KEHAMILAN DENGAN Infeksi Tractus Urinnarius

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Banyak penyakit infeksi yang menyertai kehamilan dimana diantaranya adalah Penyakit Infeksi Traktus Urinariusmerupakan infeksi yang paling sering terjadi selama kehamilan (4-10%). penyakit berbahaya yang harus diwaspadai saat kehamilan pada umumnya. Dengan berbagai macam cara penularan, factor penyebabnya.
Sebagai seorang bidan yang terdidik dan terlatih kita harus bisa memahami danmengerti tentang kegawadaruratan terhadap penyakit yang menyertai kehamilan pada ibu hamil, agar bisa diterapkan ke masyarakat jika turun ke dunia kerja dengan maksudmengurangai angka kematian ibu hamil akibat terinfeksi dari penyakit yang membahayakan.

B.      Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan kelainan system perkemihan terutama infeksi saluran kemih.
2.            Tujuan Khusus
a.         Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan infeksi saluran kemih
b.         Mampu menentukan masalah kebidanan pada klien dengan infeksi saluran kemih
c.         Mampu merencanakan tindakan kebidanan pada klien dengan infeksi saluran kemih
d.        Mampu melaksanakan tindakan kebidanan pada klien dengan infeksi saluran kemih
e.         Mampu melaksanakan evaluasi kebidanan pada klien dengan infeksi saluran kemih
f.         Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus






C. Manfaat
1. Manfaat bagi penulis
Meningkatkan pengetahuan  dan wawasan penulis mengenai ibu hamil yang disertai dengan kelainan system perkemihan terutama infeksi saluran kemih dan mengetahui konsep asuhan kebidanan pada kehamilan dengan kelainan system perkemihan dengan manajemen varney.
2.  Manfaat bagi pembaca
Memperluas pengetahuan dan mengetahui kelainan system perkemihan terutama infeksi saluran kemih pada ibu hamil serta dapat memberikan asuhan yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
















BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    Defisini Infeksi Tractus Urinnarius
Infeksi tractus urinarius merupakan infeksi yang sering terjadi selama kehamilan (4%-10%). Di katakan infeksi tractus urinarius bila pada pemeriksaan urin laboratorium di ketemukannya bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000/ml, atau
terdapatnya pertumbuhan 100.000 koloni bakteri atau per milimeter jumlah urine midstream dengan teknik catch. Beberapa peneliti berpendapat bahwa jumlah bakteri 20.000-50.000 telah menunjukan infeksi aktif. Ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari normal ini disebut dengan bakteriuria. Bakteriuria ini mungkin tidak disertai gejala, disebut bakteriuria asimptomatik dan mungkin disertai dengan gejala-gejala yang disebut bakteriuria simptomatik (Sarwono, 2006). Infeksi tractus urinarius merupakan salah satu komplikasi pada wanita selama hamil. Infeksi Traktus Urinarius dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin, dampaknya yang akan ditimbulkan antara lain anemia, hipertensi, kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR).

B.     Etiologi
Etiologi infeksi tractus urinarius  sebagian besar didominasi bakteri gram negatif, seperti Escheria Coli, sedangkan bakteri gram positif lebih jarang menyebabkan Infeksi traktus urinarius. Berdasarkan Toronto Notes 2008, kelompok bakteri yang dapat menyebabkan ISK adalah bakteri-bakteri KEEPS, yaitu : K = Klebsiella, E = E. Coli, E = Enterobacter, P = Pseudomonas, S = S. Aureus. Namun secara garis besar Organisme yang menyerang traktus urinarius akibat persalinan adalah penghuni normal dari area perineum,  juga bisa dari luar. Organisme yang menyerang bagian tertentu sistem urin menyebabkan infeksi pada saluran kencing yaitu ginjal (pielonefritis), kandung kemih (Sistitis), atau urin ( Bakteriuria) Organisme yang menyerang bagian tertentu sistem urin menyebabkan infeksi pada saluran kencing yaitu ginjal (pielonefritis), kandung kemih (Sistitis), atau urin ( Bakteriuria). Walaupun infeksi dapat terjadi karena penyebaran kuman melalui pembuluh darah dan limfe, akan tetapi yang terbanyak dan tersering adalah kuman-kuman naik keatas melalui uretra, kedalam kandung kemih dan saluran kemih yang di lebih atas.

