KEHAMIL IBU DENGAN KELAINAN AIR KETUBAN

KATA PENGANTAR

            Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI).
            Penyusun berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untuk memahami tentang Asuhan Kebidanan IV ( Patologi) Dokumentasi Asuhan Kebidanankehamilan dengan kelainan air ketuban. Kami berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memahami serta mendapat pengetahuan yang lebih baik, sebagaimana isi yang ada dalam makalah ini, sehingga dapat diaplikasikan  untuk mengembangkan kompetensi dalam bidang kebidanan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu penyusunan tulisan ini. Semoga Allah SWT memberkati kita semua.

                                                                                                           






Yogyakarta, April 2013




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHUALAN
A.    Latar Belakang........................................................................................................ 1
B.     Tujuan...................................................................................................................... 1
C.     Manfaat................................................................................................................... 2
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA
A.    Definisi Air Ketuaban............................................................................................. 3
B.     Fungsi Air Ketuban................................................................................................. 3
C.     Ketuban Pecah Dini
1.           Definisi............................................................................................................ 3
2.           Etiologi............................................................................................................ 4
3.           Diagnosa......................................................................................................... 4
4.           Komplikasi...................................................................................................... 6
5.           Penatalaksanaan.............................................................................................. 7
D.    Polihidramnion
1.           Definisi............................................................................................................ 8
2.           Etiologi............................................................................................................ 8
3.           Diagnosa......................................................................................................... 9
4.           Komplikasi...................................................................................................... 11
5.           Penatalaksanaan.............................................................................................. 11
E.     Oligohidramnion
1.           Definisi............................................................................................................ 12
2.           Etiologi............................................................................................................ 12
3.           Tanda dan Gejala ........................................................................................... 12
4.           Komplikasi...................................................................................................... 13
5.           Penatalaksanaan.............................................................................................. 13
BAB III ASUHAN KEBIDANAN
A.    Tinjauan Kasus........................................................................................................ 14
B.     Manejemen Asuhan Kebidanan .............................................................................. 15
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan.............................................................................................................. 27
B.     Saran........................................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 28


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Selaput amnion merupakan jangringan avaskular yang lentur tetapi kuat. Bagian selaput yang berhubungan dengan cairan merupakan jaringan sel kuboitd yang asalnya ectoderm. Lapisan dalam amnion merupakan mikrovili yang berfungsi mentranfer cairan dan metabolic. Sejak awal kehamilan cairan amnion telah di bentuk. Cairan Amnion merupakan bantalan dan pelindung untuk proteksi sekaligus menunjang pertumbahan. Cairan amnion  mengandung banyak sel janin (lanugo, verniks kaseosa). Fungsi cairan amnion yang juga penting ialah menghambat bakteri karen ndunga mengandung zat seperti fosfat dan zeng.
      Kelainan air keuban adalah suatau keadaan di mana jumlah air ketuban lebih banyak atau sedikit dari normal.
Macam-macam kelainan air ketuban
1.      Ketuban pecah dini (KPD)
2.      Poligohidramnion
3.      Oligohidramnion

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Saja Macam-Macam Kelainan Air Ketuban?
2.      Bagaimana Etiologi Terjadinya Kelainan Air Ketuban?
3.      Bagaimana Penatalaksanaan Kelainan Air Ketuban?
1.2  TUJUAN UMUM
1.      Untuk Mengetahui Macam-Macam Kelainan Air Ketuban
2.      Untuk Mengetahui Etiologi Terjadinya Kelainan Air Ketuban
3.      Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Kelainan Air Ketuban

1.3  TUJUAN KHUSUS
1.      Untuk mengetahui pengertian dari air ketuban.
2.      Untuk mengetahui fungsi dari air ketuban.
3.      Untuk mengetahui pengertian kelainan ketuban.
4.      Untuk mengetahui etiologi dari kelainan air ketuban.
5.      Untuk mengetahui dan memahami tanda dari kelaianan air ketuban.
6.      Untuk mengetahui gambaran klinik dari kelainan air ketuban.
7.      Untuk mengetahui dan memahami resiko kehamilan dengan kelainan air ketuban.
8.      Untuk mengetahui dan menentukan diagnose dari kelaianan air ketuban.
9.      Untuk mengetahui dan mengimplementasikan penatalaksanaan dari kelainan air ketuban.
10.  Untuk mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kelainan air ketuban.
1.4  MANFAAT
1.      Dapat mengetahui pengertian dari air ketuban.
2.      Dapat mengetahui fungsi dari air ketuban.
3.      Dapat mengetahui macam-macam kelainan air ketuban.
4.      Dapat mengetahui etiologi kelainan air ketuban.
5.      Dapat mengetahui dan menentukan diagnosa dari kelaianan air ketuban.
6.      Dapat mengetahui dan menentukan diagnose dari kelainan air ketuban.
7.      Dapat mengimplemetasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kelainan air ketuban












BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DENGAN KELAINAN AIR KETUBAN

2.1. Pengertian Air Ketuban
Air Ketuban merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat,bagian dalam selaput berhubungan dengan cairan yang merupakan jaringan sel kuboid yang asalnya ektoderm. ( Sarwono prawirohardjo, 2009).
2.2. Fungsi Air Ketuban
a.       Air Ketuban memiliki beberapa fungsi yang penting diantaranya :
b.      Melindungi bayi dari trauma
c.       Terjepitnya tali pusat
d.      Menjaga kestabilan suhu dalam rahim
e.       Meluindungi dari infeksi
f.       Membuat bayi bisa bergerak sehingga otot- ototnya berkembang dengan baik serta membantu perkembangan saluran cerna dan paru janin
2.3 Macam-macam kelainan air ketuban
4.      Ketuban pecah dini (KPD)
5.      Poligohidramnion
6.      Oligohidramnion

I.       Ketuban Pecah Dini / Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
A.    Pengertian
Beberapa definisi dari ketuban pecah dini adalah sebagai berikut.
1.      Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) atau ketuban pecah dini (KPD) atau ketuban pecah premature (KPP) adalah keluarnya cairan dari jalan lahir/vagina sebelum proses persalinan.
2.      Ketuban pecah prematur yaitu pecahnya membrane khorio-amniotik sebelum onset persalinan atau disebut juga premature rupture of membrane/prelabour rupture of Membrane/PROM.
3.      Ketuban pecah prematur pada preterm yaitu pecahnya membran khorio-amniotik sebelum onset persalinan pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau di sebut juga Preterm Premature Rupture Of Membrane/Preterem Prelabour Rupture Of Membrane/PPROM.
B.     Etiologi
Penyebab dari KPD tidak atau masih belum diketahui secara jelas maka usaha preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi. faktor yang berhubungan dengan meningkatnya insidensi KPD adalah sebagai berikut.
1.      Fisiologi selaput amnion/ ketuban yang abnormal.
2.      Inkompetensi serviks.
3.      Infeksi vagina/serviks.
4.      Kehamilan ganda.
5.      Polihidramion.
6.      Trauma.
7.      Distensi uteri.
8.      Stress maternal.
9.      Stress fetal.
10.  Infeksi.
11.  Serviks yang pendek.
12.  Prosedur medis.

