ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ABORTUS


KATA PENGANTAR

          Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa karena atas berkat dan perlindungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ASUHAN KEBIDANAN ADA IBU HAMIL DENGAN ABORTUS tepat pada waktunya.
          penyusunan makalah ini tidak data terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihakOleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih keada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini.
          penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharakan segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari  pembaca demi menyempurnakan makalah ini.






                                                                                                            Yogyakarta, maret 2013
                                                                                               
                                                                                                Penulis

























DAFTAR ISI











































BAB 1
PENDAHULUAN


A.  Latar belakang

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia cukup tinggi. Menurut survei demografi dan kesehatan Indonesia 2007 AKI di Indonesia adalah 228/100.000 kelahiran hidup. Ada 3 penyebab klasik kematian ibu yaitu perdarahan, keracunan kehamilan dan infeksi. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) 15-50% kematian ibu disebabkan oleh abortus. Abortus berdampak perdarahan atau infeksi yang dapat menyebabkan kematian oleh karena itu kematian ibu yang disebabkan abortus sering tidak dilaporkan dalam penyebab kematian ibu tapi dilaporkan sebagai perdarahan /sepsis. Abortus dapat  terjadi secara tidak disengaja maupun disengaja.
Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10-15%, namun demikian frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila terjadi komplikasi. Juga karena sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga wanita tidak dapat ke dokter atau rumah sakit. Oleh karena itu bidan mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan pelayanan ANC, dalam memberikan penyuluhan mengenai tanda bahaya kehamilan secara dini. Dengan begitu maka kehamilan ibu akan terpantau dan dapat segera ditangani jika ada komplikasi.


B.   Tujuan
1.Mahasiswa mampu memahami definisi abortus.
2.Mahasiswa mampu mengetahui etiologi abortus.
3.Mahasiswa mampu mengetahui klasifikasi abortus
4.Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinis abortus.
5.Mahasiswa mampu mengetahui atofisiologi abortus
6.Mahasiswa mampu memahami  komlikasi yang ditimbulkan oleh abortus
7.Mahasiswa mampu mengetahui emeriksaan enunjang
8 Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana penatalaksanaan pasca abortus.











BAB 11
PEMBAHASAAN



A.  Definisi

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut 20 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan.

B.  Etiologi Abortus

Faktor – faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah.

1. Faktor Ovum
Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedemikian rupa hingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan kromosom (trisomi & polyploidy). Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vili. Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan. Kelainan pertumbuhan selain oleh kelainan benih dapat juga disebabkan oleh kelainan lingkungan atau exogen (virus, radiasi, zat kimia).
                                                                    
    2. Faktor ibu                                      
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, misalnya :
Ø Infeksi akut yang berat
Ø Kelainan genetalia ibu
Ø Antagonis resus.
3. Kekurangan hormon
Corpus luteum dan trophoblast menghasilkan progesteron untuk mempertahankan decidua. Jika kadar progesteron kurang maka akan mempengaruhi pemberian makanan kepada foetus dan menyebabkan kematian.

4.Trauma
Trauma psikis dan trauma fisik jarang menyebabkan abortus. Pada umumnya trauma yang berat atau trauma yang langsung mengenai uterus (misalnya terkena tembakan peluru atau trauma tumpul pada perut) dan operasi abdominal yang besar dapat merangsang terjadinya abortus.
                                  
Faktor Lingkungan
Diperkirakan 1-10% malformasi janin akibat paparan obat dan kimia radiasi dan umumnya berakhir dengan abortus, misalnya paparan terhadap gas buangan anastesi dan tembakau.

C.Klasifikasi Abortus

          Berdasarkan jenisnya, abortus dapat dibagi menjadi empat, yaitu
1. Abortus spontan : terjadi dengan sendiri.
2. Abortus profokatus : disengaja.
3. Abortus profokatus terapetikus : dengan alasan kehamilan membahayakan ibu  atau janin cacat.
4. Abortus profokatus kriminalis : tanpa alasan medis yang sah.
          Sedangkan berdasarkan keadaan janin yang sudah dikeluarkan, abortus dibagi atas :

A.  Abortus Imminens                   
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.

B.  Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam uterus.

C.   Abortus Inkomplit
Abortus inkomplit adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

D.  Abortus Komplit 
Abortus kompletus adalah terjadinya pengeluaran lengkap seluruh jaringan konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu.

E.   Abortus Abortion 
Kematian janin dan nekrosis jaringan konsepsi tanpa ada pengeluaran selama lebih dari 4 minggu atau lebih Biasanya didahului tanda dan gejala abortus imminens yang kemudian menghilang spontan atau menghilang setelah pengobatan.


