Klasifikasi hipertensi dalam
kehamilan ialah
sebagai berikut:
- Hipertensi esensial.
- Hipertensi esensial disertai superimposed
pregnancy-induced hypertension.
- Hipertensi diinduksi kehamilan (pregnancy-induced
hypertension, PIH).
- Pre-eklamsia.
- Eklamsia.
Hipertensi esensial
Hipertensi pre-existing dikenal dengan hipertensi kronis atau esensial. Hipertensi esensial sudah dibahas pada awal
sub bab ini.
Hipertensi esensial disertai superimposed
pregnancy-induced hypertension
Superimposed
pregnancy-induced hypertension atau pre-eklamsia dapat terjadi selama kehamilan. Komplikasi dari hipertensi esensial diindikasikan oleh
ketidakmampuan tubuh untuk mengompensasi patologi penyebab hipertensi “Engkang” menghambat darah menyuplai gas dan nutrien ke jaringan dan organ tubuh. Komplikasi lain “Engkang” mungkin timbul
antara lain: gagal ginjal; serangan vaskuler serebral (stroke); ensefalopati. Prognosis kondisi
tersebut cenderung buruk.
Pregnancy-induced hypertension, PIH
Hipertensi diinduksi kehamilan (pregnancy-induced hypertension,
PIH) ialah peningkatan tekanan darah setelah minggu ke-20 kehamilan. Penyebab PIH belum diketahui, akan
tetapi telah dihubungkan dengan kasus pembesaran plasenta. Karena tekanan darah meningkat tanpa proteinuria, maka dapat menjadi indikasi bahwa tubuh tidak mampu mengompensasi patologi sirkulasi “Engkang” berhubungan
dengan hipertensi esensial dengan vaskularisasi
tambahan ke plasenta dan janin. Diagnosisnya apabila tekanan darah diastolik > 110 mmHg pada setiap
pemeriksaan atau 90 mmHg pada dua kali atau
lebih pemeriksaan, atau selang 4 jam.
Penatalaksanaannya diperlukan pengawasan “Engkang” cermat terhadap kondisi
ibu dan janin. Pemeriksaan bagi ibu antara lain: pemeriksaan fisik lengkap; USG; laboratorium darah dan urin. Sedangkan bagi janin ialah pemeriksaan abdomen; USG; kardiotokografi.
Pre-eklamsia
Pre-eklamsia juga dikenal sebagai hipertensi gestasional proteinurik, toksemia
pre-eklamtik (TPE). Pre-eklamsia merupakan gangguan multisistem “Engkang” bersifat spesifik terhadap kehamilan dan masa nifas. Lebih tepatnya, penyakit ini merupakan penyakit plasenta.
Angka
kejadian pre-eklamsia sekitar 6-8% dari semua kehamilan. Penyebab pre-eklamsia belum diketahui secara pasti. Pre-eklamsia ditandai dengan gejala tekanan darah ? 140/90 mmHg, proteinuria dan edema pada wajah maupun tangan.
Pre-eklamsia terbagi menjadi pre-eklamsia ringan dan pre-eklamsia berat. Komplikasi pre-eklamsia jangka pendek antara lain: gagal ginjal; eklamsia; stoke; kematian ibu; HELLP; DIC; dan masih banyak
lainnya. Penanganan pre-eklamsia sesuai dengan klasifikasinya.
Eklamsia
Eklamsia didefinisikan sebagai satu atau
lebih kejang menyeluruh atau koma dalam kondisi
pre-eklamsia tanpa ada kondisi neurolig lain. Eklamsia dianggap sebagai tahap akhir pre-eklamsia. Eklamsia dapat terjadi selama periode
pranatal, intranatal, dan pascanatal. “Engkang” paling beresiko ialah
periode pascanatal. Komplikasi terjadinya eklamsia ialah kematian; perdarahan serebral; edema paru; ARDS; gagal ginjal. Ibu dengan pre-eklamsia berat beresiko mengalami kejang berulang, sehingga pencegahan dan penanganan dapat dilakukan dengan pemberian Magnesium Sulfat secara intrav
Home > Askeb I (Kehamilan) > Imunisasi TT (Tetanus Toksoid)
Pada Ibu Hamil
No comments:
Post a Comment