DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................I
DAFTAR
ISI....................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Pengertian Aborsi....................................................................................................... 1
B. Tujuan Aborsi.............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A. Aborsi Yang Tidak Aman........................................................................................ 2
B. Tanda Terjadinya Aborsi Tidak Aman........................................................
4
C. Tanda – Tanda Shock Akibat Aborsi Tidak Aman....................................... 4
D. Tanda - Tanda Pendarahan Vagina Yang Parah Akibat
Aborsi Tidak Aman......4
E. Tanda - Tanda Infeksi Atau Sepsis Akibat Aborsi Tidak
Aman........................4
F. Tanda - Tanda Luka Diperut Bagian Dalam Atau Rahim.................................5
BAB
III PENUTUP...........................................................................................................
6
A. Kesimpulan............................................................................................................... 6
A. Kesimpulan............................................................................................................... 6
BAB IV DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................7
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul “KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT RUBELLA”
Makalah ini berisikan tentang
pelayanan asuhan yang diberikan pada ibu hamil serta berbagai macam masalah yang
timbul serta edukasi yang harus diberikan. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
penyakit rubella.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Penyusun.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rubella dan Kehamilan Di Indonesia,
akhir-akhir ini mulai merebak kembali penyakit yang namanya Rubella. Dulu,
dikatakan bahwa penyakit ini sudah semakin menurun angka kejadiannya di
Indonesia. Namun, di Bogor bulan Juni 2008 ditemukan 108 anak positif terkena
Rubella dan telah dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh Dinas
Kesehatan Kota Bogor.
Rubella atau yang sering disebut
Campak Jerman ini adalah penyakit virus akut yang menyerang baik anak-anak
maupun dewasa dengan gejala umum yang meliputi bercak kemerahan pada kulit,
demam serta pembesaran kelenjar getah bening (lymphadenopathy). Gejala Bercak
merah yang ditimbulkan biasanya mulai dari wajah lalu menyebar ke batang tubuh.
Sedangkan kelenjar getah bening yang terlibat dan membesar biasanya kelenjar
getah bening yang terletak di belakang telinga (postauricular), tengkuk
(suboccipital) serta leher (cervical). Dibanding anak-anak, jika virus ini
menyerang orang dewasa biasanya mengalami gejala yang lebih berat. Mungkin
disertai radang selaput mata (conjunctivitis), pilek yang berat (coryza) dan
juga radang sendi (arthritis). Radang sendi ini lebih sering terjadi pada
wanita. Namun umumnya infeksi penyakit ini biasanya tidak menunjukan gejala
klinis yang berarti. Gejala yang muncul hanya seperti lemas, tidak nafsu makan,
demam sedikit. Virus ini menyebar lewat hubungan yang dekat (close contact)
antar individu misalnya dengan orang yang tinggal serumah. Batuk dan bersin
juga dapat membantu penyebaran virus ini jika orang tersebut sudah terjangkit.
Cegah sebelum hamil. Bagi ibu-ibu
yang merencanakan kehamilan ada baiknya memeriksakan diri ke ahli kesehatan
berkaitan dengan penyakit ini. Tes darah yang dapat menjadi petunjuk apakah
Anda sudah kebal (imun) terhadap Rubella atau tidak. Jika dahulu pernah
terjangkit virus ini atau pernah divaksin yang mengandung komponen virus ini,
maka tubuh akan memberi respon dengan membentuk zat antibody untuk menghabisi
virus tersebut. Zat antibody ini lah yang dapat menjadi patokan apakah tubuh
Anda cukup poten untuk kebal terhadap virus Rubella. Biasanya, antibody dalam
tubuh Anda akan dites beberapa kali. Jika jumlah antibody Anda tetap dalam
beberapa kali tes tersebut, menunjukan infeksi terjadi sudah lama terjadi dan
Anda boleh bernafas lega untuk melanjutkan ke tahap kehamilan. Namun jika
terjadi perubahan, mungkin Anda masih dalam keadaan terinfeksi. Anda dianjurkan
melaksanakan pengobatan dahulu sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya.
Untuk itu kali ini akan dibahas
mengenain kehamilan yang disertai dengan penyakit malaria.