F.    Abortus Septik
Sepsis akibat tindakan abortus yang terinfeksi (misalnya dilakukan oleh dukun atau awam). Bahaya terbesar adalah kematian ibu. Abortus septik harus dirujuk kerumah sakit.

G.  Abortus terapeutik
Dilakukan pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu, atas pertimbangan atau indikasi kesehatan wanita di mana bila kehamilan itu dilanjutkan akan membahayakan dirinya, misalnya pada wanita dengan penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal, korban perkosaan (masalah psikis). Dapat juga atas pertimbangan atau indikasi kelainan janin yang berat.
.

D. Manifetasi Klinis

1.    Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
2.    Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
3.    Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
4.    Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.
5.    Pemeriksaan ginekologi :       
a)    Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vulva.
b)   Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dario ostium.
c)    Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri.

E.   Patogenesis

Perubafian patofisiologi dimulai dari perdarahan pada desidua yang menyebabkan necrose dari jaringan sekitarnya. Selanjutnya sebagian / seluruh janin akan terlepas dari dinding rahim. Keadaan ini merupakan benda asing bagi rahim, sehingga merangsang kontraksi rahim untuk terjadi eksplusi seringkali fatus tak tampak dan ini disebut “Bligrted Ovum”.
Kelainan terpenting ialah perdarahan dalam dicidua dan necrose sekitarnya. Karena perdarahan ini ovum terlepas sebagian atau seluruhnya dan berfungsi sebagai benda asing yang menimbulkan kontraksi. Kontraksi ini akhirnya mengeluarkan isi rahim.     

       F.   Komplikasi Aborsi

Perdarahan (hemmorage)
Dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah, kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
 Porferasi uterus
Dapat terjadi perforasi uterus pada kerokan terutama pada uterus dalam posisi hiperetrofleksi. Jika terjadi perforasi harus segera dilakukan laparatomi. Perforasi sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli seperti  dukun.      
Infeksi      
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus. Lebih sering ditemukan pada abortus incompletes dan abortus buatan yang tanpa memperhatikan aseptic dan antiseptic.
Syok
Keadaan syok dapat ditimbulkan oleh bermacam-macam sebab. Yang terbanyak adalah syok hipotolemik, yaitu adanya kekurangan volume darah yang beredar akibat perdarahan atau dehidrasi

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu :
Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus
Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion


H. Penatalaksanaan Pasca Abortus
1.Pemeriksaan lanjut untuk mencari penyebab abortus.
2.Perhatikan juga involusi uterus dan kadar B-hCG 1-2 bulan kemudian.
3. Pasien dianjurkan tidak hamil dulu selama 3 bulan kemudian (jika perlu, anjurkan pemakaian kontrasepsi kondom atau pil).




















BAB III
TINJAUAN KASUS
                                                                       


Ny. “N” G2P1AO 28 tahun umur kehamilan 11 minggu 4 hari, tanggal 7 Maret 2013 datang ke RS gubayo yogyakarta dengan keluhan keluar bercak-bercak darah  dari jalan lahir sejak kemarin dan mengeluh perutnya terasa mules dan belum mengeluarkan jaringan. Ibu mengatakan HPHTnya tanggal 14 Desember 2012. Setelah dilakukan pemeriksaan diketahui TD : 120/70mmHg, N : 83x/menit, R : 20x/menit, S : 36,5oC, BB : 52kg dan TB : 155 cm. Pemeriksaan fisik pada genatalia terdapat pengeluaran bercak-bercak darah hasil pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan serviks, hasil USG janin masih ada dalam uterus, pp test positif, HB 11,3 gr%.













































ASUHAN KEBIDANAN PADA NY’N’ G2P1A0 28 TAHUN
UMUR KEHAMILAN 11 MINGGU 4 HARI  DENGAN ABORTUS IMENENS.
DI RS GUBAYO YOGYAKARTA



Tanggal     : 07 maret 2013
Jam           : 10.00 wib
Temat        : RSUD Panembahan senoati bantul

1.    PENGKAJIAN

A.  DATA SUBJEKTIF

1.    Identitas

Nama                     : Ny “N”                                                                 Tn “W”
Umur                     : 28 tahun                                                              29 tahun
Agama                   :  islam                                                                    islam
Suku/Bangsa         :  jawa/indo                                                      jawa/Indonesia
Pendidikan            : SMA                                                                    S1 PGSD
Pekerjaan              : IRT                                                                       PNS
Alamat                  : ringin raya                                                           ringin raya