C.     Patogenesis
Infeksi Traktus Urinarius disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya Infeksi tractus urinarius, asending dan hematogen. 
1.      Secara asending
masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain: factor anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden terjadinya Infeksi tractus urinarius lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.
2.      Secara hematogen
sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya bendungan total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.

D.    Klasifikasi
Infeksi traktus urinarius dapat di klasifikasikan menjadi 2 bagian :
1.      Bakteri tanpa gejala (Asimptomatik)
Ditemukan bakteri sebanyak  5>100.000 per ml air seni dari sediaan air seni “mid stream”. Angka kejadian bakteriuria Asimptomatik dalam kehamilan sama seperti wanita usia reproduksi yang seksual aktif dan non-pregnan sekitar 2-10%. Beberapa peneliti mendapatkan adanya hubungan kejadian bakteriuria ini dengan peningkatan kejadian anemia pada kehamilan, persalinan premature, gangguan pertumbuhan janin, dan preeklampsia. Oleh karena itu pada wanita hamil dengan bakteriuria harus diobati dengan seksama sampai air kemih bebas bakteri yang dibuktikan dengan pemeriksaan beberapa kali.

2.      Bakteriuria dengan gejala (Simptomatik)
a.       Sistitis
Adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai radang pada bagian atas saluran kemih. Sistitis ini cukup sering dijumpai dalam kehamilan dan masa nifas. Kuman penyebabnya yaitu E. coli dan kuman-kuman yang lain. Faktor predisposisi lain adalah uretra yang pendek, adanya sisa air kemih yang tertinggal disamping penggunaan kateter yang sering dipakai untuk ginekologi atau persalinan, sehingga kateter ini akan mendorong kuman-kuman yang ada di uretra distal yang masuk dalam kandung kemih. Dianjurkan untuk tidak menggunakan kateter bila tidak perlu.

Gejala :
1)      Disuria (kencing sakit) terutama pada akhir berkemih
2)      Sering berkemih pada bagian atas simfisis
3)      Sering tidak dapat menahan untuk berkemih
4)      Air kemih kadang-kadang terasa panas

              Gejala Sistemik :
1)      Suhu badan meningkat (Demam)
2)      Nyeri pinggang
         
3.      Pielonefritis Akuta
Merupakan salah satu komplikasi yang sering dijumpai terjadi pada 1%-2% kehamilan terutama pada trimester III dan permulaan masa nifas. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh Escherichia coli, Stafilokokkus aureus, Basillus proteus, dan Pseudomonas aeruginosa. Predisposisinya antara lain penggunaan kateter untuk mengeluarkan air kemih waktu persalinan atau kehamilan, air kemih yang tertahan sebab perasaan sakit waktu berkemih karena trauma persalinan, dan luka pada jalan lahir. Penderita yang menderita pielonefritis kronik atau glomerulonefritis kronik yang sudah ada sebelum kehamilan, sangat mendorong terjadinya pielonefritis akuta ini.
1)      Gejala penyakitnya :
a.       Mual dan muntah
b.      Nyeri pinggang
c.       Demam tinggi dan menggigil sekitar 85% suhu tubuh melebihi 380C dan sekitar 12% suhu tubuh mencapai 400C.
d.      Keluhan sistitis ( merasa sakit pada kandung kemih)
e.       Nafsu makan berkurang
f.       Kadang – kadang diare
g.      Jumlah urin sangat berkurang (Oliguria)

4.      Pielonefritis Kronika
Biasanya tidak atau sedikit sekali menunjukan gejala penyakit saluran kemih dan merupakan predisposisi terjadinya pielonefritis akuta dalam kehamilan. Penderita akan menderita tekanan darah tinggi. Prognosis bagi ibu dan janin tergantung dari luasnya kerusakan jaringan ginjal. Penderita yang hipertensi dan insufisiensi ginjal mempunyai prognosis buruk  karena penderita ini sebaiknya tidak hamil akibat resiko tinggi.Perlu dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan pada penderita yang menderita pielonefritis kronika.

