MAKAHAH ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI MOLAHIDATIDOSA

KATA PENGANTAR
Puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah  Asuhan Kebidanan Patologi. Makalah ini dibuat berdasarkan referensi buku-buku Asuhan Kebidanan. 
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yustina Ananti S.ST selaku pengampu pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Patologi dan teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari  makalah ini tentunya masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Ibarat tiada gading yang tak retak, begitu pula tentunya dengan makalah ini. Akhirnya penulis mengharap semoga makalah ini dapat  bermanfaat.



                                                                                    Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Di Indonesia masalah ibu dan anak merupakan sasaran prioritas dalam pembangunan bidang kesehatan. Angka kematian ibu merupakan salah satu indikasi yang menentukan derajat kesehatan suatu bangsa, oleh sebab itu hal ini merupakan prioritas dalam upaya peningkatan status kesehatan masyarakat yang utama di Negara kita. Upaya kesehatan reproduksi salah satunya adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil dan bersalin. Adapun penyebab langsung dari kematian ibu di Indonesia adalah trias klasik yaitu perdarahan, infeksi, toksemia gravidarum.
            Salah satu penyebab perdarahan saat kehamilan adalah mola hidatidosa. Mola hidatidosa merupakan penyakit wanita pada masa reproduksi (usia 15-45 tahun) dan pada multipara. Jadi dengan meningkatnya paritas kemungkinan menderita mola hidatidosa dan lebih besar. Dan mola hidatidosa adalah salah satu penyakit trofoblas yang jinak (Manuaba, 1998:424)
Insidensi mola hidatidosa dilaporkan Moore dkk (2005) pada bagian barat Amerika Serikat, terjadi 1 kejadian kehamilan mola dari 1000-1500 kehamilan. Mola hidatidosa ditemukan kurang lebih 1 dari 600 kasus abortus medisinalis. Di Asia insidensi mola 15 kali lebih tinggi daripada di Amerika Serikat, dengan Jepang yang melaporkan bahwa terjadi 2 kejadian kehamilan mola dari 1000 kehamilan. Di negara-negara Timur Jauh beberapa sumber memperkirakan insidensi mola lebih tinggi lagi yakni 1:120 kehamilan. Penanganan mola hidatidosa tidak terbatas pada evakuasi kehamilan mola saja, tetapi juga membutuhkan penanganan lebih lanjut berupa monitoring untuk memastikan prognosis penyakit tersebut.
Mola Hidatidosa ialah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri tumor jinak (benigna) dari chorion penyebab embrio mati dalam uterus tetapi plasenta melanjutkan sel-sel trophoblastik terus tumbuh menjadi agresif dan membentuk tumor yang invasif, kemudian edema dan membentuk seperti buah anggur, karakteristik mola hidatiosa bentuk komplet dan bentuk parsial, yaitu tidak ada jaringan embrio dan ada jaringan embrio.
  1. Tujuan
Tujuan Umum:
Agar mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan molahidaidosa.
Tujuan Khusus:
1.      Agar mahasiswa mengetahui  dan memahami pengertian dari mola hidatidosa.
2.      Agar mahasiswa mengetahui dan memahami etiologi dari mola hidatidosa. 
3.      Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari mola hidatidosa.  
4.       Agar mahasiswa mengetahui komplikasi dari mola hidatidosa.
5.      Agar mahasiswa mengetahui gambaran diagnostik dari mola hidatidosa.
6.      Agar  mahasiswa mengetahui komplikasi dari mola hidatidosa.
7.      Agar mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada kehamilan molahidatidosa.
8.      Agar mahasiswa dapat menginterpretasikan data pada kehamilan molahidatidosa.
9.      Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah potensial pada kehamilan molahidatidosa.
10.  Agar mahasiswa mengetahui antisipasi tindakan segera pada kehamilan molahidatidosa.
11.  Agar mahasiswa dapat merencanakan asuhan pada kehamilan molahidatidosa.
12.  Agar mahasiswa dapat melaksanakan asuhan pada kehamilan molahidatidosa sesuai dengan perencanaan.
13.  Agar mahasiswa dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada molahidatidosa.

BAB II
TINJAUAN TEORI
  1. Pengertian
Molahidatidosa adalah kehamilan dimana setelah terjadi fertilisasi tidak berkembang menjadi embrio, tetapi terjadi poliferasi trofoblast, dan ditemukan villi korialis yang mengalami perubahan degenerasi hidropik dan stroma yang hipovaskuler atau avaskuler, janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematous itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur.