B. Tujuan
1. Mengetahui arti dari rubella.
2. Mengetahui gejala dari penyakit
rubella.
3. Mengetahui cara pencegahan penyakit
rubella
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Pengertian Rubella
Rubella (Campak
Jerman) adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan infeksi kronik intrauterin,
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin. Rubella disebabkan oleh virus
plemorfis yang dapat mengandung RNA. Virus ini di tularkan melalui droplet dari
ibu hamil kepada janin.
Rubella yang sering disebut orang
dengan Campak Jerman merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh
virus. Rubella dapat menyerang siapa saja tidak pandang bulu. Bisa menyerang
orang tua, remaja, anak – anak, bahkan bayi sekalipun. Sebenarnya Rubella ditemukan
oleh Sir Norman Greg dari Eropa sejak tahun 1941, namun baru dapat disosialisasikan
pada tahun 1962. Walaupun penderita Rubella tidak menampakkan gejala klinis
14-21 hari, namun virus ini sebetulnya telah berada di beberapa tempat misalnya
tenggorokan, bulu hidung, air seni, dan kotoran manusia. Anak-anak biasanya
sembuh lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Virus ini menular lewat udara.
Rubela juga biasanya ditularkan oleh ibu kepada bayinya, makanya disarankan
untuk melakukan tes Rubela sebelum hamil. Bayi yang terkena virus Rubela selama
di dalam kandungan beresiko cacat. Sering dijumpai apabila infeksi dijumpai
pada kehamilan trimester I (30-50%). Anggota tubuh anak yang bisa menderita
karena rubella:
1. Mata (katarak, glaucoma,
mikroftalmia)
- Jantung
(Duktus arteriosus persisten, stenosis pulmonalis, septum terbuka)
- Alat
pendengaran (tuli)
- Susunan
syaraf pusat (meningoensefalitis, kebodohan)
Dapat pula terjadi hambatan
pertumbuhan intra uterin, kelainan hematologik (termasuk trombositopenia dan anemia),
hepatosplenomegalia dan ikterus, pneumonitis interstisialis kronika difusa, dan
kelainan kromosom. Selain itu bayi dengan rubella bawaan selama beberapa bulan
merupakan sumber infeksi bagi anak-anak dan orang dewasa lain.
1. Waktu inkubasi
Virus Rubela memiliki waktu inkubasi
2 sampai dengan 3 minggu.
2. Diagnosis
Diagnosis rubella tidak selalu mudah
karena gejala-gejala kliniknya hampir sama dengan penyakit lain, kadang tidak
jelas atau tidak ada sama sekali. Virus pada rubella sering mencapai dan merusak
embrio dan fetus. Diagnosis pasti dapat dibuat dengan isolasi virus atau dengan
ditemukannya kenaikan titer anti rubella dalam serum.
3. Nilai titer antibody
a. Imunitas 1:10 atau lebih
b. Imunitas rendah < 1:10
c. Indikasi adanya infeksi saat ini
> 1:64
Apabila wanita hamil dalam trimester
I menderita viremia, maka abortus buatan perlu dipertimbangkan. Setelah
trimester I, kemungkinan cacat bawaan menjadi kurang yaitu 6,8% dalam trimester
II dan 5,3% dalam trimester III.
II.
Tanda dan gejala
pada penyakit rubella adalah:
a. Demam
ringan, pusing, mata merah.
b. Sakit
tenggorokan.
c. Ruam
kulit setelah demam turun (warna merah jambu).
d. Kelenjar
limfe membengkak.
e. Persendian
bengkak dan nyeri pada beberapa kasus.
f. Fotofobia.
g. Abortus
spontan.
h. Radang
artritis atau ensefalitis.
i.
Pada ibu hamil kadang tanpa gejala.
III.
Isolasi
Dianjurkan selama diisolasi
sekurang-kurangnya 4 hari setelah gejala bintik-bintik merah muncul.
IV.
Pencegahan
Penularan Virus Rubella
Cara yang paling efektif untuk
mencegah penularan virus rubella adalah dengan pemberian imunisasi. Saat ini
imunisasi yang dapat diberikan untuk mencegah rubella adalah dengan pemberian
vaksin MMR ( Measles, Mumps, Rubella). Imunisasi MMR pada usia 12 bulan dan 4
tahun. Vaksin rubella merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa
kanak-kanak. Vaksin MMR diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan
pada usia 4-6 tahun.