C.     Diagnosa
1.      Secara klinik.
diagnosa ketuban pecah dini tidak sulit dibuat anamnesis. pada klien dengan keluarnya air seperti urine dengan tanda-tanda yang khas sudah dapat menilai bahwa hal tersebut mengarah ke ketuban pecah dini. Untuk menentukan betul tidaknya ketuban pecah dini bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
a.       Adanya cairan yang berisi mekonium (kotoran janin), verniks kaseosa (lemak putih) rambut lanugo atau (bulu-bulu halus) bila telah terinfeksi akan tercium bau.
b.      Pemeriksaan inspekulo, lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar dari kanalis servikalis pada bagian yang sudah pecah, atau terdapat cairan ketuban pada forniks posterior.
c.       USG : volume cairan amnion berkurang/oligohidramnion.
d.      Terdapat infeksi genital (sistemik).
e.       Gejala chorioamnionitis

Tabel 1.1 Diagnosis Cairan Vagina
Gejala dan tanda
yang selalu ada
Gejala dan tanda
Kadang-kadang ada
Diagnosis kemingkinan
Keluar cairan ketuban
Ketuban pecah tiba-tiba, cairan tampak di introitus, tidak ada his dalam 1 jam.
Ketuban pecah dini
Cairan vagina berbau, demam/menggigil, nyeri perut.
Uterus nyeri, DJJ  cepat, perdarahan vaginan sedikit.
Amnionitis
Cairan vagina berbau, tidak ada riwayat ketuban pecah dini
Gatal, keputihan, nyeri perut, disuria
Vaginitis
Cairan vaginan berdarah
Nyeri perut, gerakan janin berkurang, perdarahan banyak
Perdarahan antepartum
Cairan berupa darah lendir
Pembukaan dan pendataran serviks, ada his
Awal persalinan preterm atau aterm


2.      Maternal
Demam (dan takikardi), uterine tenderness, cairan amnion yang keruh dan berbau, leukositosis (peningkatan sel darah putih) meninggi, leukosit esterase (LEA) meningkat, kultur darah/urine.
3.      Fetal
takikardi, kardiotokografi, profilbiofisik, volume cairan ketuban berkurang
4.      Cairan amnion
Tes cairan amnion, diantaranya dengan kultur/gram stain, fetal fibronectin, glukosa, leukosit esterase (LEA) dan sitokin. Jika terjadi chorioamnionitis maka angka mortalitas neonatal 4x lebih besar, angka respiratory distress, neonatal sepsis dan pardarahan intraventrikuler 3x lebih besar.
a.       Dilakukan tes valsava, tes nitrazin dan tes fern
Normal pH cairan vagina 4,5-5,5 dan normal pH cairan amnion  7,0-7,5.
b.      Dilakukan uji kertas lakmus/nitrazine test.
Jadi biru (basa)            : air ketuban
Jadi merah (asam)       : air kencing

D.    Komplikasi
Pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin adalah sebagai berikut.
1.      Komplikasi pada ibu.
a.       Insfeksi  intrapartal/dalam persalinan. Jika terjadi insfeksi dan kontraksi saat ketuban pecah, dapat menyebabkan sespsis yang selanjutnya dapat mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas.
b.      Infeksi puerperalis/masa nifas.
c.       Partus lama/dry labour.
d.      Perdarahan postpartum.
e.       Meningkatkan tindakan operatif obstetric (khususnya SC).
f.       Morbiditas dan mortalitas maternal.
2.      Komplikasi pada janin
a.       Prematuritas.
Masalah yang dapat terjadi pada persalinan premature di antaranya adalah respiratory distress syndrome. Hipotermia,gangan makan neonatus, retinoathy of prematurity, perdarahan intraventrikular, necrotizing enterocolitis. Gangguan otak  (dan resiko cerebral palsy). Hiperbilirubinemia, anemia, sepsis.
b.      Proplaps funiculli/ penurunan tali pusat.
c.       Hipoksia dan asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi). Mengakibatkan kompresi tali pusat ,prolaps uteri, dry labour/ partus lama, skor APGAR redah, ensefalopati, cerebral palsy, bperdarahan intracranial,gagal ginjal.distres pernapasan.
d.      Sindrom derformitas janin.
Terjadi akibat oligohidramnion. Di antaranya terjadi hipoplasia paru,deformitas eksteremitas dan pertumbuhan janin terhambat (PJT).
e.       Morbiditas dan mortalitas perinatal

E.     Penatalaksanaan
Beberapa langkah dalam  penatalaksanaan ketuban pecah dini adalah sebagai berikut.
1.      Konservatif
a.       Rawat di rumah sakit
b.      Berikan antibiotic (ampicillin 4x 500 mg atau eritromisin bila tak tahan ampicillin) dan metronidazol 2x 500 mg selama 7 hari.
c.       Jika umur kehamilan <32-34 minggu, di rawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
d.      Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negative: beri dexametason, obsevasi tanda-tanda infeksi dan kesejateraan keaadaan janin. terminasi pada kehamilan 37 minggu.
e.       Jika kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), dexametason, dan induksi sesudah 24 jam.
f.       Jika kehamilan 32-37 minggu, ada insfeksi, beri antibiotic dan lakukan induksi.
g.      Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leokosit, dan tanda-tanda infeksi intara uterin.
h.      Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan seretoid, untuk memacu kematangan pada janin dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan sepingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 g sehari dosis tunggal selama 2 hari, dexametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4x.
2.      Aktif
a.       Kehamilan >37, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio cesarae. Dapat pula di berikan misoprostol 50 ug intravaginal tiap 6 jam maksimal 4x.
b.      Bila tanda-tanda infeksi berikan antibiotic dosis tinggi dan persalinan di akhiri:
1.      Bila skor pelvic <5 lakukan pematangan servik, kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio cesarae.
2.      Bila sekor pelvic >5 induksi persalinann, partus pervaginam.

II.    POLIHIDRAMION
A.    Pengertian
Polihidramion atau disebut juga dengan  hidramion adalah keadaan di mana air ketuban melebihi 2.000 ml.Hidramnion Akut  adalah penambahan air ketuban secara mendadak dan cepat dalam beberapa hari, biasanya terdapat pada kehamilan yang agak muda, bulan ke -5 dan 6.Hidramnion kronis adalah penambahan air ketuban secara perlahan-lahan. Biasanya terjadi pada kehamilan lanjut. Diagnosis pasti bias didapatkan dari pemeriksaan ultrasonografi (USG). Insiden hidramion adalah 1 % dari semua kehamilan. Biggio dkk. (1999) melaporkan dari Alabama, insiden hidramion 1% di antara lebih dari 36.000 kehamilan.

B.     Etiologi
Sampai  sekarang penyebab hidramnion masih belum jelas. Pada banyak kasus hidramnion berhubungan dengan kelainan malformasi janin, khususnya kelainan sistemsyaraf pusat dan traktus gastrointestinal. Namun secara teori, hidramnion bisa terjadi karena :
1.      Produksi air ketuban bertambah
Diduga air ketuban dibentuk oleh sel-sel amnion, tetapi air ketuban dapat bertambah cairan lain masuk kedalam ruangan amnion, misalnya air kencing janin dan cairan otak anensefalus.
Naeye dan Blanc (1972) mengidentifikasi dilatasi tubulus ginjal, bladder (vesica urinaria) ukuran besar, akan meningkatkan output urine pada awal periode pertumbuhan fetus, hal inilah yang meningkatkan produksi urine fetus yang mengakibatkan hidramnion.
2.      Pengaliran air ketuban terganggu
Air ketuban yang dibentuk, secara rutin dikeluarkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu cara pengeluaran adalah ditelan oleh janin, diabsorpsi oleh usus kemudian dialirkan ke plasenta untuk akhirnya masuk kedalam peredaran darah ibu. Ekskresi air ketuban ini akan terganggu bila janin tidak bisa menelan seperti pada atresia esofagus dan anensefalus.
Damato dkk. (1993) melaporkan bahwa  dari 105 wanita yang diteliti cairan amnionnya, ditemukan hampir  65% dinyatakan hidramion. Ada 47 orang hamil tunggal dengan satu atau lebih mengalami kelainan kongenital, diantara kelainan gastrointestinal,system saraf pusat, toraks, skeletal, kelainan kromosom (2 janin mempunyai trisomi 18-Edward syndrome dan dua janin dengan trisomi 21-down syndrome),dan kelainan jantung: 19 orang wanita hamil kembar.Hidramion berhubungan dengan kehamilan kembar monozigotik, hipotesis telah di buktikan bahwa salah satu fetus yang satu ini mengalami cardiac hypertrophy dan produksi urine output yang meningkat