2.    Alasan datang          :Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3.    Keluhan utama        :Ibu  mengatakan keluar bercak-bercak darah dari jalan lahir sejak kemarin dan mengeluh perutnya terasa  mules dan belum mengeluarkan jaringan.
4.    Riwayat kesehatan
a.     Riwayat kesehatan yang lalu
DM            : tidak ada
Jantung      : tidak ada
Hiertensi    : tidak ada
TBC           : tidak ada
Hepatitis    : tidak ada
IMS            : tidak ada
b.    Riwayat kesehatan sekarang
DM            : tidak ada
Hiertensi    : tidak ada
Jantung                : tidak ada
Hepatitis    : tidak ada
IMS            : tidak ada
c.     Riwayat kesehatan keluarga
DM            : tidak ada
Jantung      : tidak ada
Hiertensi    : tidak ada
TBC           : tidak ada
Hepatitis    : tidak ada
IMS            : tidak ada

5.    Riwayat ernikahan
Status ernikahan     : syah
Menikah                  : 1x
Usia ertama menikah 25 tahun
Lama                         : 3 tahun
6.    Riwayat obstetric
a.     Riwayat haid
Menarche           : 12 tahun
Lama                    : 5 hari
Siklus                  : 30 hari
Teratur                : teratur
Sifat darah          : cair
Disminore           : -
Keluhan               : -
b.    Riwayat kehamilan Persalinan, dan nifas yang lalu

Hamil ke
Persalinan
Nifas
tanggal
Umur kehamilan
Jenis persalinan
Penolong
komplikasi
JK
BB lahir
laktasi
komplikasi
1
20-3-11
Aterm
Spontan
Bidan
Tidak ada
L
2600 gr
Asi eks
Tidak ada
Hamil
ini

c.     Riwayat KB
Ibu mengatakan belum Pernah menjadi asektor KB sebelumnya
d.    Riwayat kehamilan sekarang
HHT           : 14 desember 2012
UK             : 11 minggu 4 hari
HL              : 21 setember 2013
                   ANC 2x di RSUD
1.    Keluhan      : mual
Sulemen     : vit B6, vit c
Nasehat       : banyak istirahat makan sedikit tai sering
2.    Keluhan      : mual, keluar bercak darah dari jalan lahir
Terai           : asam folat

Imunisasi TT: 1x tanggal 25 januari 2013
Gerakan janin belum dirasakan



7.    Pola kebiasaan sehari-hari
a.     pola nutrisi
Sebelum Hamil                                         Saat Hamil                
Frekuensi       : 3x sehari                                   3x sehari
Jenis               : Nasi,sayur,lauk                         Nasi,sayur,lauk
Porsi              : 1 piring                                      1 piring
Pantangan      : Tidak ada                                  Tidak ada
Keluhan         : Tidak ada                                  Tidak ada

Cairan
Frekuensi       : 6-7x sehari                                7-8x sehari
Jenis               : Air Putih,teh                             Air putih, the,susu
Porsi              : 1 gelas                                        1 gelas
Pantangan      : Tidak ada                                  Tidak ada
Keluhan         : Tidak ada                                  Tidak ada
b.    pola eliminasi
BAB
Frekuensi       : 1x sehari                                1x sehari
Warna            : Kuning                                  Kuning
Konsistensi    : Lembek                                 Lembek
Keluhan         : Tidak ada                              Tidak ada

BAK
Frekuensi       : 3-4x sehari                             4-5x sehari
Warna                  Kuning jernih                     Kuning jernih
Konsistensi    : Cair                                     Cair
Keluhan         : Tidak ada                            Tidak ada

c.     Personal Hygiene
Mandi            : 2x/hari                                       2x/hari
Gantipakaian:2x/hari                                         2x/hari
Gosok gigi     : 3x/hari                                       3x/hari
Keramas        : 3x/minggu                                  3x/minggu

d.    pola hubungan seksual
Frekuensi       : 3x/minggu                             1x/minggu
Keluhan         : Tidak ada                              Tidak ada

e.     pola aktifitas
Ibu mengatakan di rumah melakukan kegiatan sehari- hari yaitu memasak,mnyapu, dan menjaga anak.
Ibu mengatakan jarang melakukan kegiatan olah raga.


f.      pola istirahat:
Tidur  siang
Lama             : 2jam/hari                               2 jam/hari
Keluhan         : Tidak ada                              Tidak ada
Tidur malam      
Lama             : 8jam/hari                               8jam/hari
Keluhan         : Tidak ada                              Tidak ada

        g. Data psikososial, spiritual, dan ekonomi
Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilannya
Ibu mengatakan suami  dan keluarga sangat mendukung kehamilannya
Ibu mengatakan hubungan dengan suami,keluarga dan tetangga baik – baik saja.
Ibu mengatakan selalu taat dalam melaksanakaan sholat 5 waktu
Ibu mengatakan selalu aktif dalam mengikuti kegiatan social.
Ibu mengatakan keadaan ekonomi keluarga sangat  baik.