            Ada juga yang mendefinisikan molahidatidosa sebagai pembengkakan kistik, hidropik, daripada villi korialis, disertasi poliferasi hiperplastik dan anaplastik epitel korion serta tidak terbentuknya fetus.
            Definisi yang lain dari molahidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan, embrio mati, mola tumbuh dengan cepat, uterus membesar dan menghasilkan sejumlah besar Human Chorionoc Ghonadrotrophin (HCG).
  1. Etiologi
Penyebab molahidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun diduga faktor penyebabnya adalah:
a.       Faktor ovum: ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan.
b.      Imunoselektif dari trofoblast.
c.       Keadaan social ekonomi yang rendah.
d.      Parietas tinggi.
e.       Kekurang protein.
f.       Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.
  1. Patofisiologi
Molahidatidosa dapat terbagi menjadi:
a.       Molahidatidosa komplit (klasik) jika tidak ditemukan janin.
b.      Molahidatidosa inkomplit (parsial) jika disertai janin atau bagian janin.
Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan pathogenesis dari penyakit trofoblast:
1.      Teori missed abortion
Mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu, karena itu terjadi gangguan peredaran darah, sehingga terjadi penimbunan cairan masenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung.
2.      Teori neoplasma dari park
Sel-sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi cairan yang berlebihan kedalam villi sehingga timbul gelembung.
3.      Studi dari Hertigh
Molahidatidosa semata-mata akibat akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tidak adanya embrio komplit pada minggu ke-3 dan ke-5.
Adanya sirkulasi maternal yang terus menerus adan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblast berproliferasi dan melakukan fungsinya selama pembentukkan cairan.
  1. Gambaran klinik
Gambaran klinik molahidatidosa adalah:
a.       Amenore dan tanda-tanda kehamilan.
b.      Perdarahan pervaginam berulang, sedikit atau banyak, tidak teratur, Darah cenderung berwarna kecoklatan seperti bumbu rujak atau warna tenggulai tua. Pada keadaan  lanjut kadang keluar gelembung mola seperti buah anggur atau mata ikan yang merupakan diagnosa pasti.
c.       Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan dan teraba lembek.
d.      Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat kekuning-kuningan (mola face).
e.       Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya DJJ sekalipun uterus sudah membesar setinggi pusat atau lebih, serta tidak adanya ballottement.
f.       Kadang kala ada tanda toksemia  gravidarum.
g.      Preeklampsia atau eklampsia yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu.
  1. Anatomi dan Fisiologi
a.       Anatomi
·      Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pear,terletak dalam rongga panggul kecil di antara kandung kemih dan anus,ototnya disebut miometrium dan selaput lender yang melapisi bagian dalamnya disebut endometrium.
·      Peritoneum menutupi sebagian besarpermukaan luar uterus, letak uterus sedikit anterflexi pada bagian lehernya dan anteversi( meliuk agak memutar ke depan) dengan fundusnya terletakdiatas kandung kencing. Bagian bawah bersambung dengan vagina dan bagian atasnya tuba uterin masuk ke dalamnya.
·      Ligamentum latum uteri dibentuk oleh dua lapisan peritoneum, di setiap sisi uterus terdapat ovarium dan tuba uterine.
·      Panjang uterus 5-8cm dengan berat 30-60 gram. Uterus terbagi atas 3 bagian yaitu :
a.    Fundus : baguan lambung diatas muara tuba uterine.
b.   Badan uterus: melebar dari fundus ke serviks.
c.    Isthmus: terletak antara badan dan serviks.
·      Bagian bawah serviks yang sempit pada uterus disebut serviks. Rongga serviks bersambung dengan rongga badan uterus melalui os interna (mulut interna) dan bersambung dengan rongga vagina melalui os eksterna.
