Bimbingan Mahasiswa Penggunaan Genogram dalam Praktik Konseling

Genogram mengacu kepada penggunaan diagram secara luas untuk memahami hubungan suatu keluarga setidaknya untuk tiga generasi. Perry, (2010: 383) menyebutkan bahwa “esensinya, genogram adalah hanya sekedar sebuah diagram struktural hubungan keluarga yang mencakup tiga generasi”. Secara  konseptual,  genogram  berarti  suatu alat dalam  model  grafis  yang menggambarkan  asal-usul  keluarga  pasien binaan yang dikelola oleh mahasiswa praktik di RSUD Saras Husada Purworejo  dalam  tiga  generasi,  yakni generasi  dirinya,  orang-tuanya  dan  kakek-neneknya. Genogram adalah alat bantu untuk mengetahui tentang sejarah keluarga dari waktu ke waktu dan biasanya menyediakan berbagai macam data dari sebuah generasi keluarga melalui pola hubungan antar anggota keluarga beserta karakteristik yang melekat pada masing-masing anggota keluarga, baik berupa pekerjaan, jenis kelamin, umur, dan berbagai peristiwa yang mengiringi perjalanan sebuah keluarga dari generasi ke generasi.
Akar Teori Penggunaan Genogram
Genogram berakar pada teori sistem keluarga yang dikembangkan oleh Murray Bowen tahun 1985 ". Penggunaan genogram dalam sesi konseling oleh konselor dikenal sebagai pendekatan konseling Bowenian. Dalam teori sistem keluarga, orang terorganisasi ke dalam sistem keluarga yang meliputi generasi, umur, jenis kelamin, atau segala kemiripan lainnya, yang bagaimana orang tersebut dituntut bekerja serta berpengaruh di dalam struktur keluarganya dengan berbagai macam pola hubungan dalam keluarga. Perilaku anggota keluarga sangat ditentukan oleh aksi-interaksi seseorang dalam menjalin pola hubungan dengan sesama anggota keluarga lainnya baik dalam satu generasi ke generasi lainnya. Adapun tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam sebuah merupakan jaringan yang terulang dari generasi sebelumnya.
Tujuan Penggunaan Genogram dalam Konseling
Geldard dan Geldard, (2011 : 165) menyebutkan bahwa tujuan penggunaan genogram antara lain adalah untuk (1) mengenali perilaku antar generasional dalam sebuah keluarga, (2) menggambarkan perhatian terhadap aliansi dan koalisi dalam sebuah keluarga, (3) mencermati pengendalian-pengendalian dan struktur dalam keluarga, dan (4) mengenali triangulasi dalam sebuah keluarga. Genogram memungkinkan kita untuk mengeksplorasi mitos, aturan, masalah emosional dari generasi sebelumnya, termasuk pola berulang, penyakit, perubahan dalam hubungan keluarga, perubahan hidup kritis dan kemungkinan hubungan antara identitas pribadi dan keluarga serta budaya dari waktu ke waktu.
Genogram dalam Konseling
Penggunaan Genogram dalam konseling secara lebih luas dapat ditemukan pada masalah-masalah yang berkenaan dengan (1) masalah terhadap pasangan yang akan menikah (konseling pranikah), (2) masalah yang terkait dengan seksualitas, (3) memeriksa tingkat kelekatan / keintiman suatu keluarga, (4) menjelaskan dinamika gender, (5) menangani kecanduan alkohol / alkoholisme, (6) membantu keluarga menyelesaikan masalah yang terkait dengan rasa kehilangan dalam keluarga, (7) mengidentifikasi solusi dan kekuatan keluarga. Dan (8) mengidentifikasi arah pilihan akademik dan karir seseorang dalam keluarga.
Langkah-langkah pembangunan genogram yang
McGoldrick et al. (2005) menyarankan untuk membuat genogram konselor dan pasien binaan yang dikelola oleh mahasiswa praktik di RSUD Saras Husada Purworejo harus melewati tiga tahapan, iyalah: (1) pemetaan struktur keluarga, (2) merekam informasi keluarga (3) menggambar informasi keluarga.
Pada langkah pertama, konselor bersama pasien binaan yang dikelola oleh mahasiswa praktik di RSUD Saras Husada Purworejo melakukan pemetaan keluarga yang melibatkan struktur-infrastruktur dalam sebuah keluarga yang dituangkan ke dalam genogram. Biasanya, konselor mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang struktur keluarga, diantaranya anak, ayah-ibu, dan kakek-nenek dan membuat genogram untuk tiga generasi keluarga terakhir.
Langkah kedua, konselor merekam informasi keluarga lainnya yang dapat mencakup informasi demografis, informasi acara penting keluarga, dan peristiwa penting lainnya seperti kelahiran, kematian, pernikahan, perceraian, problem kesehatan, hubungan sosial dalam keluarga, pekerjaan, pendidikan, agama dll.
Langkah ketiga, secara hati-hati konselor menggambar kembali genogram dengan memasukkan informasi-informasi penting yang ditemui pada langkah kedua. Pada tahap ini, konselor juga merumuskan beberapa hipotesis-hipotesis dan melakukan interpretasi-interpretasi berkenaan dengan gambar genogram yang telah disusun. Hipotesis dan interpretasi tersebut sangat membantu konselor dalam mengeksplorasi pasien binaan yang dikelola oleh mahasiswa praktik di RSUD Saras Husada Purworejo.
Sumber :
Geldard, Kathryn Dan Geldard, David. 2011. Keluarga Konseling: Relationship Konseling untuk Anak-anak, Remaja dan Keluarga . Los Angeles: SAGE Pub. (Terjemahan).
McGoldrick, Monica Dan Petry, Sueli S. 2005. "Genograms di Assessment and Therapy". Dalam Koocher, Gerald P. Dan Norcross, John C. 2005. Psikolog 'Desk Reference. New York: Oxford University Press.
Perry, Wayne. 2010. Dasar Konseling tehniques: Sebuah Awal Therapist Toolkit (2 nd edition). Bloomington. (Terjemahan).

No comments:

Post a Comment