B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan umum
     Keadaan umum                 : Baik
     Kesadaran                         : Compos Mentis
     Status emosional              : Stabil
     Tanda Vital            
     Tekanan Darah                 : 120/70mmHg                 Nadi                : 83x/menit
     Pernapasan                       : 20x/menit                       Suhu                : 36,50c
     BB                                     : 52kg                                TB                    : 155 cm
2. pemeriksaan fisik
a. keala dan muka
    rambut             : hitam, bersih, tidak mudah rontok, dan tidak ada benjolan
    muka               : tidak  pucat dan tidak ada edema
    mata                 : konjungtiva merah muda,sclera putih,fungsi pengelihatan normal
    hidung             : bersih tidak ada polip, tidak ada pembengkakan, dan fungsi normal
    mulut               : bersih, tidak ada pembengkakan gusi,tidak ada karies gigi.
    Telinga            : bersih, tidak ada secret, simertris, fungsi pendengaran normal.
b. leher                : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
c. dada dan payudara
    inseksi             : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, puting susu menonjol.
    Alasi                : tidak ada benjolan ada mamae,tidak ada nyeri tekan.
    Auskultasi       : bunyi nafas dan jantung normal.


d.abdomen                   
    inseksi             : tidak ada luka bekas oprasi, tidak ada strie gravidarum dan linea.
    Alasi                          : leopold I : teraba tegang
                               Leopold II         : -
                               Leopold III       : -
                               Leopold IV       : -
e. ekstermitas
    atas                  : tidak ada edema, tidak ada sianosis kuku warna merah muda.
    Bawah             : tidak ada edema , dan tidak ada varices.
f. genitalia           : keluar bercak-bercak darah dari jalan lahir, tidak ada edema, tidak ada luka,          dan tidak ada pembesaran kelenjar bartholin.
g. pemeriksaan dalam           
    Indikasi           : keluarnya bercak-bercak darah
    Hasil                : tidak ada pembukaan serviks
 
Terja                    h. pemeriksaan penunjang
    USG : Hasilnya janin masih ada di dalam uterus
     Dilakukan pemeriksaan PP test dengan hasil postif
     Dilakukan pemeriksaan HB dengan hasil HB : 11,3gr%


II. INTERPRETASI DATA

a. Diagnosa kebidanan
Ny.”N” 28 tahun G2P1Ao umur kehamilan 11 minggu 4 hari dengan abortus iminens
Data Dasar:
DS :   Ibu mengatakan umur 28 tahun
Ibu mengatakan ini kehamilannya yang keduanya
DO:  KU    : baik         
          Kesadaran: Composmentis
          TTV : TD: 120/70mmHg       N: 83x/menit
                          R: 20x/menit               S: 36,5oC
                         BB: 52 kg                    TB: 155 cm
      inspeksi genetalia terdapat bercak-bercak darah keluar dari jalan lahir
Hasil USG  : Janin  masih ada dalam uterus dan masih hidup, detak jantung janin masih terdengar.
     Periksa Dalam                     
     Hasil PD        : Tidak ada pembukaan serviks, serviks lunak.
b. Masalah
     Ibu mengatakan merasa cemas dengan kehamilannya
     DS       : Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya
     DO      : Muka ibu tampak cemas
c.  kebutuhan
     memberikan dukungan psikologis ada ibu



III.  DIAGNOSA POTENSIAL
Abortus Insipiens

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
A.Mandiri
   Observasi Keadaan ibu

B.Kolaborasi
    Kolaborasi dengan dokter spesialis obstetric dan ginekologi

C.Merujuk
    Melakukan rujukan bila terjadi komplikasi



V. PERENCANAAN  
       
     Tanggal : 07-03-2013             Pukul   : 10.15WIB

     1. Beritahu ibu tentang hasil dari pemeriksaan
     2. Jelaskan pada ibu tentang kondisi ibu sekarang
     3. Beritahu ibu untuk tirah baring
     4. Beritahu ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi hubungan seksual
     5. Beritahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi sehat dan seimbang
     6. Berkolaborasi dengan dokter spesialis obstetric dan ginekologi untuk terapi obat
          7. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang   
     8. Lakukan pendokumentasian Asuhan Kebidanan



