l Proyek Ikhtisar
l Kuliah dr. alpha : Sistem respirasi
l SISTEM respirasi
lRespirasi adalah proses keluar masuknya oksigen keparu-paru yang selanjutnya diteruskan keseluruh tubuh melalui darah.
l Aparatur Respiratorius : nares anterior, Cavite hidung choanae, nasofaring, laring, trakea, bronkus primarius, bronkus Sekundus, Tertius bronkus, bronchiolus, bronchiolus terminal, bronchiolus respiratorius, ductus alveolar atrium alveolar sacculus alveolar alveoli (pertukaran Udara).
l appart respirator :
1. Zona konduksi, lubang hidung - bronciolus terminalis
(penghangat, pelembab, dan penyaring udara pernapasan).
2. Region Meraih respiratorik, bronciolus respiratorius - alveolus (gas pertukaran).
l SISTEM respirasi
l Pro pernapasan
1.Inspirasi: Proses masuknya oksigen dari hidung keparu-paru yang selanjutnya diteruskan oleh darah keseluruh tubuh .
2.Ekspirasi: Proses keluarnya karbodioksida dari tubuh melewati hidung.
l Berbagai pernapasan
1 . Respiratory toraks
2. Pernafasan
Abdominal
l SISTEM PERNAFASAN PADA BAYI BARU LAHIR
l Bayi Baru Lahir Normal: Janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di luar kandungan .
lKarakteristik Bayi Baru Lahir Normal.
a.Usia 36-42 minggu
b. Berat badan lahir 2500-4000 gr
c. Dapat bernafas dengan teratur dan normal
d. Organ fisik lengkap dan dapat berfungsi dengan baik
lPERUBAHAN FISIOLOGI
/ADAPTASI FISIK BAYI BARU LAHIR
lSetelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi ex: Setelah bayi lahir mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri.
lPeriode adaptasi: periode transisi (kehidupan rahim - luar rahim, periode: 1 bln/lebih)
lADAPTASI FISIOLOGI BBL
1.Perubahan Sistem Respirasi
Uterus: O 2 dari pertukaran gas melalui plasenta .
Lahir : pertukaran gas melalui pulmo
a. Perkembangan paru-paru
•Asal pulmo: daerah faring
• Gerakan napas
: trimester II dan III
•Pulmo tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL, e.c: keterbatasan permukaan
alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler pulmo, dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
lPerubahan sistem respirasi
(lanj.)
b. Awal adanya napas, faktor :
1). Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan di otak.
2). Tekanan terhadap rongga dada, ec: kompresi pulmo selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke pulmo secara mekanis.
3).
Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir: harga CO 2 meningkat dalam darah dan merangsang pernafasan. Berkurangnya O 2 akan mengurangi gerakan pernapasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO 2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4).
Perubahan suhu
Kondisi udara akan merangsang pernapasan.
lPerubahan sistem respirasi
(lanj.)
c. Surfaktan dan upaya
respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi
untuk :
1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru
untuk pertama kali.
l alveolus dapat berfungsi:
ada survaktan (lemak lesitin / sfingomielin ) dan aliran darah ke pulmo.
lProduksi surfaktan : 20 minggu- 30-34 minggu kehamilan.
lFungsi surfaktan: mengurangi tekanan permukaan paru dan
membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir
pernapasan.
lPerubahan sistem respirasi
(lanj.)
d. Dari cairan menuju udara
- Bayi cukup bulan memiliki cairan di pulmo. Pada saat bayi melewati jalan lahir, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari pulmo.
- Bayi sectio Caesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali menarik napas yang pertama udara memenuhi ruang trakea dan bronkus BBL.
- Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
lPerubahan sistem respirasi (lanj.)
e. Fungsi sistem pernapasan
dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
lHipoksia: terjadi vasokontriksi pulmoner sehingga tidak
ada vasa yang terbuka guna menerima oksigen dalam alveoli, menyebabkan
penurunan oksigen jaringan.
l Peningkatan aliran vasa akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan pulmo, merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
itu
lKecepatan pernapasan
a. Bayi usia< 1 tahun : 30 – 60 X/Menit.
b. Anak usia 1-5 tahun : 20 – 40 X/Menit
c. Anak usia 6 – 12 tahun : 15 – 25 X/Menit
d. Dewasa : 16 – 20 X/Menit.
a. Bayi usia< 1 tahun : 30 – 60 X/Menit.
