BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hyperemesis
Gravidarum merupakan mual dan muntah yang berlebihan disaat kehamilan, yang
menyebabkan dehidrasi, defisiensi nutrisi, penurunan berat badan hingga lebih
dari 5 % berat badan sebelum hamil dan mengganggu pekerjaan sehari-hari. Ibu
hamil membutuhkan nutrisi yang baik agar pertumbuhan dan perkembangan bayi
secara sempurna, namun bila ibu hamil mengalami Hyperemesis Gravidarum, nutrisi
ibu berkurang sehingga mengancam pertumbuhan dan perkembangan bayi. Masalah ini
perlu diatasi dan ditanggulangi, dalam menangani ibu hamil yang mengalami hal
ini harus sesuai dengan keadaan ibu.
Hyperemesis
gravidarum (HG) dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian
pada ibu dan janin jika tidak ditangani dengan baik. Mual dan muntah secara
terus menerus dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit yang dapat
menyebabkan komplikasi maternal seperti kerusakan hati dan ginjal, robekan pada
esofagus, pneumothoraks, neuropati perifer, ensefalopati wernicke dan kematian.
Pada janin dengan ibu yang menderita hyperemesis gravidarum berkepanjangan
dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian.
Adanya
berbagai macam dampak yang ditimbulkan akibat hyperemesis gravidarum, perlu
menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan. Penanganan cepat dan tepat dari tenaga
kesehatan di pelayanan kesehatan sangat diperlukan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk
mengetahui dapat melalui asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum.
2. Khusus
a. Dapat melakukan
pengkajian pada ibu dengan hyperemesis gravidarum
b. Dapat mengetahui penyebab
hyperemesis gravidarum.
c. Dapat mengetahui tanda dan
gejala hyperemesis gravidarum.
d. Dapat mengetahui tingkatan –
tingkatan hyperemesis gravidarum.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A. Pengertian
Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan pada ibu hamil, seorang ibu menderita hyperemesis gravidarum jika
seorang ibu memuntahkan segala yang dimakan dan diminumnya hingga berat badan
ibu sangat turun, turgor kulit kurang diurese kurang dan timbul aseton dalam
air kencing (Wiknjosasto, 2005).
Hyperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada
awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang
begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat
mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan
menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala
penyakit apendisitis, pielititis, dan sebagainya. Mual dan muntah mempengaruhi
hingga > 50 % kehamilan. Kebanyakan perempuan mampu mempertahankan kebutuhan
cairan dan nutrisi dengan diet, dan simptom akan terasa hingga akhir semester
pertama. Penyebab penyakit ini masih belum diketahui secara pasti, tetapi
diperkirakan erat hubungannya dengan endrokin, biokimiawi, dan psikologis
(Sarwono Prawiroharjo, 2007).
B.
Etiologi
Penyebab hyperemesis gravidarum
belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini belum
diketahui seacara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh
faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan
anatomik yang terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan
oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak
makan dan minum. Beberapa faktor predisposisi
sbb :
1. Primigravida, mola hidotidosa, diabetes, dan
kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
2. Faktor organik, karena masuknya villi khoriales
dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik.
3. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan
pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung
jawab.
4. Faktor Endokrin : Hipertiroid, diabetes, dan
lain-lain.
Mual muntah disebabkan
oleh masuknya bagian vilus ke dalam peredaran darah ibu, perubahan endokrin
misalnya hipofungsi cortex gi suprarenalis, perubahan metabolik dan kurangnya
pergerakan lambung.
C. Patologis
Bedah mayat pada
mayat wanita yang meninggal karena hyperemesis gravidarum menunjukkan
kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam tubuh, yang juga dapat ditemukan
pada malnutrisi oleh beberapa macam sebab adalah :
a.
Pada hati tampak degenerasi lemak tanpa
nekronis yang terletak sentrilobuler, kelainan ini nampaknya tidak menyebabkan
kematian dan dianggap sebagai akibat muntah yang terus menerus. Tetapi separuh penderita
yang meninggal karena hyperemesis gravidarum menunjukkan gambaran mikroskopik
hati yang normal.
b.