5.      Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah penurunan tiba-tiba faal ginjal pada individu dengan ginjal sehat sebelumnya dengan atau tanpa oliguria dan berakibat azotemia progresif serta kenaikan ureum dan kreatinin darah. ( Imam Parsoedi dan Ag. Soewito : ilmu penyakit dalam). Gagal ginjal mendadak dalam kehamilan merupakan komplikasi yang sangat gawat dalam kehamilan dan nifas, karena dapat menimbulkan kematian atau kerusakan fungsi ginjal yang tidak bisa sembuh lagi. Kejadiannya 1 dalam 1300-1500 kehamilan. Penderita yang mengalami sakit gagal ginjal mendadak ini sering dijumpai pada 12-18 minggu, dan kehamilan telah cukup bulan. Pada kehamilan muda sering disebabkan oleh abortus septik yang disebabkan oleh bakteri Chlostirida welchii atau Streptokokkus. Tanda-tandanya oliguria mendadak dan azosthemia serat pembekuan darah intravaskuler sehingga terjadi nekrosis tubular yang akut. Kerusakan ini dapat sembuh bila tubulus tidak terlalu luas dalam waktu 10-14 hari. Sering kali dilakukan tindakan Histerektomi untuk mengatasinya tetapi ada yang tidak perlu untuk dianjurkan untuk melakukan histerektomi asal penderita diberikan antibiotika yang adekuat dan intensif secara terus menerus sampai ginjal membaik. Jika nekrosis kortikal yang bilateral dapat dihubungkan dengan solusio plasenta, pre-eklampsia berat atau eklampsia, kematian janin dalam kandungan yang lama, emboli air ketuban atau bahkan perdarahan banyak yang dapat menimbulkan iskemi. Pada masa nifas sulit diketahui sebabnya, sehingga disebut sindrom ginjal idiopatik postpartum. Penanggulangannya diberi cairan infus atau tranfusi darah, diperhatikan keseimbangan elektrolit dan cairan segera lakukan hemodialisis bila ada tanda-tanda uremia. Banyak penderita membutuhkan hemodialisis secara teratur atau dilakukan transplatasi ginjal untuk ginjal yang tetap gagal.
Gagal ginjal dalam kehamilan dapat dicegah bila dilakukan :
a.    Penanganan kehamilan dan persalinan dengan baik
b.    Perdarahan, Syok, dan infeksi segera diatasi atau diobati dengan baik
c.    Pemberian tarnfusi darah dengan hati-hati.

6.      Glomerulonefritis Akuta
Glomerulonefritis akuta jarang dijumpai pada wanita hamil. Penyakit ini dapat timbul setiap saat dalam kehamilan. Penyebab biasanya Streptococcus beta-haemolyticus jenis A. Gambaran klinik ditandai oleh timbulnya hematuria dengan tiba-tiba, odema dan hipertensi pada penderita sebelumnya tampak sehat. Kemudian sindroma ditambah dengan oliguria sampai anuria, nyeri kepala, dan mundurnya visus ( retinitis albuminika). Pengobatan sama dengan di luar kehamilan dengan perhatian khusus, istirahat, diet yang sempurna dan rendah garam serta keseimbangan cairan elektrolit. Untuk pemberantasan infeksi cukup diberi penisilin, karena strepcoccus peka terhadap penisilin. Apabila tidak berhasil maka harus dipakai antibiotika yang sesuai dengan hasil tes kepekaan. Biasanya penderita sembuh tanpa sisa-sisa penyakit dan fungsi ginjal akan tetap baik. Kehamilan dapat berlangsung sampai lahirnya anak hidup, dan apabila diinginkan wanita boleh hamil lagi di kemudian hari. Kehamilan tidak mempengaruhi jalan penyakit, sebaliknya glomerulonefritis akuta akan mempunyai pengaruh tidak baik terhadap hasil konsepsi terutama yang disertai tekanan darah yang sangat tinggi dan insufisiensi ginjal, dapat mengakibatkan abortus, partus prematurus dan kematian janin.