C.     Diagnosis
a.       Pada saat anamesis didapatkan hal-hal sebagai berikut:
1.      Perut terasa lebih besar dan lebih berat dari biasa
2.      sesak nafas, beberapa ibu mengalami sesak nafas berat, pada kasus ekstrim ibu hanya bisa bernafas bila berdiri tegak
3.      Nyeri ulu hati dan sianosis
4.      Nyeri perut karena tegangnya uterus
5.      Oliguria. Kasus sangat jarang terjadi. Hal ini terjadi karena urethra mengalami obstruksi akibat uterus yang membesar melebihi kehamilan normal.
b.      Pada saat inspeksi didapatkan hal-hal berikut:
1.      Perut terlihat sangat buncit dan tegang, kulit perut mengkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar.
2.      Ibu terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah karena kehamilannya.
3.      Edema pada kedua tungkai, vulva dan abdomen. Hal ini terjadi karena kompresi terhadap sebagian besar sistem pembuluh darah balik (vena) akibat uterus yang terlalu besar .
c.       Pada saat dilakukan palpasi didapatkan hal-hal berikut ini:
1.      Perut tegang dan terdapat nyeri tekan.
2.      Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya.
3.      Bagian-bagian janin sukar dikenali
d.      Pada saat auskultasi
1.      Denyut jantung janin sukar didengar
e.       Pemeriksaan penunjang
1.      Foto rontgen (bahaya radiasi).
2.      Ultrasonografi (USG)
Banyak ahli mendefinisikan hidramnion bila indek cairan amnion (ICA) melebihi 24-25 cm pada pemeriksaan USG.berdasarkan pada pemeriksaan hidramnion terbagi menjadi berikut:
a.       Mild hydramnion (hidramnion ringan), bila kantung amnion mencapai 8-11 cm dalam dimensi vertikal. Insiden sebesar 80% dari semua kasus yang terjadi.
b.      Moderate hydramnion (hidramnion sedang), bila kantung amnion mencapai 12-15 cm dalamnya. Insiden sebesar 15%.
c.       Severe hydramnion (hidramnion berat), bila janin ditemukan berenang dengan bebas dalam kantung amnion yang mencapai 16 cm atau lebih besar. Insiden sebesar 5% 
Usia gestasi (minggu)
Janin
(gram)
Plasenta
(gram)
Amnion (ml)
Cairan (%)
16
100
100
200
50
28
1000
200
1000
45
36
2500
400
900
24
40
3300
500
800
17
(Peipert and Donnenfeld, 1991)
D.    Komplikasi
1.      Ibu
a.       Solusio plasenta
b.      Atonia uteri
c.       Perdarahan postpartum
d.       Syok
e.        Kesalahan-kesalahan letak janin menyebabkan partus jadi lama dan sukar
2.      Janin
a.       Kelainan congenital
b.       Prematuritas
c.       Prolapsus tali pusat
E.     Penatalaksanaan
1.      Dilakukan pemeriksaan ultrasonografi secara teliti antara lain untuk melihat penyebab dari keadaan tersebut.
2.      Dilakukan pemeriksaan OGTT untuk menyingkirkan kemungkinan diabetes  estasional.
3.      Bila etiologi tidak jelas, pemberian indomethacin dapat memberi manfaat bagi 50% kasus .
4.      Pemeriksaan USG janin dilihat secara seksama untuk melihat adanya kelainan ginjal janin.
5.      Meskipun sangat jarang, kehamilan monokorionik yang mengalami komplikasi sindroma twin tranfusin terjadi polihidramnion pada kantung resipien dan harus dilakukan amniosintesis berulang untuk mempertahankan kehamilan.

III. OLIGOHIDRAMNION
A.    Pengertian
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal yaitu kurang dari 500 mL. Marks dan Divon (1992) mendefinisikan oligohidramnion bila pada pemeriksaan USG ditemukan bahwa index kantong amnion 5 cm atau kurang dan insiden oligohidramnion 12% dari 511 kehamilan pada usia kehamilan 41 minggu.

B.     Etiologi
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui. Beberapa keadaan berhubungan dengan oligohidramnion hampir selalu berhubungan dengan obstruksi saluran traktus urinarius janin atau renal agenesis.



C.     Tanda dan gejala
1.      Perut ibu kelihatan kurang membuncit
2.      Denyut jantung janin sudah terdengar lebih dini dan lebih jelas.
3.      Ibu merasa nyeri di perut pada setiap gerakan anak.
4.      Persalinan lebih lama dari biasanya.
5.      Sewaktu his/mules akan terasa sakit sekali.
6.      Bila ketuban pecah, air ketuban akan sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
7.      Sering berakhir dengan partus prematurus.

D.    Komplikasi
Prognosis oligohidramnion tidak baik terutama untuk janin. Bila terjadi kehamilan muda akan mengakibatkan gangguan bagi pertumbuhan janin, bahkan bisa terjadi foetus papyreceous, yaitu picak seperti kertas karena tekanan-tekanan. Bila terjadi pada kehamilan lanjut akan terjadi cacat bawaan, cacat karena tekanan atau kulit menjadi tebal dan kering. Selain itu, dapat mengakibatkan kelainan musculoskeletal (sistem otot).
Oligohidramnion yang berkaitan dengan PPROM pada janin yang kurang dari 24 minggu dapat mengakibatkan terjadinya hipoplasia paru-paru. Ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu:
1.      Kompresi toraks, mengakibatkan pengembangan dinding dada dan paru-paru terhambat.
2.      Terbatasnya pernapasan janin menurunkan pengembangan paru-paru.
3.      Terganggunya produksi serta aliran cairan paru-paru berakibat pada pertumbuhan dan perkembangan paru-paru
E.     Penatalaksanaan
Penanganan oligohidramnion bergantung pada situasi klinik dan dilakukan pada fasilitas kesehatan yang lebih lengkap mengingat prognosis janin yang tidak baik. Kompresi tali pusat selama proses persalinan biasa terjadi pada oligohidramnion, oleh karena itu persalinan dengan sectio caesarea merupakan pilihan terbaik pada kasus oligohidramnion. Selain itu, pertimbangan untuk melakukan SC adalah sebagai berikut:
1.      Indeks kantung amnion (ICA) 5cm atau kurang.
2.      Deselarasi frekuensi detak jantung janin.
3.      Kemungkinan aspirasi mekoneum pada kehamilan posterm.