Pada jantung menjadi tampak lebih kecil
daripada biasanya dan beratnya atrofi dan sejalan dengan lamanya penyakit,
kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial.
c.
Di otak dapat ditemukan ensefalopati
wernicke yaitu dilatasi kapiler dan perdarahan kecil-kecil di daerah korpora
mamilaria ventrikel ketiga dan keempat.
d.
Ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak
dapat ditemukan pada tubuli kontorti.
e.
D. Patofisiologis
Ada yang
menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen,
oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik
hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung.
Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan
muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hyperemesis gravidarum yang
merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkolosis hipokloremik. Belum
jelas mengapa gejala-gejala
ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik
merupakan faktor utama, di samping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang
sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka
makan dan mual, akan mengalami hyperemesis gravidarum yang lebih berat.
Hyperemesis
gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah
ketosis dengan tertimbulnya asam esoton-asetik, asam hidroksibutirik dan aseton
dalam darah. Kekurangan cairan yang di minum dan kehilangan cairan karena
muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian pula khlorida air kemih.
Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke
jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan
kalsium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal,
menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah
lingkaran setan yang sulit di patahkan. Di samping dehidrasi dan terganggunya
keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esopagus dan
lambung (sindrom mallory-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang
sampai di perlukan transfusi atau tindakan operatif .
E.
Tanda dan Gejala
1. Muntah yang berat
2. Haus
3. Dehidrasi
4. Berat badan turun
5. Keadaan umum mundur
6. Kenaikan suhu
7. Icterus
8. Gangguan cerebral (kesadaran menurun delirium)
9. Laboratorium : protein urine dan urine reduksi
F.
Diagnosis
Umumnya tidak
sukar untuk menegakkan diagnosa Hyperemesis gravidarum. Harus ditentukan adanya
kehamilan muda dengan mual dan muntah yang terus-menerus, sehingga berpengaruh
tehadap keadaan umum dan juga dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat
mempengaruhi perkembangan janin sehingga pengobatan perlu segera diberikan.
Juga bisa dilihat dari hasil pemeriksaan
laboratorium, yang menunjukkan adanya benda keton dalam urin (Wiknjosastro,
2005). Namun harus dipikirkan juga kemungkinan kehamilan muda dengan penyakit
pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang bisa
memberikan gejala muntah (Cunningham, 2005).
G.
Tingakatan
Hiperemesis Gravidarum
Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis
dapat dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu :
1.
Tingkatan I = Ringan
Mual muntah terus sehingga penderita lemah, tidak
mau makan, nadi meningkat sampai sekitar 100 denyut permenit, tekanan darh
sistolik menurun, BB menurun, nyeri di epigastrium, turgor menurun, lidah
kering, mata cekung.
2.
Tingkat II = Sedang
Mual dan muntah yang hebat sehingga keadaan umum
penderita lebih parah : lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering
dan kotor, gejala dehidrasi semakin jelas, nadi kecil dan
cepat, suhu badan naik, tensi semakin menurun, mata cekung, icterus ringan, BB
menurun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi.
3. Tingkat III = Berat
Keadaan umum wanita tersebut makin menurun, tanda
dehidrasi makin tampak,muntah berkurang, tekanan darh menurun, nadi
makin kecil dan cepat, suhu badan meningkat.
a. Gangguan faal hati termanifestasi dari gejala
icterus.
b. Keadaan menurun dari somnolen sampai koma,
komplikasi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke) dengan gejala :
nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini akibat sangat kekurangan
zat makanan termasuk vitamin B kompleks.
c. Hiperemesis gravidarum ada yang kronik dan ada yang
akut.
d. Hiperemesis gravidarum kronik yaitu kemunduran
terjadi dengan lambat laun.
e. Hiperemesis gravidarum akut yaitu kemunduran
terjadi dalam beberapa hari misalnya 1 minggu.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dimulai dengan
:
a.
Pencegahan
Pencegahan terhadap hyperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari degan makanan dalm
jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari
tempat tidur, tetapi di anjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan
teh hangat.