·      Ligamentum pada uterus:
a.          Ligamentum teres uteri: ada 2 buah kiri dan kanan. Berjalan melalui annulus inguinalis, profundus ke kanalis inguinalis. Setiap ligament panjangnya 10-12,5 cm, terdiri atas jaringan ikat dan otot, berisi pembuluh darah dan ditutupi peritoneum. Peritoneum diantara kedua uterus dan kandung kencing didepannya, membentuk kantong uterovesikuler. Dibagian belakang, peritoneum membungkus badan dan serviks uteri dan melebar kebawah sampai forniks posterior, selanjutnya melipat kedepan rektum dan membentuk rung retrivaginal.
b.            Ligamentum latum uteri: peritoneum yang menutupi uterus, di garis tengah badan uterus melebar ke lateral membentuk ligamentum lebar, didalamnya terdapat tuba uterin, ovarium diikat pada bagian posterior ligamentum latum yang berisi darah dan saluran limfe untuk uterus maupun ovarium.
b.      Fisiologi
·         Ovum sesudah keluar dari ovarium diantarkan melalui tuba uterin ke uterus (pembuahan ovum secara normal terjadi dalam tuba uterin) ewaktu hamil yang secara normal berlangsung selama 40 minggu, uterus bertambah besar, tapi dindingnya menjadi lebih tipis dan lebih kuat serta membesar sampai keluar pelvis, masuk ke dalam rongga abdomen pada masa fetus.
·         Pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahirnya bayi yang sempurna. Tetapi dalam kenyataan tidak selalu demikian. Sering kali perkembangan kehamilan mendapatkan gangguan.
·         Demikian pula dengan penyakit trofoblas, pada hakekatnya merupakan kegagalan reproduksi. Disini kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna, melainkan berkembang menjadi keadaan patologik yang terjadi pada minggu- minggu pertama dalam kehamilan, berupa degenerasi hidropik dari jonjot karion, sehingga menyerupai gelembung yang di sebut “molahidatidosa”.
·         Pada umumnya penderita molahidatidosa akan menjadi baik kembali, tetapi ada diantaranya yang kemudian mengalami degenerasi keganasan yang berupa karsinoma.
  1. Tes Diagnostik
a.       Pemeriksaan kadar bheta hCG: pada mola terdapat peningkatan kadar betha hCG darah atau urin.
b.      Uji sonde: sonde (penduga rahim) dimasukkan pelan –pelan dan hati-hati kedalam kanalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, kemungkinan mola (cara Acosta –sison).
c.       Foto rontgen abdomen: tidak terlihat tulang-tulang janin (pada kehamilan 3-4 bulan).
d.      Ultrasonografi USG: pada mola akan terlihat badai salju (snow flake pattern) dan tidak terlihat janin.
e.       Foto thorax: pada mola ada gambaran emboli udara.
h.      Reaksi kehamilan karena kadar HCG yang tinggi maka uji biologic dan uji imunologik (Galli Mainini dan planotest) akan positif setelah pengenceran (titrasi) :
1.      Galli Mainini 1/300 (+), maka suspect mola hidatidosa.
2.      Galli Mainini 1/200 (+), maka kemungkinan molahidatidosa atau hamil kembar, bahkan pada mola atau kariokarsinoma, uji biologic atau uji imunologik cairan serebro-spinal dapat menjadi positif.
f.       Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala tirotoksikosis.
  1. Penatalaksanaan Medik.
Penanganan awal yang dapat dilakukan :
§  Jika diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evakuasi uterus.
§  Segera lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan I.V  (NaCl/ RL) dengan kecepata 40-60 tetes permenit (sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara  cepat).
a.       Penanganan yang biasa dilakukan dengan molahidatidosa adalah: diagnosis dini akan menguntungkan prognosis.
b.      Pemeriksaan USG sangan membantu diagnosis. Pada fasilitas kesehatan dimana sumber daya sangat terbatas, dapat dilakukan:
·         Evaluasi klinik dengan fokus pada riwayat haid terakhir dan kehamilan.
·         Perdarahan tidak teratur atau spotting.
·         Pembesaran abnormal uterus.
·         Pelunakan serviks dan korpus uteri.
·         Kajian uji kehamilan dengan pengenceran urin.