BAB III
ASUHAN KEBIDANAN

A.    KASUS
Ny”DF” umur 25 tahun G1P0A0 UK 32 minggu, datang ke bps stikes guna bangsa yogyakarta, hari,tanggal/Jam            : senin, 24 maret 2013/23.30 wib pasien mengeluh keluar air dari jalan lahir seperti urine tapi baunya bukan khas urin, sejak jam 22.25 Wib,terkadang kenceng-kenceng dan terasa sakit pada bagian perut bawah tetapi saat istrahat  hilang sejak 5 jam yang lalu























ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS
Ny. DF G1P0A0 32 MINGGU DENGAN KETUBAN PECAH DINI
DI BPS STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA

Hari,Tanggal   : Senin, 24 Maret 2013
Jam                  : 23.30 WIB
Sumber data    : Auto Anamnesa,       oleh:    Helen Puspa Sari Dan Wahyu Wijayanti

I.       PENGKAJIAN
A.    Data Subyektif
1.      Identitas
Nama istri
:
Ny. DF
Nama suami
:
Tn. DT
Umur
:
25 tahun
Umur
:
27 tahun
Agama
:
Islam
Agama
:
Islam
Suku
:
Jawa
Suku
:
Jawa
Pendidikan
:
D3
Pendidikan
:
D4
Pekerjaan
:
Pegawai kantor
Pekerjaan
:
PNS
Alamat
:
Jl . Dago No. 25 Condong Catur , Yogyakarta
2.      Alasan datang
Ingin memeriksakan keadaan dirinya dan janin yang di kandungnya
3.      Keluhan Utama
pasien mengeluh keluar air dari jalan lahir seperti urine tapi baunya bukan khas urin, sejak jam 22.25 Wib,terkadang kenceng-kenceng dan terasa sakit pada bagian perut bawah tetapi saat istrahat  hilang sejak 5 jam yang lalu.
4.      riwayat kesehatan
a.       Riwayat kesehatan dahulu
Jantung                 : Tidak ada                  Asma               : Tidak ada
Diabetes Melitus  : Tidak ada                  Hipertensi        : Tidak ada
TBC                     : Tidak ada                  Hepatitis          : Tidak ada
ISK                      : Tidak ada
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun serta ibu tidak pernah menderita penyakit sampai di rawat di rumah sakit
a.       Riwayat kesehatan sekarang
Jantung                        : Tidak ada                  Asma               : Tidak ada
Diabetes Melitus         : Tidak ada                  Hipertensi        : Tidak ada
TBC                            : Tidak ada                  Hepatitis          : Tidak ada
ISK                             : Tidak ada
b.      Riwayat kesehatan keluarga
Jantung                        : Tidak ada                  Asma               : Tidak ada
Diabetes Melitus         : Tidak ada                  Hipertensi        : Tidak ada
TBC                            : Tidak ada                  Hepatitis          : Tidak ada
ISK                             : Tidak ada
Ibu mengatakan tidak ada riwayat kehamilan kembar dalam keluarga
5.      Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan pertama bagi suami dan istri serta ini merupakan pernikahan yang sah dalam agama maupun pemerintah. Ibu menikah pada umur 24 tahun, suami umur 26 tahun, lama pernikahan 10 bulan.
6.      Riwayat Obstetri
a.       Riwayat menstruasi
Menarche             : 13 tahun
Siklus                   : 28 hari
Lamanya              : 5 – 8 hari
Keluhan                : Tidak ada
Jumlah                  : 2 – 3 kali ganti pembalut/hari
HPHT                   : 12 – 08– 2012          
HPL                     : 19 – 05 – 2013
b.      riwayat kehamilan, persalian, dan nifas yang lalu
ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertamannnya.
c.       riwayat kehamilan sekarang
G1P0A0 UK 32 Minggu TM 3
1)      Riwayat ANC
TM 1
Frekuensi              : 1 Kali, UK 9 Minggu
Keluhan                : Pusing, Mual
Terapi Obat          : TT1.Melakukan tes kehamialan ( hasil +), Asam Folat 1x1
 Tempat                : BPS “A”
TM II
Frekuensi              : 2 kali, UK 13 minggu dan 25 minggu
Keluhan                : UK 13 minggu tidak ada keluhann
                               UK 25 minggu tidak ada keluhan
Terapi Obat          : UK 13 minggu : TT2,Fe 1x1, Vitamin C 1x1.
                               UK 25 minggu : tablet Fe 1x1, Vitamin C1x1
Tempat                 : BPS “A”
pasien merasakan gerakan janin pertama usia kehamilan 20 minggu, frekuensi 10 x/ 12 jam.
d.      Ibu sudah mendapatkan imunisasi TT:
TT1: UK 9 minggu
TT2: UK 13 minggu
1)      Selama hamil ibu tidak pernah mengkonsumsi semacam jamu-jamuan.Ibu selama hamil selalu mengkonsumsi obat yang telah diberiakan bidan.
2)      Ibu merasakan gerakan janinnya pada UK 20 minggu, frekuensi 10-12 x dalam 12 jam. Semakin tua kehamilannya ibu mengatakan gerakan janinnya semakin aktif, frekuensi 11-13x dalam 12 jam.
3)      Kebiasaan ibu/ suami
Merokok              : Tidak ada
Narkoba               : Tidak ada
Alkohol                : Tidak ada
Minum jamu         : Tidak ada
Ibu merencanakan untuk persalinannya yang pertama ini akan bersalin di rumah sakit dan di tolong oleh dokter spog.
7.      Riwayat KB
ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi KB
8.      Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a.       pola nutrisi
sebelum hamil
Makan                              : 3x sehari.
Pola                                  : Teratur.
Bahan makanan                : Nasi,roti,daging,ikan,tempe,tahu, sayur.
Makanan pantangan         : Tidak ada.
Alergi makanan                : Tidak ada.
Minum                             
Banyaknya                       : 7-8 gelas belimbing.
Jenis minuman                  : Air putih, dan teh.
saat hamil
Makan                              : 3x sehari.
Pola                                  : Teratur.
Bahan makanan                : Nasi,roti,daging,ikan,tempe,tahu, sayur.
Makanan pantangan         : Tidak ada.
Alergi makanan                : Tidak ada.
Makan terakhir                 : 20.10 wib.
Minum                             
Banyaknya                       : 7-9 gelas belimbing.
Jenis minuman                  : Air putih,teh, dan susu ibu hamil.
Minum terakhir                : 22.55 wib.
b.      pola eliminasi
BAK
Sebelum hamil
frekuensi bak                    : 2-3x sehari
warna                               : Kuning jernih
bau                                   : Khas bak
keluhan                             : Tidak ada
Saat hamil
frekuensi bak                    : 4-6x sehari
warna                               : Kuning jernih
bau                                   : Khas bak
keluhan                             : Tidak ada
BAB
Sebelum hamil
Frekuensi                          :1-2x sehari
Warna                               : Kuning kecoklatan
Konsistensi                       : Lembek
Keluhan                            : Tidak ada
Saat hamil
Frekuensi                          : 1-2x sehari
Warna                               : Hitam kecoklatan
Konsistensi                       : Lembek
Keluhan                            : Tidak ada
c.       Pola aktivitas
Sebelum hamil
tidur siang                                    : 1 jam/ hari
tidur malam                      : 6-7 jam/hari
saat hamil
tidur siang                                    : 1 jam/hari
tidur malam                      : 6-7 jam/hari
kegiatan sehari-sehari       :
Ibu mengatakan mengerjakan perkerjaan kantor dan mengerjakan perkerjaan rumah seperti memasak dan membereskan rumah.
Keluhan: ibu mengatakan merasa kelehan karena sudah 1 minggu ini di kantornya lembur sampai jam 21.00 wib dan masih tetap mengerjakan perkerjaan rumah tangga.
d.      Personal hygiene
Sebelum hamil
Mandi                               : 2x sehari.
Keramas                           : 1x selama 2 hari.
Gosok gigi                        : 3x sehari.
Ganti baju                                    : 2-3x sehari.
Ganti pakaian dalam        : 2-3x sehari.
Saat hamil
Mandi                               : 1-2x sehari.
Keramas                           : 1x selama 2 hari.
Gosok gigi                        : 3x sehari.
Ganti baju                                    : 2-3x sehari.
Ganti pakaian dalam        : 4x sehari.
e.       pola seksual
Sebelum hamil ibu melakukan hubungan seksual 3-4 x/ minggu, setelah hamil ibu melakukan 3x/ minggu. Selama melakukan hubungan seksual ibu mengatakan tidak ada keluhan.
9.      Data psikososial spiritual
a.       Dukungan keluarga
Ibu mengatakn keluarga sangat mendukung, ibu dan ibu mertuanya ingin mendampingi persalianannya serta ingin ikut merawat bayinya.
b.      Pengambilan keputusan
Suami dan ibu
c.       Ketaatan beribadah
Sebelum dan setelah hamil ibu selalu taat beribadah (shalat 5 waktu)
d.     Adat istiadat
Masih ada, seperti acara ngapati dan mitoni
10.  kesehatan lingkungan
a.      Hewan peliharaan
Ibu tidak memiliki hewan peliharaan
b.      Kontak langsung dengan hewan peliharaan
Tidak pernah
c.      Kebiasaan memasak
Jika memasak sayuran ibu memotong-motong terlebih dahulu kemudian di cuci serta jika memasaknya sampai lunak. Jika memasak daging ibu menunggu dagingnya sampai benar-benar lunak.