Makan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan
minuman seyogyanya disajikan dalam keadaaan panas atau sangat dingin. Defekasi
yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat
merupakan faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak
mengandung gula.
b. Obat-obatan
Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak mengurang
maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah
pohenobarbital, vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B2 yang berfungsi
untuk mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot serta meningkatkan
pertumbuhan dan perbaikan sel. B6 berfungsi menurunkan keluhan atau gangguan
mual dan muntah bagi iu hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk
pembentukan sel darah merah. Antihistaminika juga dianjurkan pada keadaan lebih
berat diberikan antimimetik seperti disklomin hidrokhloride, avomin
(Wiknjosastro, 2005).
c. Isolasi
Isolasi dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peredaran udara yang
baik hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah
berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak
diberikan makan dan minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja
gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
d. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang
penyakit ini. Bantuan yang positif dalam mengatasi permasalahan psikologis dan
sosial dinilai cukup signifikan memberikan kemajuan keadaan umum.
e. Diet
Ciri khas diet hyperemesis gravidarum adalah penekanan karbohidrat kompleks
terutama pada pagi hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan
goreng-gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah, sebaiknya diberi jarak
dalam pemberian makan dan minum. Diet pada hyperemesis gravidarum bertujuan
untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara
berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup. Diet
hyperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah karbohidrat
tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total, lemak rendah, yaitu
<10& dari kebutuhan energi total, protein sedang, yaitu 10-15% dari
kebutuhan energi total, makanan diberikan dalam bentuk kering, pemberian cairan
disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari, makanan mudah
dicerna, tidak merangsang saluran pencernaan dan diberikan sering dalam porsi kecil,
bila makan pagi dan sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan
selingan malam, makanan seacara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai
gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien.
f. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu
dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan vitamin C
dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra
vena. Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air kencing
perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin.
Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan
pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila
selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat
dicoba untuk diberikan minuman dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan
makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala-gejala
akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
g. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika memburuk. Delirium,
kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapuetik sering sulit
diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi
dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ
vital (Wiknjosastro, 2005).
Pada beberapa keadaan hyperemesis gravidarum yang sudah cukup parah dan
dinilai bisa mengancam kesejahteraan ibu dan janin maka dapat dipertimbangkan
pengakhiran kehamilan (Fraser, 2003, Henderson dan McDonald, 2004, Cunningham,
2005).
h. Komplikasi
Dampak yng ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan kekurangan
nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat
pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan mukosa pada
hubungan gastroesofagi yang menyebabkan peredaran ruptur esofagus, kerusakan
hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan
kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin berkurang. Pada bayi, jika
hyperemesis gravidarum ini terjadi hanya di awal kehamilan tidak berdampak
terlalu serius, tapi jika sepanjang kehamilan si ibu menderita hyperemesis
gravidarum, maka kemungkinan bayinya mengalami BBLR, IUGR, prematur hingga
terjadi abortus (Wiknjosastro, 2005).
Hal ini didukung oleh pernyataan Gross et al (1989) menyatakan bahwa ada
peningkatan peluang retradasi pertumbuhan intrauterus jika ibu mengalami
penurunan berat badan sebesar 5% dari berat badan sebelum kehamilan, karena
pola pertumbuhan janin terganggu oleh metabolisme maternal. Terjadinya
pertumbuhan janin terhambat sebagai akibat kurangnya pemasokan oksigen dan
makanan yang kurang adekuat dan hal ini mendorong terminasi kehamilan lebih
dini. Makanan ibu selama hamil dan keadaan gizi ibu pada waktu hamil
berhubungan erat dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Apabila makanan yang
dikonsumsi ibu kurang dan keadaan gizi ibu jelek maka besar kemungkinan BBLR,
konsekuensinya adalah bayi yang lahir kemungkinan meninggal 17 kali lebih
tinggi dibanding bayi yang lahir normal.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
Ny. A G1P0A0 umur 21 tahun, HPHT
4 januari 2013, HPL 11 oktober 2013, Umur kehamilan
9 minggu datang ke rumah bidan dengan keluhan sering mual dan muntah lebih
dari 10 x dalam sehari, badan lemas,
tidak bisa makan makanan yang berbau tajam dan mengeluh
sering pusing.
