
§  Portio tipis lunak, penipisan 50 %, pembukaan 3cm, kk (+)
§  Presentasi muka, penurunan kepala hodge 1
§  Ketuban utuh

7.      Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 24 januari 2013
                        Laboraturium              :  Hb     : 12gr%
                                                               Urin protein (-)

            II.        Interpretasi data Dasar
1.      Diagnosa kebidanan
Data subjaktif :
Ny. R umur 22 tahun G1P0A0 UK 40+4 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, puki, presmuk dalam persalinan kala 1 fase laten
Data objktif :
a.       Leopold I      :
TFU pertengahan antara processus xyphoideus - pusat
Pada fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting
b.      Leopold II     :
Kiri                : teraba bagian keras memanjang seperti papan
Kanan            : teraba bagian-bagian kecil menonjol terputus-putus
c.       Leopold III   : pada bagian bawah teraba bagian muka yang paling menonjol, bagian-bagian kecil, tidak dapat digoyangkan
d.      Leopold IV   : kedua tangan divergen, penurunan kepala 3/5 bagian
2.      Masalah                             :
Ibu khawatir dan cemas dengan keadaan janinnya
3.      Kebutuhan                                    :
                             KIE tentang kelainan letak muka dan komplikasinya
                             Beri support dan dukungan pada ibu

            III .      Identifikasi diagnose/masalah  potensial
                        Ibu : luka atau robekan jalan lahir
Janin : tertelan air ketuban

            IV.       Antisipasi Tindakan Segera
a.       Mandiri
Mengurangi rasa cemas pada ibu dan keluarga dengan memberikan dorongan moril
b.      Merujuk
Merujuk ke RS yang lebih lengkap untuk penanganan lebih lanjut

            V .       Merencanakan tindakan
                        Tanggal  : 24 januari 2013                               Jam : 12.00 WIB
a.       Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
b.      Berikan KIE tentang komplikasi yang mungkin terjadi
c.       Anjurkan suami dan keluarga untuk mendukung ibu
d.      Merujuk ibu untuk penanganan selanjutnya


VI.       Pelaksanaan
            Tanggal : 24 januari  2013.                              Jam : 12.25 WIB
a.       Memberitahu serta menjelaskan kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa kemungkinan posisi janin ibu letaknya muka berdasarkan hasil pemeriksaan.
b.      Memberikan KIE komplikasi bagi ibu dan janin yang bisa ditimbulkan dari kelainan letak muka yaitu :
Pada ibu, dapat terjadi luka atau robekan jalan lahir. Pada janin, dapat terjadi terminumnya air ketuban yang melampaui batas
c.       Menganjurkan suami dan keluarga agar tetap mendampingi ibu dan memberikan dukungan psikologis
d.      Memberitahu ibu bahwa dirinya akan di rujuk ke dokter spesialis kandungan agar mendapat pelayanan dan penanganan lebih serius

VII.     Evaluasi
            Tanggal : 24 januari  2013                               Jam : 11.50 WIB
a.       Ibu dan keluarga mengerti  dan agak cemas mendengar penjelasan dari bidan.
b.      Ibu dan keluaga juga merasa kehawatir dengan keadaan janinnya
c.       Suami dan keluarga bersedia mendampingi dan memberi dukungan ke pada ibu.
d.      Ibu bersedia untuk di rujuk ke dokter.

                           
  •  BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pada keadaan malpresentasi,Persalinan spontan bisa dilakukan Jika pintu bawah panggul luas dan muara vagina serta perineum cukup longgar akibat persalinan pervaginam sebelumnya, persalinan berikutnya bisa lebih mudah dilakukan dengan persalinan pervaginam tentunya dengan pertimbangan bahwa bayinya tidak terlalu besar dan masih memungkinkan untuk bisa melewati pintu atas panggul untuk dapat dilahirkan.

B.     Saran
1.      Bagi mahasiswa kebidanan.
Mahasiswa kebidanan harus bisa berfikir secara kritis dan harus memberi asuhan kebidanan yang komprehensif bagi ibu dengan kelainan letak dan posisi janin
2.      Bagi ibu hamil / umum
Untuk mengetahui penyebab dari kelainan letak dan cara mengatasinya

 DAFTAR PUSTAKA
  •  achmad fadlun, 2012, asuhan kebidanan patologis, Jakarta, salemba medika
  • nugraheni esti, 2010, asuhan kebidanan pathologi, Yogyakarta, pustaka rihama

LAMPIRAN

1.                  TFU yang ½ pusat – px maksudnya apa ?
Jawab : maksudnya adalah pertengahan antara processus xyphoideus – pusat
2.                  Pada palpasi leopold III, yang paling menonjol itu apa ?
Jawab : yang paling menonjol adalah muka, karena muka yang lebih dahulu berada dipanggul
3.                  Pada saat PD, apa saja yang harus dicantumkan ?
Jawab : pembukaan serviks, penurunan bagian janin, ketuban masih utuh apa sudah pecah, penipisan sudah berapa %
4.                  Pada presentasi muka, diameter terbesar yang melewati panggul ?
Jawab : diameter submeto occipitals (11 ½ )
5.                  Diameter yang melewati vulva ?
Jawab : diameter dalm vulva yang terdahulu adalah mulut
6.                  Komplikasi yang terjadi bila terjadi persalinan mal presentasi ?
Jawab :
Persalinan Macet
Wajah tidak seperti vertex, tidak mengalami moulage. Oleh karena itu, kontraksi minor pelvis sudah dapat menyebabkan persalinan macet. Pada posisi mentoposterior persisten, wajah terjepit dan diperlukan tindakan seksio sesaria.

Prolaps Tali Pusat
Prolapse tali pusat lebih sering terjasi jika ketuban pecah karena wajah merupakan bagian presentasi janin yang tidak sesuai. Pemeriksaan vagina harus dilakukan untuk mencegah terjadinya hal tersebut.

Memar Pada Wajah
Wajah bayi selalu memar dan bengkak pada saat lahir, dengan edema pada kelopak mata dan bibir. Kepala memanjang dan bayi akan berbaring denga posisi kepala ekstensi. Edema akan hilang dalam 1-2 hari dan memar biasanya akan sembuh dalam seminggu.

Perdarahan Serebral
Tidak adanya moulage pada tulang wajah dapat menyebabkan perdarahan intracranial akibat kompresi berlebihan tengkorak wajah atau kompresi ke arah belakang pada moulage

Trauma Maternal
Laserasi perineum yang luas dapat terjadi pada pelahiran karena besarnya diameter submentovertikal dan biparietal yang mendistensi vagina dan perineum. Terdapat peningkatan insiden pelahiran dengan operasi, baik dengan forcep maupun seksio sesaria dan keduanya meningkatkan morbiditas maternal