B.     Data Obyektif
Tanggal/jam         : senin 24 maret 2013/ 23.40 wib
1.      Keadaan  umum                : Baik.
2.      Kesadaran                         : Composmentis.
3.      Keadaan emosional           : Cemas.
4.      Tanda-tanda vital             
Tekanan darah                   : 120/80 mmhg.
Nadi                                  : 82x/menit.
Respirasi                            : 24x/menit.
Suhu                                  : 36.50c.
Berat badan sebelum hamil           : 48 kg.
sesudah hamil                    : TM 1: 52kg,  TM      :55kg,  TM      : 57kg.
Tinggi badan                     : 158 cm.
LILA                                 : 25 cm.
IMT                                   : 22.832879 (normal).
5.      Kepala                               : Bersih, rambut hitam panjang,tidak ada ketombe,dan tidak ada benjolan.
6.      Muka                                 : Tidak pucat, tidak odema, tidak ada cloasma gravidarum
7.      Mata                                  : Kongtiva merah muda, sclera putih, bersih tidak ada kelainan dan gangguan pengliatan.
8.      Hidung                              : Bersih, tidak ada kotoran, tidak ada polip
9.      Telinga                              : Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran.
10.  Mulut                                : Bibir merah muda.lembab. tidak ada caries pada gigi
11.  Leher                                 : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis.
12.  Dada                                 : Simetris, payudara semetris membesar, areola hiperpigmentasi, papila mammae menonjol,tidak teraba benjolan, kolostrum belum keluar.
13.  Perut                                  : Tidak ada bekas luka operasi, ada strie gravidarum dan linea nigra.
Palpasi leopod I                : fundus 2 jari di atas pusat teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong).
Palpasi leopod 11              : Bagian kanan teraba keras.panjang sepeti papan (punggung), Bagian kiri teraba bagian-bagian kecil,dan tidak beraturan (ekstermitas).
Leopod 111                       : Teraba keras bulat, dan meleting (kepala).
Leopod IV                        : Convergen.

TFU mc.donald                 : 26 cm.
DJJ                                    :140 x/menit.
TBJ                                    : 2170 gram.
HIS                                   : Tidak teratur, interval his semakin lama, intesistas his semakin lemah.dan saat ibu beristrhat hilang.
14.  Genetalia                           : Tidak ada varises dan odem.keluar rembesan air ketuban,verniks kaseosa,dan rambut lanugo dari jalan lahir ,tidak ada dilatasi serviks.
15.  Anus                                  : Bersih, tidak ada hemoroid
16.  Ekstremitas
Atas                                   : Bersih, ujung-ujung jari tidak pucat,tidak ada odema
Bawah                               : Bersih, tidak ada odema dan varises, reflek patella kanan dan kiri (+/+)
C.     Pemeriksaan penunjang
tanggal/jam      :24-03-2013/ 23.58 wib
di bps               : BPS Stikes Guna bangsa oleh bidan
hb                    :11 grm %
uji kertas lakmus merah/ tes nitrazine
biru (basa)        :air ketuban
II.INTREPRETASI DATA
Ny “DF” GIP0A0 UK 32  minggu dengan Ketuban pecah dini
Janin hidup,tunggal, intrauteri,preskep.
Data dasar subjektif:
a.       HPHT                  : 26-07-2012
b.      HPL                     : 2-05-2013
c.       ini merupakan kehamilan pertama dan ibu tidak ada riwayat abortus
d.      pasien mengeluh keluar air seperti urine dari jalan lahir tapi baunya bukan khas urin, sejak jam 22.25 Wib,terkadang kenceng-kenceng dan terasa sakit pada bagian perut bawah tetapi saat istrahat  hilang sejak 5 jam yang lalu.
ibu mengatakan merasa kelehan karena sudah 1 minggu ini di kantornya lembur sampai jam 21.00 wib dan masih tetap mengerjakan perkerjaan rumah tangga
Data dasar Objektif
a.       pemeriksaan umum
b.      Keadaan  umum                      : Baik
c.       Kesadaran                               : Composmentis
d.      Keadaan emosional                 : Cemas
e.       Tanda-tanda vital       
Tekanan darah                   :120/80 mmhg
Nadi                                  :82x/men/menit
Respirasi                            :24x/menit
Suhu                                  :36.50c
Palpasi leopod I                : 2 jari di atas pusat teraba bulat, lunak dan tidak dapat di lentingkan (bokong).
Palpasi leopod 11              :Bagian kanan teraba keras.panjang sepeti papan(puka),Bagian kiri teraba bagian-bagian kecil,dan tidak beraturan (ekstermitas).
Leopod 111                       : Terba keras bulat, dan meleting (preskep)
Leopod IV                        : Convergen
TFU mc.donald                 : 26 cm
Puntum maksimum           :
DJJ                                    : 140 x/menit
TBJ                                    : 2170 gram
HIS                                   : tidak teratur, interval his semakin lama, intesistas his semakin lemah.dan saat ibu beristrhat hilang
Genetalia                           : Tidak ada varises dan odem.keluar rembesan air ketuban bercampur mekonium,verniks kaseosa,dan rambut lanugo dari jalan lahir ,tidak ada dilatasi serviks.
pemeriksaan penunjang
tanggal/jam    : 24-03-2013/ 23.58 wib
hb                  : 11 grm %
uji kertas lakmus merah / tes nitrazine
biru (basa)      :air ketuban

masalah:
1.      ibu kelehan.
2.      ibu dan keluarga cemas.
kebutuhan:
1.      kie pola istrahat
2.      memberikan dukungan emosional
III.IDENTIFIKASI MASALAH ATAU DIAGNOSA POTENSIAL
1.      pada ibu.
Insfeksi  intrapartal/dalam persalinan
2.      Pada janin
a.       Prematuritas.
b.      prematuritas.
IV. TINDAKAN SEGERA
Rujuk ke tempat yang memilki fasilitas lebih memadai (RS)
V.  PERENCANAAAN
Taggal/jam                    : senin 24 maret/23.59 wib
1.      Jelaskan tentang hasil pemeriksaan kepada ibu
2.      Asuhan sayang ibu
3.      Berikan ibu dukungan emosional
4.      Pasang infuse
5.      Siapkan rujukan Kerumah sakit.

V1. PELAKSANAAN
Tanggal/jam                             : selasa 25 maret 2013/00.00 wib
1.   Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa kehamilannya mengalami ketuban pecah dini yaitu Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan.dan apabila tidak segera di tangani akan mengganggu kesehatan ibu serta janin.  
2.   Membersihkan rembesan air ketuban dan memasang pembalut.
3.   Memberikan dukungan emosional kepada ibu dan keluarga.
4.   Memasang infuse
5.   Menyiapkan rujukan Ibu dan beri tahu  keluarga ibu akan di rujuk.

VII. EVALUASI
Tanggal/jam                  : selasa 25 maret 2013/00.18 wib
1.      Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang sudah di jelaskan oleh bidan.
2.      Pembalut sudah di pasang, dan ibu merasa nyaman.
3.      Ibu masih menrasa cemas dengan keadaannya dan janinnya.
4.      Infuse terpasang.
5.      Ibu dan keluarga sudah mengetahui bahwa ibu akan di rujuk, dan ibu sudah di rujuk.




