·         Pastikan tidak ada janin (ballotement) atau DJJ sebelum upaya diagnosis dengan perasat Hanifa Wiknjosastro atau Acosta Sisson.
c.       Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera.
d.      Antisipasi komplikasi (krisis tyroid, perdarahan hebat, atau perforasi uterus).
e.       Lakukan pengamatan lanjut hingga minimal 1 tahun. Pengelolaan molahidatidosa sebaiknya dilakukan di RS, adapun langkah-langkah pengelolaannya adalah:
·         Pengelolaan syok bila terjadi syok.
·         Transfuse darah bila kadar HB kulang ari 8 gr%.
·         Kuretase sebaiknya dengan vakum kuretase kemudian dilanjutkan dengan sendok kuret yang tumpul setelah terjadi pengecilan uterus dan harus dilindungi dengan oksitosin 10 IU dalam 500 ml Dextrose 5% apabila sondase uterus >12 cm.
·         Paska kuretase diberikan ergometrin tablet 3x1 tablet /hari.
·         Adanya penyulit pre eklampsia dikelola sesuai dengan prokol pre eklampsia.
·         Adanya penyulit tirotoksikosis dikelola dengan koncultasi internis.
·         Pengamatan lanjut dilakukan untuk kemungkinan keganasan pasca molahidatidosa, selama 1-2 tahun dengan jadual sebagai berikut:
1.      1x1 minggu pertama selama 1 bulan (4x).
2.      1x2 minggu selama 2 bulan (4x).
3.      1x1 bulan selama 4 bulan (4x).
4.      1x3 bulan selama 1 tahun (4x). dilakukan sampai 2x pemeriksaan berturut-turut sampai negative.
·         Untuk tidak mengacaukan pengamatan, pasien dianjurkan menggunakan kontrasepsi kondom dan tidak hamil selama pengawasan.
  1. Komplikasi
Komplikasi molahidatidosa meliputi:
a.       Perdarahan hebat.                                                 d. Infeksi.
b.      Anemis.                                                     e. Perforasi uterus.  
c.       Syok.                                                         f. Keganasan (PTG).


BAB III
TINJAUAN KASUS
  1. Kasus
Ny. R datang ke BPS YULI-ETI YOGYAKARTA pada tanggal 6 maret 2013 pukul 09:00 WIB mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan mengeluh  sejak 2 hari yang lalu keluar cairan seperti darah warna kecoklatan disertai  gumpalan darah dari kemaluan, merasa pusing, dan mual.  




  1. Menejemen kebidanan
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGIS PADA NY.R
G1P0A0 TRIMESTER II
DI BPS YULI-ETI, SLEMAN
Tanggal pengkajian     : 6 Maret 2013
Jam                              : 09:00 WIB
Tempat pengkajian      : BPS

  1. PENGKAJIAN
A.                Data Subjektif
1.      Identitas
a.       Pasien                                                        b. Penanggung Jawab / Suami
Nama         : Ny. R                                                nama    : Tn. R
Umur         : 23 Tahun                               Umur   : 27 Tahun
Agama       : Islam                                                 Agama : Islam
Suku/Bangsa: Jawa/ Indonesia                 Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan            : SMP                                      Pendidikan: SMP
Pekerjaan   : IRT                                        Pekerjaan : Petani sawit
No. Telp/HP: 085345453435                    No. Telp/HP    : -
Alamat      : Jl. Mutiara G.15 Sungai Melayu Rayak, Ketapang Kalimantan Barat.

2.      Alasan datang :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
3.      Keluhan utama:
Ibu mengatakan sejak 2 hari yang lalu keluar cairan seperti darah warna kecoklatan disertai  gumpalan darah dari kemaluan, merasa pusing, dan mual
4.      Riwayat kesehatan :
a.       Dahulu
Ibu mengatakan dahulu tidak pernah mempunyai penyakit seperti Tuberculosis,  Diabetes Milletus, Asma, Hipertensi, dan Jantung.
b.      Sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit Hipertensi, Tuberculosis, Malaria, Asma, Diabetes Milletus, Jantung, HIV/AIDS.
c.       Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit Diabetes Milletus, Tuberculosis, Hipertensi, Hepatitis, Jantung, Asma, Cacat bawaan dan keturunan kembar.
