Makalah Komunikasi Dan Konseling Pada Ibu Bersalin

Makalah Komunikasi Dan Konseling Pada Ibu Bersalin
TUJUAN
  1.Untuk kesejahtran ibu dan agar proses kelahiran dapat berjalan lancar.
  2.Melakukan komunikasi agar klien lebih tenang dalam persalinan
3. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.  
4. Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk kesejahteraan ibu    dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya.









B.Komunikasi dan konseling pada ibu bersalin
Adalah Suatu prosesmengatasi hambatan persalinan pada ibu hamil melalui komunikasi  dan untuk  memenuhi kebutuhan piskologis fisiologis dalam menghadapi persalinanibu hamil bersalin.
Melihat berbagai bentuk kecemasan yang muncul pada ibu yang akan melahirkan dan juga pada suami yang menunggunya maka orientassi pelayanan bukan hanya ditujukan pada sang ibu juga sekaligus kegiatan-kegiatan kepada sang suami. Ibu di tuntun untuk melakukan kegiatan yang menunjang proses pelontaran/ kelahiran bayi. dalam kelahiran normal ada dua faktor yang harus dipertimbangkan yaitu: Status resiko kehamilan dan kemajuan persalinan dan pelahiran.
a.Beberapa perubahan yang d alami ibu bersalin
v  Perubahan Fisiologis Pada Ibu Melahirkan
Semakin meningkat umur kehamilan, ibu semakin merasakan pergerakan-pergerakan bayi. Perut ibu semakin besar, pergerakan ibu semakin tidak bebas, ibu merasakan tidak nyaman. Kadang-kadang ibu mengalami gangguan kencing, kaki bengkak. Kondisi-kondisi otot –otot apnggul dan otot–otot jalan lahir mngalami pemekaran.
Keluarnya bayi itu sebagian besar disebabkan oleh kekuatan-kekuatan kontraksi otot, dan sebagian lagi oleh tekanan dari perut. Kontraksi dari otot-otot uterus dan pelontaran bayi keluar amat dipengaaruhi oleh: Sistem saraf simpatis, parasimpatis dan saraf lokal pada otot uterus.                                                                                                                                                   
v  Perubahan Psikologis
Pada minggu-minggu terakhir menjelang kelahiran bayinya, ibu banyak di pengaruhi oleh perasaan-perasaan/ emosi-emosi dan ketegangan. Ibu merasa cemas apakah bayinya dapat lahir lancar, sehat atau cacat. Ibu juga amat bahagia menyongsong kelahiran bayinya yang di idam-idamkannya.
Disamping itu ibu merasakan takut terhadap darah, takut sakit, takut terjadi gangguan waktu melahirkan, bahkan takut mati. Kecemasan ayah juga tidak boleh diabaikan. Kecemasan ayah hampir sama besarnya dengan kecemasan ibu yang melahirkan, hanya berbeda sang ayah tidak secara langsung merasakan efeknya dari kehamilan.
v  Tanda-TandaPermulaanPersalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki ”bulannya”atau ”minggunya” atau ”harinya” yang di sebut kala pendahuluan (prepatory stage of labord). Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu terlihat.
Perutkelihatan lebih melebar,fundus uteri turun.
Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus kadang-kadang di sebut ”false labor pains”.
Serviks menjadi lembek,mulai mendatar dan setresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show) 

 Tujuan Komunikasi terapeutik Pada Ibu Dengan Gangguan Psikologi Saat Persalinan.
1. Membantu pasien memperjelas serta mengurangi beban perasaan dan pikiran selamam proses persalinan.
2. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.
3. Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya

  Bidan perlu memberi informasi dan pendampingan konseling yang untuk mendukung ibu dalam persalinan sehingga perasaan takut dapat dikurangi serta ibu dapat mempertahankan kontrol emosinya dengan baik.
            Langkah pemberian konseling kebidanan dalam persalinan adalah sebagai berikut:
1.    Menjalin hubungan yang menimbulkan rasa nyaman (rapport) dengan klien. Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang positif.
2.    Kehadiran merupakan bentuk tindakan aktif keterampilan yang meliputi mengatasi semua kekacauan /kebingungan, memberi perhatian total pada klien. Bidan dalam memberi pendampingan klien yang bersalin memfokuskan pada fisik dan psikologi.
3.    Mendengarkan. Bidan selalu mendengarkan dan dan memperhatikan keluhan klien.
4.    Sentuhan dalam pendampingan klien yang bersalin. Sentuhan bidan terhadap klien akan memberi rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi. Misalnya, ketika muncul his klien merasa kesaktian, bidan memberi sentuhan dan usapan pada bagian lumbalis klien. Hal tersebut akan memberi rasa nyaman pada klien.
5.    Memberi informasi tentang kemajuan persalinan. Hal ini diupayakan untuk memberi rasa percaya diri bahwa klien dapat menyelesaikan persalinan. Misalnya, bidan menggunakan kata-kata yang dapat memberi gambaran majunya persalinan, “Bu, sekarang jalan lahirnya sudah mulai membuka, setelah pembukaan mencapai 10 cm nanti ibu boleh menelan bila muncul rasa sakit dan ingin buang air besar.”
6.    Memandu persalinan dengan memberi intruksi khusus tentang bernapas, berelaksasi dan posisi postur tubuh. Misalnya, bidan meminta klien ketika ada his untuk meneran, “Bu, kalau perut kencang ibu berpegangan pada suami atau pada saya, lalu ibu meneran seperti buang air besar. “ Ketika his hilang, bidan mengatakan “usahakan ibu bernapas panjang dan rileks”
7.    Mengadakan kontak fisik dengan klien dengan menggosok punggung, memeluk, dan menyeka keringatnya, serta membersihkan wajah klien.
8.    Memberi pujian kepada klien atas usaha yang telah dilakukan. Misalnya, bidan mengatakan, “ibu pinter sekali menerannya, sebentar lagi, putranya lahir.”
9.    Memberi ucapan selamat pada klien atas kelahiran putranya dan mengatakan ikut berbahagia.  Memberi pujian kepada klien atas usaha yang telah dilakukan
  Dalam pemberian konseling kebidanan pada persalinan, konselor/bidan harus bersikap sebagai orang tua dan orang dewasa yang juga memberi nasihat dan pertimbangan.Unsur-unsur Praktik KonselingKebidanan
v  Peserta: minimal 2 orang (bidan&klien)
v  Tujuan: melakukan perubahan klien untuk menjadi lebih baik 
v  Hasil Belajar : klien mencapai kemandiriansebagai makhluk individu, sosial, religius dankultural.
Langkah-langkah KonselingKebidanan
Ø  Langkah Awal
Ø  Langkah Inti
Ø  Langkah Akhir 
Langkah Awal
ü  Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri
ü  Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri
ü  Menentukan alasan klien minta pertolongan
ü  Membina rasa percaya diri
ü  Melakukan komunikasi secara terbuka
ü  Membuat kontrak bersama
ü  Mengeksplorasi pikiran, perasaan & perbuatan klien
ü  Mengidentifikasi masalah klien
ü  Merumuskan tujuan bersama klien
Langkah Inti
Ø  Mengeksplorasi stressor yang tepat
Ø  Mendukung perkembangan kesadaran diri klien dan pemakaian koping mekanisme yang konstruktif 
Ø  Mengatasi penolakan perilaku maladaptif 
Ø  Memberikan beberapa alternatif yang dipilih klien
Ø  Melaksanakan alternatif tsb
Ø  Merencanakan tindak lanjut dari alternatif pilihan
Langkah Akhir 
·         Menciptakan realitas perpisahan
·         Membicarakan proses terapi dan pencapaiantujuan
·         Saling mengeksplorasi perasaan, penolakan(kehilangan), sedih, marah, dan perilaku lain
·         Mengevaluasi kegiatan dan tujuan konseling
·         Rencana tindak lanjut
Kualitas Pribadi Konselor 