BAB IV
PENUTUP

A.        KESIMPULAN
Air Ketuban merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat,bagian dalam selaput berhubungan dengan cairan yang merupakan jaringan sel kuboid yang asalnya ektoderm. Air ketuban memiliki beberapa peranan yang penting diantaranya melindungi bayi dari trauma, terjepitnya tali pusat, menjaga kestabilan suhu dalam rahim, melindungi dari infeksi, membuat bayi bisa bergerak sehingga otot-ototnya berkembang dengan baik serta membantu perkembangan saluran cerna dan paru janin. Kelainan air ketuban adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban lebih banyak atau sedikit  dari normal
Macam-macam kelainan air ketuban
1.      Ketuban Pecah Dini (KPD)
2.      Poligohidramnion.
3.      Oligohidramnion.

B.    SARAN
1.      Bagi mahasiswa agar dapat lebih menambah pengetahuan dalam penatalaksanaan pertolongan persalinan dengan ketuban pecah dini.
2.      Bagi mahasiswa agar dapat lebih menambah pengetahuan dalam pembuatan pendokumentasian persalinan dengan ketuban pecah dini.
3.      Bagi tenaga kesehatan agar lebih menambah pengalaman dalam upaya meningkatkan profesional kerja dalam hal pertolongan persalinan patologi.
.







DAFTAR PUSTAKA
Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. JNPK. 2002. Jakarta

Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2003. Jakarta: YBP-S

Nugraheny,Esti.2010.Asuhan Kebidanan Pathologi.Yogyakarta: Pustaka Rihama

Prawirohardjo, Sarwono.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal .PT Bina Sarwono Prawirohardjo.Jakarta.2009.
Achamad feryanto,fadlun.2011.Asuhan kebidanan patologis.Jakarta Salemba Medika



BAB III
ASUHAN KEBIDANAN

A.    KASUS
Ny”DF” umur 25 tahun G1P0A0 UK 32 minggu, datang ke bps stikes guna bangsa yogyakarta, hari,tanggal/Jam            : senin, 24 maret 2013/23.30 wib pasien mengeluh keluar air dari jalan lahir seperti urine tapi baunya bukan khas urin, sejak jam 22.25 Wib,terkadang kenceng-kenceng dan terasa sakit pada bagian perut bawah tetapi saat istrahat  hilang sejak 5 jam yang lalu

























ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS
Ny. DF G1P0A0 32 MINGGU DENGAN KETUBAN PECAH DINI
DI BPS STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA

Hari,Tanggal   : Senin, 24 Maret 2013
Jam                  : 23.30 WIB
Sumber data    : Auto Anamnesa,       oleh:    Helen Puspa Sari Dan Wahyu Wijayanti

I.       PENGKAJIAN
A.    Data Subyektif
1.      Identitas
Nama istri
:
Ny. DF
Nama suami
:
Tn. DT
Umur
:
25 tahun
Umur
:
27 tahun
Agama
:
Islam
Agama
:
Islam
Suku
:
Jawa
Suku
:
Jawa
Pendidikan
:
D3
Pendidikan
:
D4
Pekerjaan
:
Pegawai kantor
Pekerjaan
:
PNS
Alamat
:
Jl . Dago No. 25 Condong Catur , Yogyakarta
2.      Alasan datang
Ingin memeriksakan keadaan dirinya dan janin yang di kandungnya
3.      Keluhan Utama
pasien mengeluh keluar air dari jalan lahir seperti urine tapi baunya bukan khas urin, sejak jam 22.25 Wib,terkadang kenceng-kenceng dan terasa sakit pada bagian perut bawah tetapi saat istrahat  hilang sejak 5 jam yang lalu.
4.      riwayat kesehatan
a.       Riwayat kesehatan dahulu
Jantung                 : Tidak ada                  Asma               : Tidak ada
Diabetes Melitus  : Tidak ada                  Hipertensi        : Tidak ada
TBC                     : Tidak ada                  Hepatitis          : Tidak ada
ISK                      : Tidak ada
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun serta ibu tidak pernah menderita penyakit sampai di rawat di rumah sakit
a.       Riwayat kesehatan sekarang
Jantung                        : Tidak ada                  Asma               : Tidak ada
Diabetes Melitus         : Tidak ada                  Hipertensi        : Tidak ada
TBC                            : Tidak ada                  Hepatitis          : Tidak ada
ISK                             : Tidak ada
b.      Riwayat kesehatan keluarga
Jantung                        : Tidak ada                  Asma               : Tidak ada
Diabetes Melitus         : Tidak ada                  Hipertensi        : Tidak ada
TBC                            : Tidak ada                  Hepatitis          : Tidak ada
ISK                             : Tidak ada
Ibu mengatakan tidak ada riwayat kehamilan kembar dalam keluarga
5.      Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan pertama bagi suami dan istri serta ini merupakan pernikahan yang sah dalam agama maupun pemerintah. Ibu menikah pada umur 24 tahun, suami umur 26 tahun, lama pernikahan 10 bulan.
6.      Riwayat Obstetri
a.       Riwayat menstruasi
Menarche             : 13 tahun
Siklus                   : 28 hari
Lamanya              : 5 – 8 hari
Keluhan                : Tidak ada
Jumlah                  : 2 – 3 kali ganti pembalut/hari
HPHT                   : 26 – 07– 2012          
HPL                     : 02 – 05 – 2013
b.      riwayat kehamilan, persalian, dan nifas yang lalu
ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertamannnya.
c.       riwayat kehamilan sekarang
G1P0A0 UK 32 Minggu TM 3
1)      Riwayat ANC
TM 1
Frekuensi              : 1 Kali, UK 9 Minggu
Keluhan                : Pusing, Mual
Terapi Obat          : TT1.Melakukan tes kehamialan ( hasil +), Asam Folat
 Tempat                : BPS “A”
TM II
Frekuensi              : 2 kali, UK 13 minggu dan 25 minggu
Keluhan                : UK 13 minggu tidak ada keluhann
                               UK 25 minggu tidak ada keluhan
Terapi Obat          : UK 13 minggu : TT2,Fe, Vitamin C.
                               UK 25 minggu : tablet Fe, Vitamin C
Tempat                 : BPS “A”
pasien merasakan gerakan janin pertama usia kehamilan 20 minggu, frekuensi 10 x/ 12 jam.
d.      Ibu sudah mendapatkan imunisasi TT:
TT1: UK 9 minggu
TT2: UK 13 minggu
1)      Selama hamil ibu tidak pernah mengkonsumsi semacam jamu-jamuan.Ibu selama hamil selalu mengkonsumsi obat yang telah diberiakan bidan.
2)      Ibu merasakan gerakan janinnya pada UK 20 minggu, frekuensi 10-12 x dalam 24 jam. Semakin tua kehamilannya ibu mengatakan gerakan janinnya semakin aktif, frekuensi 11-13x dalam 24 jam.
3)      Kebiasaan ibu/ suami
Merokok              : Tidak ada
Narkoba               : Tidak ada
Alkohol                : Tidak ada
Minum jamu         : Tidak ada
Ibu merencanakan untuk persalinannya yang pertama ini akan bersalin di rumah sakit dan di tolong oleh dokter spog.
7.      Riwayat KB
ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi KB
8.      Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a.       pola nutrisi
sebelum hamil
Makan                              : 3x sehari.
Pola                                  : Teratur.
Bahan makanan                : Nasi,roti,daging,ikan,tempe,tahu, sayur.
Makanan pantangan         : Tidak ada.
Alergi makanan                : Tidak ada.
Minum                             
Banyaknya                       : 7-8 gelas belimbing.
Jenis minuman                  : Air putih, dan teh.
saat hamil
Makan                              : 3x sehari.
Pola                                  : Teratur.
Bahan makanan                : Nasi,roti,daging,ikan,tempe,tahu, sayur.
Makanan pantangan         : Tidak ada.
Alergi makanan                : Tidak ada.
Makan terakhir                 : 20.10 wib.
Minum                             
Banyaknya                       : 7-9 gelas belimbing.
Jenis minuman                  : Air putih,teh, dan susu ibu hamil.
Minum terakhir                : 22.55 wib.
b.      pola eliminasi
BAK
Sebelum hamil
frekuensi bak                    : 2-3x sehari
warna                               : Kuning jernih
bau                                   : Khas bak
keluhan                             : Tidak ada
Saat hamil
frekuensi bak                    : 4-6x sehari
warna                               : Kuning jernih
bau                                   : Khas bak
keluhan                             : Tidak ada
BAB
Sebelum hamil
Frekuensi                          :1-2x sehari
Warna                               : Kuning kecoklatan
Konsistensi                       : Lembek
Keluhan                            : Tidak ada
Saat hamil
Frekuensi                          : 1-2x sehari
Warna                               : Hitam kecoklatan
Konsistensi                       : Lembek
Keluhan                            : Tidak ada
c.       Pola aktivitas
Sebelum hamil
tidur siang                                    : 1 jam/ hari
tidur malam                      : 6-7 jam/hari
saat hamil
tidur siang                                    : 1 jam/hari
tidur malam                      : 6-7 jam/hari
kegiatan sehari-sehari       :
Ibu mengatakan mengerjakan perkerjaan kantor dan mengerjakan perkerjaan rumah seperti memasak dan membereskan rumah.
Keluhan: ibu mengatakan merasa kelehan karena sudah 1 minggu ini di kantornya lembur sampai jam 21.00 wib dan masih tetap mengerjakan perkerjaan rumah tangga.
d.      Personal hygiene
Sebelum hamil
Mandi                               : 2x sehari.
Keramas                           : 1x selama 2 hari.
Gosok gigi                        : 3x sehari.
Ganti baju                                    : 2-3x sehari.
Ganti pakaian dalam        : 2-3x sehari.
Saat hamil
Mandi                               : 1-2x sehari.
Keramas                           : 1x selama 2 hari.
Gosok gigi                        : 3x sehari.
Ganti baju                                    : 2-3x sehari.
Ganti pakaian dalam        : 4x sehari.
e.       pola seksual
Sebelum hamil ibu melakukan hubungan seksual 3-4 x/ minggu, setelah hamil ibu melakukan 3x/ minggu. Selama melakukan hubungan seksual ibu mengatakan tidak ada keluhan.
9.      Data psikososial spiritual
a.       Dukungan keluarga
Ibu mengatakn keluarga sangat mendukung, ibu dan ibu mertuanya ingin mendampingi persalianannya serta ingin ikut merawat bayinya.
b.      Pengambilan keputusan
Suami dan ibu
c.       Ketaatan beribadah
Sebelum dan setelah hamil ibu selalu taat beribadah (shalat 5 waktu)
d.     Adat istiadat
Masih ada, seperti acara ngapati dan mitoni
10.  kesehatan lingkungan
a.      Hewan peliharaan
Ibu tidak memiliki hewan peliharaan
b.      Kontak langsung dengan hewan peliharaan
Tidak pernah
c.      Kebiasaan memasak
Jika memasak sayuran ibu memotong-motong terlebih dahulu kemudian di cuci serta jika memasaknya sampai lunak. Jika memasak daging ibu menunggu dagingnya sampai benar-benar lunak.

