Etiologi Saat akan
terjadi implantasi, stadium blastula sel‑sel yang lebih kecil yang
membentuk dinding blastula, akan menjadi trofoblas. Dengan demikian, blastula
diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas yang mempunyai
kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan endometrium dalarn
masa sekresi, dengan sel-sel desidua. Sel‑sel desidua ini besar‑besar dan
mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan o1eh trofoblas.
Blastula dengan bagian yang mengandung inner‑cell mass aktif mudah masuk ke
dalam lapisan desidua, dan luka pada desidua kernudian menutup kembali. Kadang‑kadang
pada saat nidasi yakni masuknva ovurn ke dalarn endometrium terjadi
perdarahan pada luka desidua (tanda Hartman).
Pada umumnya
blastula masuk di endometnium dengan bagian di mana inner‑cell mass berlokasi.
Dikemukakan bahwa hal inilah yang menyebabkan tali‑pusat berpangkal sentral
atau para sentral. Bila sebaliknya dengan blastula bagian lain memasuki
endometnium, maka terdapatlah tali‑pusat dengan insersio velamentosa.
Insersi
velamentosa ini biasanya terjadi pada kehamilan ganda/ gemeli, karena pada
kehamilan ganda sumber makanan yang ada pada plasenta akan menjadi rebutan oleh
janin, sehingga dengan adanya rebutan tersebut akan mempengaruhi kepenanaman
tali pusat/ insersi.
Patofisiologi Beberapa
kelainan dapat terjadi pada tali pusat. Kemungkinan dapat terjadi gangguan
dalam hubungannya dengan plasenta atau terjadi penekanan sehingga terjadi
gangguan pada perkembangan janin maupun gawat janin. Abnormalitas pada tali
pusat dapat ditemukan sebelum persalinan dengan USG. Namun kelainan tali pusat
dapat ditemukan langsung setelah melahirkan. Kelainan tali pusat sering
ditemukan dan mempunyai pengaruh pada janin dan ibunya.
Pada umumnya
tali pusat berinsersi pada bagian sentral atau para-sentral plasenta.
Kemungkinan tali pusat tidak berinsersi pada jaringan plasenta, tetapi pada
selaput janin sehingga pembuluh darah umbilicus berjalan di antara amnion dan
korion menuju plasenta. Kelainan ini disebut insersi velamentosa.Jika pembuluh
darah tersebut berjalan melalui pembukaan serviks maka disebut vasa previa. Hal
ini dapat berbahaya bagi janin karena bila ketuban pecah pada permulaan
persalinan pembuluh darah dapat ikut robek sehingga terjadi perdarahan
intrapartum. Keadaan bayi bisa menjadi lebih buruk karena kehilangan darah atau
asfiksi yang terjadi karena penekanan pembuluh darah velamentosa oleh bagian
anak.
Insersi
adalah tempat masukan (muara) yang menempel ke plasenta. Normalnya, insersi
tali pusat di plasenta terletak di tengah. Tetapi dalam keadaan tertentu
terjadi insersi tali pusat yang letaknya di tepi plasenta (plasenta battledore)
dan insersi tali pusat letaknya jauh di luar plasenta, yaitu di daerah membran
(insersi velamentosa).
Insersi yang
terletak di tepi plasenta tidak berpengaruh buruk pada janin sebab pada umumnya
dalam hal pemberian makanan dan oksigen ke janin tidak berpengaruh.
Sementara
insersi velamentosa bisa berbahaya bila terjadi vasa previa, jika ketuban
pecah, dan pembuluh darah tersebut ikut pecah yang berarti pula terjadi
perdarahan dari janin. Gejala klinis vasa previa adalah ketuban pecah diikuti
perdarahan, dan terjadi gawat janin. Kematian janin pada pecahnya vasa previa
mencapai 60-70%. "Kematian pada janin ini disebabkan perdarahan yang
berasal dari janin dan keterlambatan mengetahui bahwa perdarahan berasal dari
vasa previa. Umumnya bila pada pemeriksaan dijumpai adanya vasa previa,
kehamilan diakhiri dengan bedah sesar sebelum terjadi pecahnya selaput ketuban.
Pada insersio
velamentosa, tali pusat dihubungkan dengan plasenta oleh pembuluh-pembuluh
darah yang berjalan dalam selaput janin. Kalau pembuluh darah tersebut berjalan
di daerah oestium uteri internum maka disebut vasa previa. Hal ini dapat
berbahaya bagi janin karena bila ketuban pecah pada permulaan persalinan
pembuluh darah dapat ikut robek sehingga terjadi perdarahan inpartum d
Tanda dan
gejalanya belum diketahui secara pasti, perdarahan pada insersi velamentosa ini
terlihat jika telah terjadi vasa previa yaitu perdarahan segera setelah ketuban
pecah dan karena perdarahan ini berasal dari anak dengan cepat bunyi jantung
anak menjadi buruk bisa juga menyebabkan bayi tersebut meninggal.