b. Anak usia 1-5 tahun : 20 – 40 X/Menit
c. Anak usia 6 – 12 tahun : 15 – 25 X/Menit
d. Dewasa : 16 – 20 X/Menit.
l gejolak PERNAFASAN BBL
l Definisi: kondisi kekurangan oksigen dalam waktu relatif lama sehingga mengaktifkan metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat asidosis aliran darah ke otak kerusakan otak + organ lain depresi pernafasan / apneu kematian.
itu
l Sindroma gagal nafas adalah perkembangan imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekwatnya jumlah surfaktan pada paru-paru.
lAsfiksia neonatorum adalah gangguan pernafasan akibat
ketidakmampuan bayi beradaptasi terhadap asfiksia.
l sistem pernapasan LANSIA
lLANJUT USIA
lProses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
lBatas-Batas Lanjut Usia.
. 1 WHO:
Usia pertengahan (middle age) : 45-59 tahun
Lanjut usia (elderly) : 60 - 74 tahun
Lanjut usia tua (old) : 75 - 90 tahun
Usia sangat tua (very old),
>90 tahun
2. UU
No. 4 tahun 1965 pasal 1 :
" Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang
bersangkutan mencapai usia 55 tahun , tidak memiliki atau tidak berdaya
mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah
Saat ini berlaku UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia : “lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun”
l penuaan Sistem pulmonal
lSistem pulmonal setiap hari diserang dengan berbagai kondisi yang merugikan (pencemaran, asap rokok) tetapi sistem tersebut memiliki kapasitas untuk tetap mempertahankan hidup individu selama kehidupannya.
lPerubahan anatomis (penurunan komplians pulmo dan dinding dada turut) berperan dalam peningkatan kerja pernapasan sekitar 20% pada usia 60 tahun.
lResiko berkembangnya keletihan otot-otot pernapasan: penurunan konsumsi oksigen maksimum.
lPerubahan Fisik Sistem
Respirasi Lansia
1) Otot pernapasan kaku dan kehilangan kekuatan : volume udara inspirasi berkurang , pernapasan cepat dan dangkal .
2) Penurunan aktivitas silia : penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret.
3) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempis ) : jumlah udara pernafasan yang masuk ke pulmo mengalami penurunan (<500 ml).
4) Alveoli semakin melebar
memberikan jumlahnya berkurang
( luas permukaan normal
50m²):
terganggunya proses difusi.
l Perubahan .... (Lanj)
5) Penurunan PO2 Arteri
menjadi 75 mmHg : gangguan oksigenasi
hemoglobin (O2 tidak
terdistribusi ke semua kejaringan).
6) CO2 pada
arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri menurun: racun pada tubuh sendiri.
7) Kemampuan batuk berkurang: pengeluaran
sekret & corpus alineum dari saluran nafas berkurang sehingga potensial
terjadinya obstruksi.
lPatofisiologi Gangguan
yang Sering Terjadi
yang Sering Terjadi
1.Infeksi Saluran Pernapasan Bawah
Pneumonia : penyebab kematian pertama oleh proses infeksi.
–Pembersihan jalan napas yang tidak efektif, peningkatan kolonisasi, dan gangguan respons sistem imun pada lansia.
–Lansia di institusi perawatan cenderung mengalami
pneumonia karena perubahan kesadaran (stroke
dan sedasi).
–Gangguan mobilitas : ketidakefektifan respirasi.
–Infeksi virus dapat mengganggu transpor mukosilia dan rentan infeksi sekunder.
l Patofisiologi ... (lanj.)
2. Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK)
–Penyebab utama kematian kelima
lansia.
–PPOK meliputi tiga kondisi yang
terjadi dlam satu bentuk umum : obstruksi aliran ekpirasi.
- Proses obstruksi: lendir hipersekresi (bronkitis kronik)
–Proses obstruksi : kerusakan
alveolar (emfisema)
l Patofisiologi ... (lanj.)
3. Emboli Paru
–Faktor predisposi : hiperkoagulasi, gagal jantung, disritmia, kanker, imobilitas, dan prosedur ortopedik.
–Patogenesis: statis
vena pembentukan trombus +
embolus sirkulasi pulmonal sumbatan vasa vaskonstriksi hipoksik hipertensi pulmonal + hipotensi sistemik penurunan surfaktan, edema paru atelektasis
l SELAMAT BELAJAR
Kesehatan bukanlah segalanya
tapi tanpa kesehatan segalanya tidak ada
itu
No comments:
Post a Comment