Pemberian imunisasi MMR pada wanita
usia reproduktif yang belum mempunyai antibodi terhadap virus rubella amatlah
penting untuk mencegah terjadinya infeksi rubella kongenital pada janin.
Setelah pemberian imunisai MMR, penundaan kehamilan harus dilakukan selama 3
bulan. Vaksinasi sebaiknya tidak diberikan ketika ibu sedang hamil atau kepada
orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan akibat kanker, terapi
kortikosteroid maupun terapi penyinaran.
V.
Dampak Pada
Kehamilan
a. Insidensi anomaly congenital : bulan
pertama 50 %, bulan kedua 25 %, bulan ketiga 10 % dan bulan keempat 4%.
Pemaparan pada bulan pertama dapat menyebabkan malformasi jantung, mata,
telinga atau otak. Pemaparan bulan ke empat : infeksi sistemik, retardasi
pertumbuhan intrauterin.
b. Infeksi rubella koneital dapat
menyebabkan sindrom rubella kongenital yang terdiri atas hal-hal berikut ini:
1. Pertumbuhan janin yang terhambat (merupaka
kondisi yang paling sering terjadi).
2. Katarak yang dapat terjadi pada satu
atau kedua mata. Katarak adalah
pemutihan lensa mata sehingga mengakibatkan kebutaan menetap. Kelainan
katarak ini biasanya disertai dengan bola mata yang kecil.
3. Kelainan jantung bawaan.
4. Hilang fungsi pendengaran akibat
proses infeksi yang terjadi pada sarafpendengaran.
5. Radang otak dan selaput otak.
VI.
Pengobatan
Infeksi Rubella
Tidak ada
obat spesifik untuk mengobati infeksi virus rubella. Obat yang diberikan
biasanya bersifat untuk meringankan gejala yang timbul. Hanya saja pada
anak-anak dan orang dewasa, gejala-gejala yang timbul adalah sangat ringan.
Bayi yang lahir dengan sindrom rubella kongenital, biasanya harus ditangani
secara saksama oleh para ahli. Semakin banyak kelainan bawaan yang
diderita akibat infeksi kongenital
semakin besar pula pengaruhnya pada proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
Biasanya infeksi rubella konginetal dipastikan dengan pemeriksaan serologi
segera setelah bayi lahir, yaitu terdeteksinya IgM rubella pada darah bayi.
VII.
Pemeriksaan
Laboratorium
1. Anti-Rubella IgM dan IgG, aviditas
IgG bila perlu
2. Pemeriksaan penyaring
(skrinig)dilakukan pada saat ibu merencanakan kehamilan, awal kehamilan (minggu
1 – 17) ,wanita hamil yang dicurigai kontak dengan virus atau terdapat gejala
klinis.
VIII. Hasil dan Tindak Lanjut
1. IgG (+) : sudah pernah terinfeksi
dimasa lalu sehingga sudal kebal terhadap rubella. Tidak diperlukan pemeriksaan
lanjut, sampai dengan kehamilan berikut.
2. IgG (-) , IgM (-)/(+) : periksa
ulang 1-4 minggu kemudian jika hasil tetap IgG (-), IgM (-) berarti belum
pernah terinfeksi, oleh karena itu, hindari sumber infeksi dan lakukan
vaksinasi jika kehamilan belum terjadi. Sementara itu, jika IgG (+) dan IgM (+)
berarti infeksi baru terjadi pertama kali. Jika IgG (-) dan IgM (+)berarti IgM
tidak spesifik, dan belum pernah terinfeksi. Oleh karena itu lakukan tindakan
preventif dan vaksinasi jika kehamilan belumterjadi.
Contoh Gambar Dari Penyakit Rubella
:

BAB III
TIJAUAN KASUS
Tanggal 27
februari 2013 seorang perempuan
G1P0A0 umur 24
tahun datang ke bidan Praktik Mandiri dengan keluhan
kepala pusing, demam menggigil, berkeringat, sakit kepala, hilang
nafsu makan, sakit pada persendian.