           VI. PELAKSANAAN 

                 Tangga : 07-03-2013              Pukul   : 10.15WIB

1.    Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaannya bahwa ibu dalam keadaan baik, TB: 120/70mmHg, Suhu :     36.50c, Nadi 83x/menit, Pernapasan 20x/menit.
2.    Memberitahu ibu tentang kondisinya sekarang bahwa ibu mengalami abortus imenens yaitu perdarahan bercak yang menunjukan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Kehamilan ibu masih bisa dipertahankan atau berlanjut.
3.    Memberitahu ibu untuk tirah baring artinya ibu tidak boleh bangun dari tempat tidur selama keluhan    seperti bercak-bercak  dan nyeri perut masih ada, semua dilakukan ditempat tidur baik makan, minum, BAK, BAB, fungsinya agar tidak terjadi kontraksi pada uterus saat bangun atau berdiri dan berisiko terjadi abortus insipiens.
4.    Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup yaitu pada siang hari selama 2 jam, malam hari 8 jam, mengurangi pekerjaan yang membuat stress atau pekerjaan berat, untuk sementara jangan melakukan hubungan seksual.
5.    Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi sehat dan seimbang seperti kabohidrat (nasi, roti, kentang), protein (ikan, telur, tempe, tahu), lemak (daging), vitamin (sayuran dan buah- buahan), mineral ( air putih ), kalsium (susu dan keju).
6.    Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan untuk pemberian terapi obat yaitu Fhe Nobarbital 3x10mg, vitamin B kompleks 1x1, Asam Mefenamat 500mg 3x1, Vitamin K tablet 2x1, Tablet Fe 1x1, Vitamin C 1x1
7.    Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika terjadi keluhan atau perdarahan yang banyak
8.    Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada status pasien









VII. EVALUASI        

        Tangga : 07-03-2012                Pukul   : 10.15 WIB

1.Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaannya.
2.Ibu tahu tentang abortus iminens.
3.Ibu bersedia untuk tirah baring.
     4.Ibu bersedia istirahat yang cukup.                        
5.Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.
6.Terapi obat telah diberikan sesuai instruksi dokter obsgyn.
7.Ibu bersedia kunjungan ulang jika ada keluhan.
     8.Sudah melakukan dokumentasi.         




































                          








                                                                       
                                                                                 
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan . Faktor predisposisi terjadinya abortus yaitu faktor maternal, riwayat obstetri yang kurang baik, riwayat infertilitas, adanya kelainan atau penyakit yang menyertai kehamilan, berbagai macam infeksi, paparan dengan berbagai macam zat kimia, trauma abdomen/pelvis pada trimester pertama, kelaianan pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan pada plasenta, kelainan traktus genetalia seperti inkompetensi serviks. Patofisiologi terjadinya abortus yaitu berawal dari perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus dan uterus berkontraksi.Manifestasi klinik abortus yaitu terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu, keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat, perdarahan pervaginam, rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis.Pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu tes kehamilan, pemeriksaan Doppler atau USG, pemeriksaan kadar fibrinogen darah. Berdasarkan jenisnya, abortus dapat dibagi menjadi empat yaitu abortus spontan, abortus profokatus, abortus profokatus terapetikus dan abortus profokatus kriminalis. Sedangkan berdasarkan keadaan janin yang sudah dikeluarkan, abortus dibagi atas abortus imminens, abortus insipiens, abortus inkomplit, abortus komplit, abortus abortion, abortus terapeutik dan abortus septik. Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari abortus adalah perdarahan, perforasi, syok, infeksi dan kelainan pembekuan darah.Penatalaksanaan pasca abortus adalah mencari penyebab abortus, observasi involusi uterus dan kadar B-hCG 1-2 bulan kemudian serta pasien dianjurkan memakaian kontrasepsi kondom atau pil.
B.       Saran
1. Untuk Petugas kesehatan
Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam fungsinya sebagai pelaksana kesehatan, serta tertib meningkatkan kemampuan dan keterampilan  yang dimiliki. Seseorang tenaga kesehatan harus meningkatkan kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain serta dengan klien dan keluarga
2. Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik dari klien dalam usaha memecahkan masalah klien
3. Bagi pendidikan
Lebih meningkatkan kualitas pendidikan sehingga mahasiswa dapat bekerja dilahan praktek dengan baik..





DAFTAR PUSTAKA