5.      Riwayat perkawinan:
Ibu mengatakan menikah 1 kali pada usia 21 tahun dengan suami umur 25 tahun, lama pernikahan 2 tahun, status perkawinan syah.
6.      Riwayat obstetri :
a.       Menstruasi
Menarche 13 tahun, siklus 30 hari, lama 5-6 hari, banyaknya 2-3x ganti pembalut/ hari, bau khas, warna merah, HPHT 14 November 2012 .
b.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan belum pernah hamil.
c.       Riwayat kehamilan sekarang
1.      Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, belum pernah keguguran.
2.      Hari perkiraan lahir 21 Agustus 2013.
3.      ANC pertama umur kehamilan     : 10 minggu + 5 hari.
4.      ANC 1x di BPS Diana
Trimester I: keluhan mual dan pusing.     
Therapi: Vitonal 1x1 , Omecal-D 1x1.
5.      Ibu mengatakan belum pernah di suntik TT.
6.      Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat-obatan dari bidan saja.
7.      Ibu mengatakan belum pernah merasakan gerakan janin selama hamil.
8.      Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan buruk seperti mengkonsumsi minuman beralkohol, merokok, meminum jamu, dan memakai narkoba.
7.      Riwayat KB:
Tgl pasangan
Oleh
Jenis
Lama
tempat
Tgl lepas
alasan
1 -2-2011
bidan
Suntik 3 bln
18 bln
BPS
..-8- 2012
Ingin hamil

8.      Pola kebutuhan sehari-hari:
Pola
Sebelum hamil
Selama hamil
Nutrisi
Makan 3x1 porsi sedang (nasi, sayur, lauk).
Minum 5-6 gelas/hari (air putih, kadang-kadang teh)
Makan 3x1 porsi kecil (nasi, sayur, lauk kadang buah).
Minum 6-8 gelas/ hari (air putih, kadang air jeruk & susu).
Eliminasi
BAB 1x2 hari, lembek, warna kuning , bau khas feses.

BAK 4-5 x/hari, warna jernih, bau khas urin.
BAB 1x1 hari, lembek, warna kuning kecoklatan, bau khas feses.
BAK 5-6x/hari, warna kuning jernih, bau khas urin.
Aktifitas
Membantu suami di ladang. Dan mengerjakan pekerjaan rumah setiap hari.
Mengerjakan pekerjaan rumah setiap hari (masak, mencuci baju, piring, dan menyapu).
Istirahat
Tidur malam ±8 jam, kadang-kadang Tidur siang ± 2 jam
Tidur malam ±9 jam, kadang-kadang Tidur siang ±2 jam.
Kebersihan
Mandi, gosok gigi, ganti pakaian  2x/hari, keramas 2-3x/minggu.
Mandi, gosok gigi, ganti pakaian 2x/hari, keramas 2-3x/minggu.
Seksual
2-3x/ minggu.
Keluhan: tidak ada
1x/ minggu.
Keluhan: tidak ada

9.      Data psikososial :
a.       Ibu mengatakan keluarga sangat mendukung kehamilannya.
b.      Ibu mengatakan hubungannya dengan keluarga dan masyarakat baik.
c.       Ibu mengatakan pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami.
d.      Ibu mengatakan rajin beribadah sesuai dengan keyakinannya.
e.       Ibu mengatakan tinggal satu rumah dengan suami, saat ini sedang tinggal di tempat mertua di jogja.
10.  Data pengetahuan ibu:
a.                   Ibu sudah mengetahui tanda-tanda awal kehamilan.
b.                  Ibu sudah mengetahui nutrisi yang di butuhkan ibu hamil.