Klien merasa cemas karena timbul bintik-bintik merah di bagian
seluruh tubuh. Hasil pemeriksaan
menunjukkan klienhamil UK 25 minggu 4 hari, KU lemah, TD 90/70 mmHg.Hb. 12gr%. Perut teraba tegang. Pola konsumsi cukup bagus,
klien biasa mengkonsumsi sayuran dan buah. Makan 3x/hari dengan porsi sedang.
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN RUBELLA
1. Pengkajian/Pengumpulan Data
Tanggal
: 27 februari
2013
Pukul/Jam
:10.00 WIB
A.
Anamnesa (Data Subjektif )
1.
Biodata/Identitas
Nama
Klien : Ny. C Nama
Suami : Tn. A
Umur :
24 tahun Umur : 33
tahun
Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/kebangsaan :
Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : islam
Pendidikan : S1- Ekonomi Pendidikan : S2- Ekonomi
Pekerjaan : Pegawai Bank Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Jl. Kandangan Alamat
Rumah : Jl. Kandangan
Rt/Rw :
03/07
Rt/Rw : 03/07
2. Anamnesa (
Data Subjektif )
Alasan datang ke bidan :
a. Keluhan Utama :
Ibu mengeluh demam menggigil, berkeringat, sakit
kepala, hilang nafsu makan, sakit pada persendian, danterdapat bintik-bintik
merah dibagian seluruh tubuh.
b.
Riwayat
Kesehatan :
1. Riwayat kesehatan sekarang : Tidak sedang menderita penyakit
hipertensi,
DM,
Jantung, yang dirasakan ibu saat ini adalah
Demam
tinggi,Berkeringat, sakit kepala dan
sakit
padapersendian.
2. Riwayat penyakit menurun : Tidak ada
3. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada ada riwayat penyakit
hipertensi, DM, Jantung.
c. Riwayat
kehamilan sekarang :
HPHT : 28
september 2012 ,HPL 4 agustus 2013-02-28
TFU :
26 cm
Gerakan
janin :
terasa gerakan janin pada usia 16 minggu
Tanda
bahaya dan penyulit kehamilan : tidak
ada
Obat-obatan
yang dikonsumsi : tablet
Fe dan asam folat
Kebiasaan
ibu/keluarga
a.
Merokok :
tidak ada
b.
Narkoba :
tidak ada
c.
Alkohol :
tidak ada
d.
Minum jamu :
tidak ada
d.
Riwayat obstetric :
Menarche : 12 tahun
Siklus : ± 28 hari
Lama : ± 6 hari
Banyanya
darah : 2-3 kali ganti pembalut per
hari.
Bau : amis
Warna : merah
Konsistensi : encer
Dismenorea : tidak ada
Flour albus : menjelang menstruasi dan
pertengahan siklus.
-
HPHT 28 september 2012.
e. Pola kebutuhan :
1. Nutrisi
a. Makan
Sebelum hamil
Makan : 3x / hari teratur
Bahan makanan : nasi , telur , daging, tempe, tahu dan buah-buahan.
Alergi makanan : tidak ada
Makanan pantang : tidak ada
Perubahan setelah hamil adalah hanya
frekuensi makan menjadi 2x sehari.
b. Minum
Sebelum hamil
Banyaknya minum : 6-8 gelas per hari
Jenis minuman : air putih, susu
Perubahan setelah hamil adalah
frekuensi minum menjadi 8-10 gelas per hari.
2. Eliminasi
a. BAK
Sebelum hamil
Frekuensi BAK : 6-7 kali sehari
Warna : kuning jernih
Bau :
khas urine
Keluhan : tidak ada
Perubahan setelah hamil adalah
frekuensi BAK menjadi 7-9 x per hari
b. BAB
Sebelum hamil
Frekuensi BAB : 1x sehari
Konsistensi : lunak
Keluhan : tidak
ada
Perubahan setelah hamil tidak ada
sama seperti sebelum hamil.
3. Personal hygiene
Mandi : 2 kali/hari
Menggosok gigi : 2 kali/hari
Membersihkan genetalia : sesudah
BAK dan BAB.
Ganti pakaian : 2x sehari
Ganti pakaian dalam : 2x sehari
f. Data
Psikologis
1.