7.      Glomerulonefritis Kronika
Wanita hamil dengan glumerulonefritis kronika sudah menderita penyakit isu beberapa tahun sebelumnya. Karena itu pada pemeriksaan kehamilan terdapat proteinuria, sedimen yang tidak normal, dan hipertensi. Suatu ciri tetap makin buruknya fungsi ginjal karena makin lama makin banyak kerusakan yang diderita oleh glomerulus-glomerulus ginjal. Penyakit ini dapat menampakan diri dalam 4 macam :
a.       Hanya terdapat proteinuria menetap tanpa kelainan sedimen
b.      Dapat menjadi jelas sebagai sindroma nefrotik
c.       Berntuknya mendadak seperti pada glomerulonefritis akuta
d.      Gagal ginjal sebagai penjelmaan pertama.
Keempat-empatnya dapat menimbulkan gejala-gejala insufisiensi ginjal dan penyakitkardiovaskuler hipertensif.Prognosis bagi ibu akhirnya buruk ada yang segera meninggal dan ada yang memerlukan  waktu yang lebih lama. Hal itu tergantung dari luasnya kerusakan ginjal waktu diagnosis dibuat dan ada atau tidaknya adanya faktor-faktor yang mempercepat proses penyakit. Prognosis bagi janin salam kasus tertentu tergantung pada fungsi ginjal dan derajat hipertensi. Wanita dengan fungsi ginjal yang cukup baik tanpa hipertensi yang berarti dapat melanjutkan kehamilan sampai cukup bulan walaupun biasanya bayinya lahir dismatur akibat insufisiensi plasenta. Apabila penyakit sudah berat, apalagi disertai tekanan darah yang sangat tinggi, biasanya kehamilan berakhir dengan abortus, partus prematurus, atau janin mati dalam kandungan. 

E.     Manifestasi Klinis
Asimtomatis terutama terjadi pada wanita. Biasanya dengan riwayat infeksi tractus urinarius simtomatis atau kemudian hari. Terapi singkat biasanya menyebabkan timbulnya infeksi tractus urinarius Simtomatis, akibat reinfeksi orgasnisme yang lebih virulen.
Disuria, frekuensi miksi yang bertambah, dan nyeri suprapubik adalah gejala iritasi kandung kemih.beberapa pasien mengeluh bau tidak menyenangkan atau keruh dan mungkin hematuria. Bila mengenai saluran kemih atas, mungkin terdapat gejala-gejala pielonefritis akut seperti demam,mual,dan nyeri pada ginjal. Namun pasian dengan infeksi ginjal, mungkin hanya menunjukan gejala saluran kemih bawah atau tidak bergejala.
F.      Komplikasi
1.      Pielonefiritis akut
Pielonefritis Akut adalah suatu reaksi inflamasi yang terjadi karena infeksi pada pielum dan parenkim ginjal. Biasanya kuman berasal dari saluran kemih bagian bawah naik ke ginjal melalui ureter. Kuman - kuman itu antara lain adalah E Colli, Proteus, Klebsiella, Strep faecalis dan enterokokus. Kuman Stafilokokus aureus  dapat menyebabkan pielonefritis melalui penularan secara hematogen, meskipun sekarang jarang dijumpai.
2.      Septikemia
adalah suatu keadaan ketika terdapat multiplikasi bakteri dalam darah. Istilah lain untuk septikemia adalah biood poisoning atau keracunan darah atau bakterimia dengan sepsis. Septikemia merupakan suatu kondisi infeksi serius yang mengancam jiwa dan cepat memburuk. Sumber infeksinya berasal dari paru paru, saluran kencing, dan tulang radang otak.
3.      Gagal  ginjal
Gagal ginjal adalah penurunan tiba-tiba faal ginjal pada individu dengan ginjal sehat sebelumnya dengan atau tanpa oliguria dan berakibat azotemia progresif serta kenaikan ureum dan kreatinin darah

G.    Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Makroskopis adalah pemeriksaan langsung tanpa penambahan reagen atau zat kimia tertentu.Untuk pemeriksaan pH dan berat jenis dilakukan dengan cara tes cepat multistick.
Pemeriksaan urine meliputi volume urin, kekeruhan, bau urin, pH, berat jenis.Yadapat ditemukanpada pemeriksaan mikroskopis adalah:Eritrosit,Leukosit,Torak,Silinder,Sel Epitel,dan Kristal.
H.    Penatalaksanaan infeksi tractus urinarius
1.      Penatalaksanaan sebagai bidan
a.       Menganjurkan kepada psien untuk banyak minum air putih agar diuresis meningkat
b.      Menganjurkan pasien untuk vulva hygiene yang bersih
c.       Menganjurkan ibu untuk segera buang air kecil jika dorongan untuk berkemih
d.      Memberikan obat antibiotik
e.       Kolaburasi dengan dokter

2.      Kolaburasi
a.       Penderita harus dirawat
b.      Istirahat berbaring
c.       diberi cukup cairan infuse RL
d.      antibiotika (Ampisilin, Sulfonamid)
e.       Observasi persalinan preterm






















BAB III
TINJAUAN KASUS
A.    KASUS
NY. A G1P0A 0, datang ke BPS kafina pada 14 februari 2013, pukul 08.00. pasien mengatakaningin memriksakan kehamilanya, dengankeluhan sering berkemih setiap 30-50 menit  ingin BAK, saat BAK saluran kencing terasa nyeri, air kemih terasa panas, suhu badan panas,nyeri pinggangdan ibu takut dengan ke adaan janin dan dan dirinya sendiri. Pasien sudah merasakan hal tersebut 1 hari yang lalu.






















ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI
NY.A G1P 0A0 TM II,UK 29 MINGGU DENGAN INFEKSI TRACTUS URINARIUS
DI BPS KAFINA WONOLELO SAWANGAN MAGELANG

Tanggal           : 14 Februari 2013
Jam                  : 08.00 WIB
Tempat            : BPS KAFINA
Pengkajian       : auto anamnesa oleh Helen Puspa Sari dan Wahyu Wijayanti

I.       PENGKAJIAN
14    ebruari 2013, jam  08.00 WIB
A.    Data subjektif
a.       identitas pasien

Istri
Suami
Nama
Ny. A
Tn.B
Umur
20 tahun
25 tahun
Agama
Islam
Islam
Suku/bangsa
Melayu/Indonesia
Melayu/Indonesia
Pendidikan
SMP
SMA
Pekerjaan
IRT
Wiraswasta
Alamat
Jln.Kaswari No.77 E, Mancasan Lor, Condong Catur,Depok Slaeman, Yogyakarta

b.      Anamnesa
1.      alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2.      keluhan utama
mengeluh  sering berkemih setiap 30-50 menit  ingin BAK, saat BAK saluran kencing terasa nyeri, air kemih terasa panas, suhu badan panas,nyeri pinggang dan ibu takut dengan ke adaan janin dan dan dirinya sendiri. Pasien sudah merasakan hal tersebut 1 hari yang lalu.
3.      riwayat kesehatan
a.       Riwayat kesehatan dahulu
Jantung                        : tidak ada                   Asma               : tidak ada
iabetes Melitus            : tidak ada                   Hipertensi        : tidak ada
TBC                            : tidak ada                   Hepatitis          : tidak ada
ISK                             : tidak ada
bu mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun serta ibu tidak pernah menderita penyakit sampai di rawat di rumah sakit
b.      Riwayat kesehatan sekarang
Jantung                        : tidak ada                   Asma               : tidak ada
Diabetes Melitus         : tidak ada                   Hipertensi        : tidak ada
TBC                            : tidak ada                   Hepatitis          : tidak ada
ISK                             : ada
c.       Riwayat kesehatan keluarga
Jantung                        : tidak ada                   Asma               : tidak ada
Diabetes Melitus         : tidak ada                   Hipertensi        : tidak ada
TBC                            : tidak ada                   Hepatitis          : tidak ada
ISK                             : tidak ada
Ibu mengatakan tidak ada riwayat kehamilan kembar dalam keluarga

4.      Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan pertama bagi suami dan istri serta ini merupakan pernikahan yang sah dalam agama maupun pemerintah. Ibu menikah pada umur 18 tahun, suami umur 23 tahun, lama pernikahan 2 tahun.

5.      Riwayat Obtetri
a.       Riwayat Menstruasi
menarche   : 14 tahun
siklus                     : teratur (28 hari)
lama                       : 4-5 hari
konsisten               : encer
volume                  : 2-3 x ganti pembalut/ hari
warna                    : merah
bau                                    : khas darah
disminore              : ada
HPHT                    : 25 Juli 2012
b.      riwayat kehamilan, persalian, dan nifas yang lalu
ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertamannnya
c.       riwayat kehamilan sekarang
NY.A  G 1 P 0 A 0,UK 29 MINGGU, HPL 2 mei 2013
ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertamanya
ibu tidak ada riwayat abortus
ibu pertama kali memeriksakan kehamilannya UK 8 minggu, di bps kafina

ANC
Keluhan
Pemberian Obat
Tempat ANC
Trimester 1
1
Pusing, mual
Melakukan tes kehamilan, hasilnya (+), B6, vit c
BPS Kafiana
Trimester 11
1
Tidak ada keluhan
Tablet Fe, vit c, B12
BPS kafina
Trimester 111
1
Nyeribagian bawah perut
Fe, B12
BPS kafina