B.                                                                                         Data Objektif
1.      Pemeriksaan Umum:
a.       Keadaan Umum    : Lemah
b.      Kesadaran                         : Composmentis
c.       TTV:
·                     TD                         : 130/90 mmHg          
·                     Nadi                      : 92 x/ menit
·                     Respirasi    : 23x/ menit
·                     Suhu                      : 36,5 oC
d.      TB             :  160 cm
e.       BB             : 55 kg ( sebelum hamil)          57 kg (sekarang)
f.       LILA         : 23,5 cm
g.      IMT           : 19,53
2.      Pemeriksaan Fisik
a.       Kepala       : kulit kepala bersih, rambut tidak mudah rontok.
b.      Muka         : muka tampak pucat kekuning-kuningan (mola face), tidak      ada oedem, tidak ada cloasma gravidarum.
b.      Mata          : simetris, sclera putih, konjungtiva anemis.
c.       Hidung      : simetris, bersih, tidak ada polip.
d.      Telinga      : simetris, bersih, pendengaran baik.
e.       Mulut        : bersih, bibir kering, tidak ada stomatitis, tidak ada caries.
f.       Leher         : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis.
g.      Dada         : simetris, tidak ada massa, putting susu menonjol, areola menghitam, colostrum belum keluar .
h.      Ketiak       : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
i.        Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, terdapat strie gravidarum, terdapat linea nigra. Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar) dengan usia kehamilan.
Leopod I   : TFU setinggi pusat teraba lembek, ballottement (–).
Leopod II  : tidak dilakukan.
Leopod III            : tidak dilakukan.
Leopod IV            : tidak dilakukan.
Auskultasi DJJ: Tidak terdengar. 
j.        Genetalia   : tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, tidak ada odema, tidak ada varises.
Inspeksi     : terdapat pengeluaran darah pervaginam (keluar jaringan mola seperti mata ikan).
k.      Anus          : bersih, tidak ada haemoroid.
l.        Punggung  : tidak ada kelainan bentuk tulang, tidak nyeri jika di pukul.
m.    Ekstremitas: tidak ada gangguan pada pergerakan, tidak ada varises, tidak ada oedem, reflek patella +.
n.      Pengukuran panggul luar  :
·         Distansia Spinarum          : 23 cm
·         Distansia Cristarum          : 26 cm
·         Conjugata Eksterna          : 18 cm
·         Lingkar Panggul               : 80 cm
3.      Pemeriksaan Laboratorium:
a.       Hemoglobin          : 11,4 gram % (28 Januari 2013)
b.      Hemoglobin          : 8 gram%. (6 Maret 2013)
c.       Protein urin           : +  (6 Maret 2013)
d.      Urin reduksi          : -  (6 Maret 2013)
e.       Golongan darah    : A
  1. INTERPRETASI DATA
A.    Diagnosa Kebidanan
Ny. R umur 23 tahun, GIP0A0 Usia kehamilan 16 minggu, dengan mola hidatidosa.
Data Dasar
Data Subjektif       :
Ibu mengatakan benama Ny. R usia 23 tahun.
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama dan  belum pernah keguguran.
Ibu mengatakan HPHT 14 November 2013.
Ibu mengatakan sejak 2 hari yang lalu keluar cairan seperti darah warna kecoklatan disertai  gumpalan darah dari kemaluan, merasa pusing, dan mual
Data Objektif        :
Pemeriksaan Fisik
TD: 130/90 mmHg, T: 36,50C, N: 92x/menit, RR: 23x/menit, muka terlihat pucat kekuning-kuningan (mola face), konjungtiva anemis, TFU setinggi pusat, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan normal, ballottement -, DJJ -, terdapat pengeluaran pervaginam (keluar jaringan mola seperti mata ikan), Protein urin (+), Hb 8 gram%.
B.     Masalah
1.      Ada pengeluaran darah pervaginam.
2.      Ibu merasa pusing dan mual
C.     Kebutuhan
1.      Transfusi darah, asupan cairan dan nutrisi.
2.      KIE pusing dan mual.
  1. DIAGNOSA POTENSIAL                            
a.       Anemia berat.                                      c. Perforasi uterus.  
b.      Syok.                                                   d. Keganasan (PTG).
c.       Infeksi.
  1. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
A.    Mandiri
-         Berikan penanganan awal.
B.    Kolaborasi
-         Kolaborasi dengan petugas laboratorium dan dokter Sp.OG(k).
C.     Merujuk
-         Lakukan rujukan ke rumah sakit.