Kelahiran Anak diharapkan/ tidak : kelahiran anak diharapkan
2.
Saudara terdekat siapa :
ibu mertua
3.
Rencana yang merawat bayinya : ibu sendiri
4.
Dukungan dari keluarga :
ada
g. Data
Sosial
1.
Ibu tinggal serumah dengan : Suami
2.
Hubungan ibu dengan keluarga : keluarga dekat
3.
Kegiatan
social yang diikuti ibu : tidak ada
3.
Pemeriksaan Fisik ( Data Objektife)
a.
Keadaan Umum : lemah
TD : 90/70 mmhg
Nadi : 85x/ menit
Kesadaran : CM
Suhu : 38,5 ° C
Respirasi : 24x/ menit
BB : 60 kg
TB : 160 cm
b.
Pemeriksaan Fisik :
1.
Kepala
Bentuk : Simetris, tidak ada
benjolan.
Rambut : Bersih, tidak ada ketombe
2.
Muka
Mata : Konjungtiva merah pucat,
sclera putih, tidak ada secret, nyeri
tekan.
Hidung : Simetris, tidak ada polip
Mulut : Tidak ada sariawan dan caries
gigi, bibir kering dan pucat.
Telinga : Simetris, tidak ada secret
Kulit : kering dan munculbintik-bintik
merah di seluruh tubuh.
3. Leher :
Simetris, ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid.
4. Dada
Bentuk : Simetris, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada bunyi tambahan.
Payudara : puting susu menonjol, kolostrum belum
keluar, tidak ada massa.
5. Abdomen :
Kontraksi : 2 – 3 x/ 10 menit durasi 30 detik
Kandung
kemih :
penuh
Riwayat bekas
operasi/luka : tidak ada
Garis
linea nigra dan strie gravidarum :
ada
Pemeriksaan
leopod :
-
Leopod I
TFU
26 cm, bagian fundus teraba lunak dan tidak melenting.
-
Leopod II
bagian
kanan teraba keras memanjang (puka)
-
Leopod III
Bagian
bawah teraba keras dan melenting (preskep)
-
Leopod IV
Kepala belum masuk panggul
Djj : 135x/menit
TBJ : 2170 gram
6. Genetalia
Varises : tidak ada
varises
Oedem :
tidak odem
Hemoroid : tidak ada
Pembesaran
kelenja bartolini : tidak ada
7. Ekstremitas :
Tidak ada odema, tidak ada varises dan
mampu
Bergerak bebas.
4.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
: Hb 12 gram %.
II.
Interpretasi
Data Dasar
1.
Diagnosa Kebidanan :
Primigravida
24 th umur kehamilan 25 minggu 4
hari dengan mengatasi masalah yang di derita oleh ibu.
2.
Masalah :
Ibu
tidak mengetahui penyebab keluhan yang dirasakannya dan
cara mengatasinya.
3.
Kebutuhan :
KIE tentang
penyebab keluhan dan cara mengatasinya.
III.
Identifikasi
Masalah Potensial
Rubella yang
tidak teratasi bisa membuat janin cacat ataupun keguguran
IV.
Identifikasi
Tindakan Segera
Tanggal 27
februari 2013 Jam 10.15 WIB.
a. Mandiri
Mengurangi
rasa cemas pada ibu dan keluarga, dan memberikan obat turun panas
b. Kolaborasi
Test darah
serologi antigen Rubella di laboratorium
c. Merujuk
Merujuk ke
RS
V.
Merencanakan
Asuhan Kebidanan
Tanggal 27
februari 2013 Jam :
10.20 WIB.
a.
Beritahu ibu dan keluarga tentang keluhan yang
dirasakan oleh ibu.
b.
Beri KIE singkat tentang penyakit rubella pada ibu dan
keluarga.
c.
Beritahu ibu dan keluarga bahwa untuk memastikan ibu
menderita penyakit rubeella atau tidak ibu harus menjalani tes laboratorium di
rumah sakit.
d.
Beritahu keluarga untuk merujuk ibu ke RS untuk
mendapatkan penangan penyakit Rubella dengan segera.
e.
Dampingi ibu pada saat dirujuk.
f.