Ibu merasakan gerakan janinnya pada UK 20 minggu terasa seperti
kedutan,frekuensi 10/12 jam.
Ibu sudah mendapatkan imunisasi TT:
TT1: 10 Januari 2013, UK 24 Minggu
TT2:7 Februari 2013, UK 28 Minggu
Semakin tua kehamilannya ibu mengatakan gerakan janinnya semakin aktif,
frekuensi 14 x/ 12 jam.
Selama hamil ibu tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol maupun
semacam jamu-jamuan.
Ibu selama hamil selalu mengkonsumsi obat yang telah diberiakan bidan (Fe, B12, B6, Vitamin C)
Ibu merencanakan untuk persalinannya yang pertama ini akan di tolong bidan
di tempat praktik bidannya.
6.      riwayat Kb
ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi KB

7.      Pola pemenuhQan kebutuhan sehari-hari
a.       pola nutrisi

Makan
minum
Perubahan selama hamil
Makan
minum
Frekuensi
3-4x/hari, porsi sedang
6-7 gelas/ hari
2-3 x/hari, porsi sedang
7-9 gelas/hari
Jenis
Nasi, sayur, lauk.
Air teh, air putih
Nasi, sayur, lauk.
Kadang buah
Air teh, air putih
alergi
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
                                
b.      pola eliminasi

BAK
BAB
perubahan selama hamil
BAK
BAB
Frekuensi
3-4  x/hari
1x hari
12-14 x/ hari
1 X/hari
Warna,
Bau
Kuning jernih, khas urine
Kuning kecoklatan, khas feses, konsisten lembek
Kuning jernih, khas urine
Hitam kecoklatan, khas feses, konsisten sedikit keras
Keluhan
Tidak ada
Tidak ada
Ada, saluran kencing terasa nyeri, , air kemih terasa panas,
Tidak ada

c.       pola istirahat
tidur siang                   : 1-2 jam/ hari
tidur malam                 : 6-8 jam/hari
selama hamil waktu istirahat ibu sedikit berkurang semenjak ibu merasakan gerakan janinnya semakin aktif. Ibu di rumah sebagai ibu rumah tangga, yang selalu mengerjakan aktivitas rumah tangga.
d.      Personal hygiene

Sebelum hamil
Setelah hamil
Mandi
2x sehari
2x sehari
Keramas
3x seminggu
3x seminggu
Gosok gigi
3x sehari
3x sehari
Ganti baju
2x sehari
2x sehari
Ganti pakaian dalam
2x sehari
3x  sehari

e.       pola seksual
sebelum hamil ibu melakukan hubungan seksual 3-4 x/ minggu, setelah hamil ibu melakukan 1 x/ minggu. Selama melakukan hubungan seksual ibu mengatakan tidak ada keluhan. Tetapi semenjak ibu sering BAK ibu merasakan tidak nyaman melakukan hubungan seksual.

8.      data psikososial spiritual
a.       dukungan keluarga
ibu mengatakn keluarga sangat mendukung, ibu dan ibu mertuanya ingin mendampingi persalianannya serta ingin ikut merawat bayinya.pengambilan keputusansuami
b.      ketaatan beribadah
sebelum dan setelah hgamil ibu selalu taat beribadah (shalat 5 waktu)
c.       adat istiadat
masih ada, seperti acara ngapati dan mitoni

9.      kesehatan lingkungan
a.       hewan peliharaan
ibu memeiliki heman peliharaan sapi
b.      kontak langsung dengan hewan peliharaan
ibu jarang melakukan kontak langsung dengan hewan peliharaanya
c.       kebiasaan memasak
jika memasak sayuran ibu memotong-mnotong terlebih dahulu kemudian di cucu seta jika memasaknya sampai lunak. Jika memasak daging ibu menunggu dagingnya sampai benar-benar lunak.
B.     Data objektif
1.      Pemeriksaan umum
a.       Kesadaran                                     : composmentis
b.      Keadaan emosional                       : stabil
c.       Tekanan darah                               : 110/80 mmHg
d.      Suhu                                        : 37,40 C
e.       Nadi                                              : 84x/ menit
f.       Respirasi                                        : 22x/ menit
g.      Tinggi badan                                 : 162 cm
h.      Berat badan                                   : (sebelum) 50 kg              (sesudah) 57 kg
i.        LILA                                             : 26 cm
2.      Pemeriksaan khusus
a.       Kepala
Warna rambut                               : hitam
Rontok                                          : tidak rontok
Benjolan                                        : tidak ada benjolan
Ketombe                                       : tidak ada ketombe
b.      Muka
Cloasma gravidarum                     : tidak ada
Pucat                                             : tidak pucat
c.       Mata
Konjungtiva                                  : merah muda
Sklera                                            : putih jernih
d.      Hidung                       
Bentuk                                          : simetris
Sekret                                            : tidak ada
Polip                                              : tidak ada
Kebersihan                                    : bersih
e.       Mulut dan gigi           
Gigi                                               : tidak ada caries
Gusi                                               : merah muda
Stomatitis                                      : tidak ada
Bibir                                              : lembab
Lidah                                             : bersih