§  Pemahaman diri (self-knowledge
§  Kompetensi (competency)
§  Kesehatan psikologis
§  Dapat dipercaya (trustworthiness)
§  Kejujuran (honesty)
§  Kekuatan (strength)
Cara Mempertahankan Kompetensi bidan dalam konseling
o   Meningkatkan pengetahuan tentang tingkah laku, banyak membaca dan menelaah buku, mengikutiseminar dan diskusi terkait
o   Menemukan pengalaman hidup baru untuk mempertajam kompetensi dan mengembangkanketerampilan
o   Mencoba gagasan dan pendekatan baru
o   Mengevaluasi efektivitas konseling denganmenelaah pertemuan agar lebih produktif 
o   Menindaklanjuti hasil evaluasi untuk mengembangkan atau memperbaiki konseling
Dampak positif Kesehatan Psikologis dalam konseling
Ø  Menimbulkan perasaan puas
Ø  Memenuhi kebutuhan akan rasa nyaman,
Ø  Membantu mengatasi masalah
Ø  Menyadari kelemahan
Ø  Menciptakan kehidupan yang lebih baik 
Ø  Melakukan aktifitas positif, seperti membaca,menulis, rekreasi, bermain.
Hambatan-hambatan dalam KonselingKebidanan
o   Faktor internal (bidan) : kurang percaya dirikurang pengetahuan dan keterampilan ttgkonseling
o   Faktor eksternal (mitra kerja bidan) : fasilitas, budaya
Masa Sulit dalam Konseling
v  klien diam, tidak mau bicara
v  Klien menangis terus-menerus
v  Bidan meyakini bahwa tidak ada penyelesaian bagi masalah klien
v  Bidan melakukan suatu kesalahan
v  Bidan tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan klienKlien menolak bantuan bidan
Klien Diam, Tidak Mau Bicara
ü  Refleksi Perasaan : ³saya mengerti hal inisulit untuk dibicarakan´
ü  Biarkan suasana hening sebentar 
ü  Pandang KlienPerlihatkan sikap tubuh yang menunjukkan perhatian
ü  Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan perasaannya.
ü   
b.Ada pun cara lain dalam komunikasi pada ibu bersalin dengan cara:
Memberikan asuhan sayang ibuPersalinan adalah saat yang menegangkan dan menggugah emosi ibu dan keluarganya, malahan dapat pula menjadi saat yang menyakitkan dan rnenakutkan bagi ibu. Untuk meringankan kondisi tersebut, pastikan bahwa setiap ibu akan mendapatkan asuhan sayang ibu selama persalinan dan kelahiran.
Kaji prinsip-prinsip umum asuhan sayang ibu yang dijelaskan:
  • Sapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak dengan tenang dan berikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran bayi.
  • Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu atau anggota keluarganya.
  • Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan memberikan dukungannya.
  • Waspadai tanda penyulit selama persalinan dan lakukan tindakan yang sesuai jika diperlukan.
  • Siap dengan rencana rujukan.
Asuhan sayang ibu selama persalinan termasuk :
  • Memberikan dukungan emosional.
  • Membantu pengaturan posisi.
  • Memberikan cairan dan nutrisi.
  • Keleluasaan untuk ke kamar mandi secara teratur.
  • Pencegahan infeksi.
Dukungan emosionalDukung dan anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu Selama persalinan dan kelahiran. Anjurkan mereka untuk berperan aktif dalam mendukung dan mengenali langkah-langkah yang mungkin akan sangat membantu kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk didampingi oleh teman atau saudara yang khusus.