B.     Data Obyektif
Tanggal/jam         : senin 24 maret 2013/ 23.40 wib
1.      Keadaan  umum                : Baik.
2.      Kesadaran                         : Composmentis.
3.      Keadaan emosional           : Cemas.
4.      Tanda-tanda vital             
Tekanan darah                   : 120/80 mmhg.
Nadi                                  : 82x/menit.
Respirasi                            : 24x/menit.
Suhu                                  : 36.50c.
Berat badan sebelum hamil           : 48 kg.
sesudah hamil                    : TM 1: 52kg,  TM      :55kg,  TM      : 57kg.
Tinggi badan                     : 158 cm.
LILA                                 : 25 cm.
IMT                                   : 22.832879 (normal).
5.      Kepala                               : Bersih, rambut hitam panjang,tidak ada ketombe,dan tidak ada benjolan.
6.      Muka                                 : Tidak pucat, tidak odema, tidak ada cloasma gravidarum
7.      Mata                                  : Kongtiva merah muda, sclera putih, bersih tidak ada kelainan dan gangguan pengliatan.
8.      Hidung                              : Bersih, tidak ada kotoran, tidak ada polip
9.      Telinga                              : Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran.
10.  Mulut                                : Bibir merah muda.lembab. tidak ada caries pada gigi
11.  Leher                                 : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis.
12.  Dada                                 : Simetris, payudara semetris membesar, areola hiperpigmentasi, papila mammae menonjol,tidak teraba benjolan, kolostrum belum keluar.
13.  Perut                                  : Tidak ada bekas luka operasi, ada strie gravidarum dan linea nigra.
Palpasi leopod I                : 2 jari di atas pusat teraba bulat, lunak dan tidak dapat di lentingkan (bokong).
Palpasi leopod 11              : Bagian kanan teraba keras.panjang sepeti papan (puka), Bagian kiri teraba bagian-bagian kecil,dan tidak beraturan (ekstermitas).
Leopod 111                       : Teraba keras bulat, dan meleting (preskep).
Leopod IV                        : Convergen.

TFU mc.donald                 : 26 cm.
DJJ                                    :140 x/menit.
TBJ                                    : 2170 gram.
HIS                                   : Tidak teratur, interval his semakin lama, intesistas his semakin lemah.dan saat ibu beristrhat hilang.
14.  Genetalia                           : Tidak ada varises dan odem.keluar rembesan air ketuban bercampur mekonium,verniks kaseosa,dan rambut lanugo dari jalan lahir ,tidak ada dilatasi serviks.
15.  Anus                                  : Bersih, tidak ada hemoroid
16.  Ekstremitas
Atas                                   : Bersih, ujung-ujung jari tidak pucat,tidak ada odema
Bawah                               : Bersih, tidak ada odema dan varises, reflek patella kanan dan kiri (+/+)
c. pemeriksaan penunjang
tanggal/jam      :24-03-2013/ 23.58 wib
hb                    :11 grm %
uji kertas lakmus merah/ tes nitrazine
biru (basa)        :air ketuban
II.INTREPRETASI DATA
Ny “DF” GIP0A0 UK 32  minggu dengan Ketuban pecah dini
Janin tunggal hidup, preskep, intrauteri.
Data dasar subjektif:
a.       HPHT                  : 26-07-2012
b.      HPL                     : 2-05-2013
c.       ini merupakan kehamilan pertama dan ibu tidak ada riwayat abortus
d.      pasien mengeluh keluar air seperti urine dari jalan lahir tapi baunya bukan khas urin, sejak jam 22.25 Wib,terkadang kenceng-kenceng dan terasa sakit pada bagian perut bawah tetapi saat istrahat  hilang sejak 5 jam yang lalu.
ibu mengatakan merasa kelehan karena sudah 1 minggu ini di kantornya lembur sampai jam 21.00 wib dan masih tetap mengerjakan perkerjaan rumah tangga
Pola seksual
Setelah hamil ibu melakukan 3x/ minggu. Selama melakukan hubungan seksual ibu mengatakan tidak ada keluhan.
Data dasar Objektif
a.       pemeriksaan umum
b.      Keadaan  umum                      : Baik
c.       Kesadaran                               : Composmentis
d.      Keadaan emosional                 : Cemas
e.       Tanda-tanda vital       
Tekanan darah                   :120/80 mmhg
Nadi                                  :82x/men/menit
Respirasi                            :24x/menit
Suhu                                  :36.50c
Berat badan sebelum hamil           : 48 kg.
sesudah hamil                    : TM 1: 52kg,  TM      :55kg,  TM      : 57kg
Tinggi badan                     :158 cm
LILA                                 : 25 cm
IMT                                   : 22.832879 (normal)
Palpasi leopod I                : 2 jari di atas pusat teraba bulat, lunak dan tidak dapat di lentingkan (bokong).
Palpasi leopod 11              :Bagian kanan teraba keras.panjang sepeti papan(puka),Bagian kiri teraba bagian-bagian kecil,dan tidak beraturan (ekstermitas).
Leopod 111                       : Terba keras bulat, dan meleting (preskep)
Leopod IV                        : Convergen
TFU mc.donald                 : 26 cm
DJJ                                    : 140 x/menit
TBJ                                    : 2170 gram
HIS                                   : tidak teratur, interval his semakin lama, intesistas his semakin lemah.dan saat ibu beristrhat hilang
Genetalia                           : Tidak ada varises dan odem.keluar rembesan air ketuban bercampur mekonium,verniks kaseosa,dan rambut lanugo dari jalan lahir ,tidak ada dilatasi serviks.
pemeriksaan penunjang
tanggal/jam    : 24-03-2013/ 23.58 wib
hb                  : 11 grm %
uji kertas lakmus merah / tes nitrazine
biru (basa)      :air ketuban