f.       Telinga
Bentuk                                          : simetris
Serumen                                        : tidak ada
Kebersiha                                      : bersih
g.      Leher
Pembesaran vena jugularis            : tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid         : tidak ada
pembesaran kelenjar limfe             : tidak ada
h.      Payudara
Bentuk                                          : simetris
Hiperpigmentasi                            : pada areola
Papila mamae                                : menonjol
Benjolan / tumor                           : tidak ada
Pengeluaran                                   : colostrom  belum keluar
Kebersihan                                    : bersih
i.        Perut
Pembesaran                                   : sesuai usia kehamilan
Striae                                             : ada
Line                                         : Nigra
Bekas luka operasi                        : tidak ada
Leopold 1 : TFU 3 jari diatas pusat, Teraba lunak tidak melenting (bokong)
Leopold 2 : pada bagian kanan terdapat teraba keras, panjang seperti papan
(punggung Kanan)Pada bagian kiri teraba bagian kecil-kecil, tidak beraturan (ekstremitas)
Leopold  3: pada bagian bawah teraba keras ,bulat mmelenting,,tunggal(kepala)
Leopold 4 :Konvergen
TFU Mc.donaL :27 cm
TBJ            : 2.325 grm
DJJ            : 147/menit, Irama teratur.
j.        Gentalia                                         : vulva nampak kotor
k.      Ekstremitas
Ekstremitas atas                            : bersih,tidak ada oedema,tidak sianosis
Ekstremitas bawah                        : bersih, tidak ada oedema, tidak varieses,
tidak sianosis, pergerakan aktif, reflek patella +
3.      Pemeriksaa laboratorium
a.       HB                                                                  : 12 gr% ( 14 Januari 2013)
b.      Gol. Darah                                                      : AB ( 14 Januari 2013)
                        
II.    INTERPRETASI DATA DASAR
Ny “N” G1P0A0 umur 20 tahun, Usia kehamilan  29 minggu, dengan Infeksi saluran kemih.
janin tunggal, hidup intrauterine, PUKA,preskep
A.    Data dasar
a.       Data subyektit
ibu mengatakan ini kehamilan pertama
HPHT      : 25-07-2012                HPL    : 01-05-2013UK : 29 Minggu
b.      Data obyektif
Kesadaran                               : composmentis
Keadaan emosional                 : stabil
Tekanan darah                         : 110/80 mmHg
Suhu                                        : 37,40C
Nadi                                        : 84x/ menit
Respirasi                                  : 22x/ menit
Tinggi badan                           : 162 cm
Berat badan                             : (sebelum) 50 kg              (sesudah) 57 kg
Lila                                               : 26 cm
Leopold 1 : TFU 3 jari diatas pusat, Teraba lunak tidak melenting (bokong)
Leopold 2 : pada bagian kanan terdapat teraba keras, panjang seperti papan
(punggung Kanan)Pada bagian kiri teraba bagian kecil-kecil, tidak beraturan (ekstremitas)
Leopold  3: pada bagian bawah teraba keras ,bulat mmelenting,,tunggal(kepala)
Leopold 4 :konvergen
TFU Mc.donaL :27 cm
TBJ            : 2.325 gram
DJJ            : 147/menit.Irama : teratur,
Gentalia                             : vulva nampak kotor
Pemeriksaa laboratorium
a.       HB                                                      : 12 gr% ( 14 Januari 2013)
b.      Gol. Darah                                                      : AB ( 14 Januari 2013)
B.     Masalah
sering berkemih setiap 30-50 menit  ingin BAK, saat BAK saluran kencing terasa nyeri, air kemih terasa panas, suhu badan panas,nyeri pinggang dan ibu takut dengan ke adaan janin dan dan dirinya sendiri.
Data obyektif
Suhu                                   : 37,40C
Genetalia                                 : Nampak kotor
C.     kebutuhan
1.      Informasi
2.      rasa aman dan nyaman
3.      personal hygiene
4.      istirahat
5.      roboransia
6.      kolaborasi
7.      kunjungan ulang

III. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA POTENSIAL
Pada ibu Pielonefiritis Akut, Septikemia ,KPD, penyakit ginjal.
Pada janin  dapat terjadi keguguran atau premature, dan meningkatkan infeksi pada janin

IV. TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter dan tim medis lain
V.    RENCANA ASUHAN
14 februari 2013, jam 08.30 WIB
1.   informasi hasil pemeriksaan .
2.   berikan rasa aman dan nyaman
3.   berikan penkes personal hygiene
4.   berikan penkes istirahat
5.   berikan roboransia
6.   lakukan kolaborasi
7.   anjurkan kunjungan ulang

VI. PELAKSANAAN
14 februari 2013, jam 08.33 WIB
1.   Menjelaskan hasil pemeriksaan pd klien dan keluarganya tentang hasil pemeriksaan
bahwa Tekanan darah        : 110/80 mmHg
Suhu                                   : 37,40C
Nadi                                   : 84x/ menit
Respirasi                             : 20x/ menit
Dari hasil pemeriksaan didapatkan bahwa ibu mengalami infeksi saluran kemih
2.   Menganjurkan ibu untuk tidak  menahan BAK, jika ibu mempunyai hasrat untuk
BAK segera lakukan.
3.   Memberikan penkes personal hygiene dengan selalu mencuci genitalianya setelah BAK dan  segera  mengganti pakaian dalam ibu, jika terdapat lembab
4.   Menganjurkan ibu untuk mengurangi minum di malam hari agar istirahat ibu tidak terganggu.
5.   Memberikan ibu tablet Fe 1 sehari, memberikan B12 diminum 1x sehari, dan memberikan ibu antibiotic amox 3x1
6.   Menganjurkan ibu untuk segera datang ke dokter spealis dan cek lab
7.   Mendiskusikan kunjungan ulang dengan ibu yaitu 2MINGGU lagi,atau jika ibu terdapat masalah segera ibu datang ke tenaga kesehatan





VII. EVALUASI
14 februari 2013, jam 09.00 WIB
1.   ibu mengerti dengan keadaanya sekarang
2.   ibu mengerti dan tidak akan menahan BAK
3.    ibu mengerti dan bersedia menjaga personal hygiene nya
4.   ibu akan mengurangi minum pada malam hari
5.   ibu bersedia untuk meminum obat yang diberikan
6.    ibu mengerti dan bersedia untuk dating ke dokter spealis dan  cek lab
7.   ibu bersedia untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi























BAB IV
PENUTUP
a.       Kesimpulan
infeksi tractus urinarus merupakan komplikasi pada wanita hamil. Di katakan infeksi tractus urinarius bila pada pemeriksaan urin laboratorium di ketemukannya bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000/ml. Infeksi tractus urinarius dapat berdampak pada ibu dan janin yaitu anemia, hipertensi, kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR). untuk mengetahui infeksi tractus urinarius ini harus dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu test urin untuk memastikan bahwa pasien tersebut terkena infeksi tractus urinarius. Sebelum melakukan kolaborasi dengan Dokter bidan juga perlu melakukan konseling kepada pasien, seperti:
1.      Menganjurkan kepada pasien untuk banyak minum air putih agar diuresis meningkat
2.      Menganjurkan pasien untuk vulva hygiene yang bersih.
3.      Menganjurkan ibu untuk segera buang air kecil jika dorongan untuk berkemih.

b.      Saran
1.      Bagi Ibu ibu yang hamil hendaknya memeriksakan dirinya secara rutin
mnimal 4 kali selama kehamilan agar bisa dideteksi secara dini bila ada kelainan pada janinnya.
2.      Bagi petugas kesehatan agar senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan keterampilannya untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas Ibu dan anak.
3.      Bagi teman teman agar belajar yang rajin agar kelak bisa menangani pasien dengan profesional






DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono.Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo,Edisi-4,Cetakan-3.PT Bina Sarwono Prawirohardjo.Jakarta.2009
Nugraheny,Esti.2010.Asuhan Kebidanan Pathologi.Yogyakarta: Pustaka Rihama

Asmadi.2008.Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta.Salemba  Medika

Prawirohardjo, Sarwono.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal .PT Bina Sarwono Prawirohardjo.Jakarta.2009.