Bekerjasama dengan anggota keluarga untuk :
  • Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada ibu.
  • Membantu ibu bernapas pada saat kontraksi.
  • Memijat punggung, kaki atau kepala ibu dan tindakan-tindakan bermanfaat lainnya.
  • Menyeka muka ibu dengan lembut, menggunakan kain yang dibasahi air hangat atau dingin.
  • Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
Mengatur posisi
Anjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan kelahiran. Anjurkan pula suami dan pendamping laihnya untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan. berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring atau rnerangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu turunnya kepala bayi dan seringkali mempersingkat waktu persalinan. Bantu ibu untuk sering berganti posisi selama persalinan. Jangan membuat ibu dalam posisi telentang, beritahukan agar ia tidak mengambil posisi tersebut.
Alasan:Jika ibu berbaring telentang, berat uterus dan isinya ‘janin, cairan ketuban, plasenta, dli) akan inenekan vena cava inferior Hal iizi inenyebabkan turunnya aliran darah dan sirkulasi ibu ke plasenta. Kondisi seperti ini, akan menyebabkan hipoksia/ kekurangan oksigen pada janin. Posisi telentang juga akan memperlambat kemajuan persalinan
Pemberian cairan dan nutrisiAnjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan rninum air) selama persalinan dan kelahiran bayi. Sebagian ibu masih ingin makan selama fase laten persalinan, tapi setelah memasuki fase aktif, mereka hanya menginginkan cairan saja. Anjurkan anggota keluarga menawarkan ibu minum sesering mungkin dan makanan ringan selarna persalinan.
Alasan:Makanan ringan dan cairan yang cukup selaina persalinan akan niemberikan le bih banyak energi dan rnencegah dehidrasi. Dehidrasi bisa meinperlambat kontraksi dan/atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif
Kamar mandiAnjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan. Ibu harus berkemih paling sedikit setiap 2 jam, atau lebih sering jika terasa ingin berkemih atau jika kandung kemih dirasakan penuh. Periksa kandung kemih pada saat akan memeriksa denyut jantung janin (lihat/palpasi tepat di atas simfisis pubis untuk mengetahui apakah kandung kemih penuh). Anjurkan dan antarkan ibu untuk berkeniih di kamar mandi. Jika ibu tidak dapat berjalan ke kamar mandi, berikan wadah penampung urin.
Alasan: Kandung kernih yang penuh akan :
  • Memperlambat turunnya bagian terbawah janin dan mungkin menyebabkan partus macet.
  • Menyebabkan ibu tidak nyanlan.
  • Meningkatkan risiko perdarahan pascapersalinan yang disebabkan atonia uteri.
  • Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu.
  • Meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pascapersalinan.
Pencegahan infeksiMenjaga lingkungan yang bersih merupakan hal penting dalam mewujudkan kelahiran yang bersih dan aman bagi ibu dan bayinya , Hal ini tergolong dalam unsur esensial asuhan sayang ibu. Kepatuhan dalam menjalankan praktek-praktek pencegahan infeksi yang baik juga akan melindungi penolong persalinan dan keluarga ibu dan infeksi. Ikuti praktek-praktek pencegahan infeksi yang sudah ditetapkan, ketika mempersiapkan persalinan dan kelahiran. Anjurkan ibu untuk mandi pada awal persalinan dan pastikan bahwa ibu memakai pakaian yang bersih. Mencuci tangan sesering mungkin. menggunakan peralatan stenil atau disinfeksi tingkat tinggi dan sarung tangan pada saat diperlukan. Anjurkan anggota keluarga untuk mencuci tangan mereka sebelum dan setelah melakukan kontak dengan ibu dan/atau bayi baru lahir.
Alasan: Pencegalian infeksi sangat penting dalam menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan keterampilan dalam melaksanakan prosedur pencegahan infeksi yang baik, akan melindungi penolong persalinan terhadap risiko infeksi.
 fase dalam peralinan  :
1. KALA I
Batasan
persalinan kala I (satu) dimulai dari pembukaan 1cm sampai 10cm (lengkap).
Fase-fase persalinan kala I
Kala I fase laten :
• pembukaan cervix kurang dari 3 cm
• cervix membuka perlahan selama fase ini
• fase laten biasanya berlangsung tidak lebih dari 8 jam
Kala I fase aktif :
• pembukaan cervix 4 cm sampai 10 cm.
• his dalam fase ini lebih kuat dan cervix membuka lebih cepat.
• Fase aktif tidak boleh berlangsung dari 7 jam
FASE LATEN YANG MEMANJANG ATAU ABNORMALITAS PERSALINAN
Dapat disebabkan beberapa faktor  :
1. kecemasan dan ketakutan
2. pemberian analgetik yang kuat atau pemberian analgetik yang terlalu cepat pada persalinan dan pemberian anastesi sebelum fase aktif.
3. abnormalitas pada tenaga ekspulsi
4. abnormalitas pada panggu
5. kelainan pada letak dan bentuk janin
**Cara komunikasi ibu bersalin fase laten dan fase aktif 
PENUTUP


Melihat berbagai bentuk kecemasan yang muncul pada ibu yang akan melahirkan dan juga pada suami yang menunggunya maka orientassi pelayanan bukan hanya ditujukan pada sang ibu  di tuntun untuk melakukan kegiatan yang menunjang proses pelontaran/ kelahiran bayi. dalam kelahiran normal ada dua faktor yang harus dipertimbangkan yaitu: Status resiko kehamilan dan kemajuan persalinan dan pelahiran.Peristiwa kelahiran bukan hanya merupakan proses murni fisiologis belaka, akan tetapi banyak pula diwarnai dengan komponen-komponen fisiologis. Tetapi ada perbedaan yang dialami oleh ibu yang satu dengan yang lainnya. Pengalaman di masyarakat, ada ibu-ibu yang sangat muda melahirkan bayinya, dan ada juga ibu-ibu yang sangat suka melahirkan bayinya, yang kadang-kadang sampai mengalami keadaan abnormal seperti operasi. Untuk itulah perlu dilakukannya komunikasi  pada ibu bersalin yaitu untuk mengantisipasi perasaan cemas pada ibu dalam menghadapi persalinan.

No comments:

Post a Comment