masalah:
1.      ibu kelehan.
2.      ibu dan keluarga cemas.
3.      keluar rembesan air ketuban dari jalan lahir.
4.      ketidak tahuan ibu pola seksual selama hamil.

kebutuhan:
1.      kie pola istrahat
2.      memberikan dukungan emosional
3.      hentikan rembesan air ketuban
4.      kie pola hubungan seksual selama hamil
III.IDENTIFIKASI MASALAH ATAU DIAGNOSA POTENSIAL
1.      pada ibu.
Insfeksi  intrapartal/dalam persalinan
2.      Pada janin
a.       Prematuritas.
b.      Proplaps funiculli/ penurunan tali pusat.
c.       Hipoksia dan asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi). Sindrom derformitas janin.
IV. TINDAKAN SEGERA
Rujuk ke tempat yang memilki fasilitas lebih memadai (RS)
V.  PERENCANAAAN
Taggal/jam                    : senin 24 maret/23.59 wib
1.      Jelaskan tentang hasil pemeriksaan kepada ibu
2.      Lakukan pemantauan DJJ
3.      Asuhan sayang ibu
4.      Berikan ibu dukungan emosional
5.      KIE pola istrhat
6.      Pasang infuse
7.      Siapkan rujukan Kerumah sakit.
8.      Berikan obat kepada ibu..


V1. PELAKSANAAN
Tanggal/jam                             : selasa 25 maret 2013/00.00 wib
1.   Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa kehamilannya mengalami ketuban pecah dini yaitu Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan.dan apabila tidak segera di tangani akan mengganggu kesehatan ibu serta janin.  
2.   Memantau kesejahteraan janin dengan pemeriksaan DJJ.
3.   Membersikan rembesan air ketuban dan memasang pembalut.
4.   Memberikan dukungan emosional kepada ibu dan keluarga.
5.   Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup ,jangan tidur terlalu larut, jangan bekerja terlalu berat dan capek.
6.   Memasang infuse
7.   Menyiapkan rujukan Ibu dan beri tahu  keluarga ibu akan di rujuk.

VII. EVALUASI
Tanggal/jam                  : selasa 25 maret 2013/00.18 wib
1.      Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang sudah di jelaskan oleh bidan.
2.      Diketahui DJJ = 140x/ menit dengan bunyi DJJ teratur.
3.      Pembalut sudah di pasang, dan ibu merasa nyaman.
4.      Ibu masih menrasa cemas dengan keadaannya dan janinnya.
5.      Ibu bersedia untuk lebih memperhatikan pola istrahatnya.
6.      Infuse terpasang.
7.      Ibu dan keluarga sudah mengetahui bahwa ibu akan di rujuk, dan ibu sudah di rujuk.



 1.      Safira
a.       pertayaan
1.      Kenapa pola seksual selama hamil baru di berikan KIE sekarang?
Jawab:
Karena pola seksusal ibu dan suami 3x seminggu,  dan itu  di trimester 3 awal bisa membuat kontraksi.
2.      Apa yang di maksud pada manajemen kebidanan pada kebutuhan yaitu, hentikan rembesan air ketuban?
Jawab:
Kita merujuk pasien itu dalah tujuannya untuk menghentikan rembesan air ketuban, karena usia kehamilan ibu baru 32 minggu, otomatis organ-organ janin belum matang.
3.      Jelaskan apa yang di maksud pada manajemen kebidanan pada pelaksanaan membersihkan air ketuban dan memasang pembalut, berapa pembalut kira-kira yang di perlukan?
Jawab:
Itu adalah pemberian asuhan saying ibu agar ibu merasa lebih nyaman, pembalut yang di butuhkan secukupnya.

2.      Winda
a.       Pertayaan
1.      Pada diagnosa potensial, apa yang di maksud dengan infeksi intrapartal, sedangkan tidak ada tanda-tanda persalinan.
Jawab:
Insfeksi  intrapartal/dalam persalinan. Jika terjadi insfeksi dan kontraksi saat ketuban pecah, dapat menyebabkan sespsis yang selanjutnya dapat mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas.
2.      Pada pelaksanaan dan perencanaan kenapa dipasang infus.
Jawab:
Karena untuk mengantikan cairan yang hilang.

b.      Tambahan
1.      Pada data subjektif di berikan nomor telepon.
2.      Pada interpretasi data, tidak semua datang objektif yang mendukung harus di tuliskan di interpretasi data.
3.      Indri
a.       Pertayaan
1.      Penghitungan gerakan janin apakah benar menggunakan 24?
Jawab:
jam/hari.adal ah12 jam
Tidak, yang benar
2.      Pada KPD apa perlu dilakukan VT?
Boleh dilakukan VT pada usia kehamilan >34 Minggu. Tapi pada usia 32-34 minggu hindari VT karena untuk mengurangi resiko infeksi
3.      Hubungan KPD dengan kelelahan yang dialami pasien?
Karena penyebab KPD sendiri belum di ketahui dengan jelas. Dan ada berapa factor yang berhubungan dengan meningkatnya insidensi KPD di antaranya, stress maternal.sedangkan di kasus
Ibu mengatakan mengerjakan perkerjaan kantor dan mengerjakan perkerjaan rumah seperti memasak dan membereskan rumah.
Keluhan: ibu mengatakan merasa kelehan karena sudah 1 minggu ini di kantornya lembur sampai jam 21.00 wib dan masih tetap mengerjakan perkerjaan rumah tangga.

b.      tambahan
a.       coba usia kehamilan di hitung lagi.
b.      Pada riwayat ANC, pemberian obat bisa dicantumkan dosisnya
c.       letak punktum maksimum DJJ coba di cantumkan.
d.      Materi dan kasus belum terlalu jelas, serta kurang spesifik untuk membahas KPD
e.       Pemeriksaan penunjang dilakukan oleh siapa
f.       Interpretasi data menurut saya urutannya kurang pas.
g.      Palpasi Leopold 1 dn 2 di perbaiki lagi

4.      Tesa
a.       Pertayaan
1.      Apa Alasan kalian melakukan pemeriksaan pemantauan DJJ?
Jawab:
Untuk memantau kesajeteraan janin
b.      Tambahan
2.      Tida perlu dilakukan KIE pola istirahat, karena pasien akan dirujuk.