  1. PERENCANAAN
Tanggal           : 6 maret 2013                         jam : 09:15 WIB
A.    Beri tahu ibu mengenai hasil pemeriksaan.
B.     Lakukan pemeriksaan protein urin, urin reduksi dan Hb.
C.     Fasilitasi KIE pusing dan mual.
D.    Jelaskan pada ibu tentang kehamilan fisiologis trimester II.
E.     Jelaskan pada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan.
F.      Berikan penanganan awal sebelum di rujuk.
G.    Rujuk ke Rumah Sakit.

  1. PELAKSANAAN
Tanggal           : 6 maret 2013                         jam : 09:20 WIB
A.    Memberitahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan, bahwa keadaan ibu lemah, kehamilannya mengalami gangguan yaitu hamil anggur dan harus segera di tangani.
B.     Melakukan pemeriksaan protein urin, urin reduksi dan Hb.
C.     Memfasilitasi KIE mual dan pusing yaitu, makan dengan porsi kecil tapi sering, makan biscuit atau roti bakar sebelum beranjak dari tempat tidur, hindari makanan beraroma kuat dan menyengat, batasi lemak dalam makanan, selalu ingat bahwa mula kemungkinan besar akan berakhir pada trimester ke-2, serta istirahat yang cukup.
D.    Menjelaskan kepada ibu tentang kehamilan fisiologis trimester II,  yaitu bengkak pada kaki, keputihan yang tidak berbau, diare (tanpa adanya darah pada tinja, dan demam), tidak ada pengeluaran darah dari jalan lahir selama kehamilan kecuali ibu sudah aa tanda-tanda persalinan.
E.     Menjelaskan pada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan. seperti mual muntah secara berlebihan, perdarahan pervaginam, bengkak pada muka dan tangan dsertai dengan penglihatan kabur, pusing berlebihan.
F.      Memberikan penanganan awal sebelum di rujuk, memasang infus 500 ml cairan I.V dengan kecepatan 40-60 tetes per  menit.
G.    Merujuk ke Rumah Sakit.
  1. EVALUASI
Tanggal           : 6 maret 2013                         jam: 09:30 WIB         
A.    Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaan ibu dan kehamilannya.
B.     Ibu sudah mengetahui dan memahami apa yang telah disampaikan oleh bidan,  terlihat ibu dapat menjawab pertanyaan dari bidan dan mengulang sekilas apa yang disampaikan bidan.
C.      Infus sudah terpasang di tangan kiri bagian bawah, dan pasien telah dirujuk ke RS Jogja.

BAB IV
PENUTUP
  1. Kesimpulan
1.       Molahidatidosa merupakan suatu perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan, embrio mati, mola tumbuh dengan cepat, uterus membesar dan menghasilkan sejumlah besar Human Chorionoc Ghonadrotrophin (HCG).
2.       Penerapan asuhan kebidanan sangat membantu dalam perawatan kehamilan mola hidatidosa karena kehamilan ini memerlukan perawatan dan pengobatan secara kontinyu sehingga keluarga perlu dilibatkan agar mampu memberikan perawatan secara mandiri.
3.       Pendidikan kesehatan sangat diperlukan mengingat masih banyaknya wanita-wanita khususnya yang kurang mengerti tentang kehamilan mola hidatidosa.
  1. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan yang kiranya dapat membangun dan meningkatkan mutu pelayanan kebidanan ke arah yang lebih maju antara lain:
1.      Dalam memberikan asuhan kebidanan hendaknya bidan menjalankan sesuai dengan prosedur dan standar kebidanan agar pelaksanaan terarah sesuai dengan tujuan.
2.      Untuk melaksanakan asuhan kebidanan yang bermutu maka sebaiknya tercipta kerja sama yang baik sesama bidan dan tim kesehatan lainnya.
3.      Sarana dan prasarana harus memadai di lahan kerja  untuk mempermudah pemberian asuhan kebidanan yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Fadlun,achmad.2013.Asuhan Kebidanan Patologis.Jakarta:Salemba Medika
Marmi,dkk.2011.Asuhan Kebidanan Patologi.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Marmi.2011.Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Nugroho Taufan.2012.Patologi Kebidanan.Yogyakarta: Nuha Medika
Tiran, denise.2005.Kamus Saku Bidan.Jakarta:EGC