Satu-satunya
cara mengetahui adanya insersi velamentosa ini sebelum terjadinya perdarahan
adalah dengan cara USG. Jadi sebaiknya pada ibu dengan kehamilan gemeli
dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan USG, karena untuk mengantisipasi dengan
segala kemungkinan penyulit yang ada, salah satunya insersio velamentosa ini.
Pada
pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah pada selaput ketuban.
Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah
terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan denyut jantung janin yang tidak
beraturan, deselerasi atau bradikardi, khususnya bila perdahan terjadi ketika
atau beberapa saat setelah selaput ketuban pecah. Darah ini berasal dari janin
dan untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan tes Apt dan tes Kleihauer-Betke
serta hapusan darah tepi.
Penatalaksanaan
Sangat
bergantung pada status janin. Bila ada keraguan tentang viabilitas janin,
tentukan lebih dahulu umur kehamilan, ukuran janin, maturitas paru dan
pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan kardiotokografi. Bila janin hidup
dan cukup matur dapat dilakukan seksio sesar segera namun bila janin sudah
meninggal atau imatur, dilakukan persalinan pervaginam.
Penderita
harus segera dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk transfusi
darah dan operasi. Jangan sekali-kali melakukan pemeriksaan dalam pada
penderita atau ditempat yang tidak memungkinkan tindakan operatif segera karena
pemeriksaan itu dapat menambah banyak perdarahan. Pemasangan tampon pada vagina
tidak berguna sama sekali untuk menghentikan perdarahan, malahan akan menambah
jumlah perdarahan karena sentuhan pada serviks sewaktu pemasangannya. Selagi
penderita belum jatuh kedalam keadaan syok, infuse cairan intravena harus
segera dipasang, dan dipertahankan terus sampai tiba di rumah sakit. Memasang
jarum infuse ke dalam pembuluh darah sebelum terjadi syok akan jauh lebih
memudahkan transfuse darah, apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Segera setelah
tiba di Rumah sakit, usaha pengadaan darah harus segera dilakukan walaupun
perdarahannya tidak seberapa banyak. Pengambilan contoh darah penderita untuk
pemeriksaan golongan darahanya , dan pemeriksaan kecocokan dengan darah
donornya harus segera dilakukan. Dalam keadaan darurat pemeriksaan seperti itu
mungkin terpaksa ditunda karena tidak sempat dilakukan sehingga terpaksa langsung
mentransfusikan darah yang golongannya sama dengan golongan darah penderita,
atau mentransfusikan darah golongan O rhesus positif, dengan penuh kesadaran
akan segala bahayanya. Pertolongan selanjutnya di rumah sakit bergantung dari
paritas, umur kehamilan kehamilan, banyaknya perdarahan, keadaan ibu, keadaan
janin, sudah atau belum mulainya persalinan, dan diagnosis yang ditegakkan.
Komplikasi Pada insersi
velamentosa, tali pusat dihubungkan dengan plasenta oleh selaput janin.
Kelainan ini merupakan kelainan insersi funiculus umbilikalis dan bukan
merupakan kelainan perkembangan plasenta. Karena pembuluh darahnya berinsersi
pada membran, maka pembuluh darahnya berjalan antara funiculus umbilikalis dan
plasenta melewati membran. Bila pembuluh darah tersebut berjalan didaerah
ostium uteri internum, maka disebut vasa previa. Vasa previa ini sangat
berbahaya karena pada waktu ketuban pecah, vasa previa dapat terkoyak dan
menimbulkan perdarahan yang berasal dari anak. Gejalanya ialah perdarahan
segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari anak maka
dengan cepat bunyi jantung anak menjadi buruk.
Bila
perdarahan banyak, maka kehamilan harus segera diakhiri. Perdarahan vasa previa
sering diikira sebagai plasenta previa atau solusio plasenta. Untuk
membedakannya dapat dilakukan tes sebagai berikut. Kira-kira 2 atau 3 cc darah
yang keluar dicampur air dalam jumlah yang sama lalu disentrifusi dengan
kecepatan 2000 rpm selama 2 menit. Supernatan dipisahkan, lalu dicampurkan
dengan NaOH 0,25 N dengan perbandingan 5 : 1. Dalam waktu 1 atau 2 menit akan
kelihatan perubahan warna. Warna kuning coklat (alkaline heme) menunjukkan
bahwa darah itu berasal dari ibu. Sedangkan warna merah berarti hemoglobin
fetal. Angka kematian janin karena vasa previa dapat mencapai 60%.
DAFTAR PUSTAKA
Helen,varney.2007.Asuhan
Kebidanan.2003.Penerbit Buku Kedokteran : EGC
Sarwono.2009.Ilmu
Kebidanan.Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo
Dr.Manuba Ida Ayu Chandranita.2007.ilmu kebidanan,penyakit kabdungan dan KB.Penerbit
Buku Kedokteran : EGC