Anjurkan ibu untuk tetap makan dan minum untuk masukan
nutrisi dalam tubuh.
g.
Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 29 februari 2013 setelah melakukan pemeriksaan lab di rumah sakit.
VI.
Pelaksanaan
Tanggal 27
februari 2013 Jam :
10.30 WIB
a.
Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keluhan yang
dirasakan seperti demam menggigil, berkeringat, sakit kepala, nyeri tekan pada
mata dan bintik-bintik merah pada seluruh tubuh merupakan gejala penyakit
campak/Rubella.
b.
Memberi KIE singkat tentang penyakit rubella pada ibu
dan keluarga. Menjelaskan bahwa Rubella merupakan virus yang menyebar melalui
udara namun virus ini sebetulnya telah berada di beberapa tempat misalnya
tenggorokan, bulu hidung, air seni, dan kotoran manusia sebelum akhirnya
menginfeksi tubuh. Namun penyakit ini apabali menginfeksi pada keadaan hamil
trimester II atau III kemungkinan cacat yang terjadi pada janin semakin
berkurang sehingga ibu dan keluarga tidak perlu khawatir asal penanganan sakit
ibu diatasi dengan baik.
c.
Memberitahu ibu dan keluarga bahwa untuk memastikan
ibu menderita penyakit rubella atau tidak ibu harus menjalani tes laboratorium
di rumah sakit.
d.
Memberitahu keluarga untuk merujuk ibu ke RS untuk
mendapatkan penangan penyakit Rubella dengan segera.
e.
Mendampingi ibu pada saat dirujuk.
f.
Menganjurkan ibu untuk tetap makan dan minum untuk
masukan nutrisi dalam tubuh.
g.
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 29 februari 2013 setelah melakukan pemeriksaan lab di rumah sakit.
VII.
Evaluasi
Tanggal 27
februari 2013 Jam :
14.00 WIB
a. Ibu dan
keluarga sedikit cemas mendengar penjelasan dari bidan.
b. Ibu dan
keluarga mengerti penjelasan bidan.
c. Ibu dan
keluarga bersedia melakukan tes laboratorium di rumah sakit.
d. Keluarga
bersedia untuk merujuk ibu ke RS.
e. Ibu
menyepakati kunjungan ulang setelah melakukan pemeriksaan lab di RS.
BAB
IV
PENUTUP
Rubella
(Campak Jerman) adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan infeksi kronik
intrauterin, mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin. Rubella disebabkan oleh
virus plemorfis yang dapat mengandung RNA. Virus ini di tularkan melalui
droplet dari ibu hamil kepada janin.
Pemberian
imunisasi MMR pada wanita usia reproduktif yang belum mempunyai antibodi
terhadap virus rubella amatlah penting untuk mencegah terjadinya infeksi
rubella kongenital pada janin. Setelah pemberian imunisai MMR, penundaan
kehamilan harus dilakukan selama 3 bulan. Vaksinasi sebaiknya tidak diberikan
ketika ibu sedang hamil atau kepada orang yang mengalami gangguan sistem
kekebalan akibat kanker, terapi kortikosteroid maupun terapi penyinaran.
Bagi
pemerintah sebaiknya sering mengadakan
sosialisasi khususnya pada ibu hamil dan bayi baru lahir pada masyarakat
mengenai kesehatan baik untuk ibu hamil
dan bayi baru lahir untuk mencegah dan mengurangi AKI.
Bagi
masyarakat umum sebaiknya berusaha mengerti dan
memahami apa dan bagaimana cara
yang baik untuk mengasuh bayi baru lahir dan
mengetahui nutrisi apa saja yang sangat dibutuhkan untuk bayi dan ibu.
DAFTAR PUSTAKA
a. Fadlun, Ahmad Ferianto. 2012 . Askeb
Patologis . Jakarta . Salemba.
b. Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan
Patologi. Yogyakarta. Pustaka Belajar.
c. Bag.Obgin FK Unpad. 2004. Obstetri
Patologi. Bandung.
d. Bobak.lowdermilk.jensen.2005.
Obstetri nursing. Alih bahasa : maria a. Wijayarini,peter – anugrah. Edisi
ke-4. Jakarta.