ASUHAN
KEBIDANAN PATOLOGI
PADA
NY.A UMUR 21 TAHUN GIP0A0 UK 9 MINGGU DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM
DI
BPM KARTIKA
Tanggal :
13 Maret 2013
Jam : 09.00 wib
Tempat :
BPM Kartika
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama : Ny.A Nama
Suami : Tn. L
Umur : 21 tahun Umur : 21 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia Suku
/ Bangsa :
Jawa/Indonesia
Pendidikan : sma Pendidikan : Sma
Pekerjaan : Awasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Kertanegara Alamat :
Jl. Kertanegara
2. Anamnesa
Alasan datang : Ibu
mengatakan ingin memeriksakan kehamilan dan kesehatannya pada kunjungan kedua.
Keluhan utama : Ibu mengatakan mengeluh sering mual dan muntah lebih dari 10
x dalam sehari, badan lemas, tidak bisa makan makanan yang
berbau tajam dan mengeluh sering pusing.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang sekarang
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit
yang dapat membahayakan kehamilannya seperti : DM, jantung, hipertensi, hepatitis,
TBC, IMS
b. Riwayat
kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki
riwayat penyakit yang menular dan berbahaya.
c. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan menikah
satu kali dengan sah, usia menikah 20 tahun, lama menikah
1 tahun.
d. Riwayat Obstetri
a. Riwayat
Haid
Menarche : usia 13 tahun
Siklus :
28 hari, teratur
Lama :
6 – 7 hari
Volume :
hari 1 – 2 , ganti pembalut 3 x , penuh
hari 3 – 5 , ganti pembalut 2 x , ½ penuh
hari 6 – 7 , ganti pembalut 2 x , flek – flek
Disminore : pada hari 1 dan 2
Flour Albus : tidak ada
b.Riwayat
kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Ibu
mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya
c. Riwayat
KB
Ibu mengatakan belum menggunakan alat
kontrasepsi apapun
d. Riwayat
kehamilan sekarang
HPHT :
4 januari 2013
HPL :
11 oktober 2013
UK :
9 minggu
ANC 1 X di BPM
Keluhan : sering mual dan muntah
Suplemen :
vit b6 , vit c, tablet fe
Nasihat : banyak istirahat, makan sedikit
tetapi sering, hindari makanan berbau tajam
4. Pola kebiasaan sehari – hari
a. Pola
nutrisi
|
Makan
|
Menu
|
Minum
|
Jenis
|
Sebelum hamil
|
3x / hari
|
Nasi 1 porsi sedang
Sayur ½ mangkuk
Lauk 2 potong
|
± 6 – 7 gelas/hari
|
Air putih, air teh
|
Selama hamil
|
2 x / hari
|
Nasi ½ porsi sedang
Sayur ¼ mangkuk
Lauk ½ potong
|
± 3 – 4 gelas / hari
|
Air putih, air teh
|
b. Pola
eliminasi
|
Bak
|
Bab
|
Sebelum hamil
|
± 3 – 4 x/hari
Warna jernih
Bau khas urin
Keluhan tidak ada
|
±1 x / hari
Warna kuning
kecoklatan
Bau khas bab
Konsistensi padat
Keluhan tidak ada
|
Selama hamil
|
± 1-3 x sehari
Warna kekuningan
Bau khas urin
Keluhan tidak ada
|
± 1 x sehari
Warna kecoklatan
Bau khas bab
Konsistensi lembek
Keluhan tidak ada
|
c. Personal
Hygiene
Sebelum hamil
Mandi : 2 x sehari
Gosok gigi :
3 x sehari
Mencuci rambut : 2 hari 1 x
Membersihkan genetalia : saat mandi, setelah selesai BAK
dan BAB
Ganti pakaian : 2 x sehari
Selama hamil tetap sama seperti sebelum
hamil kecuali gosok gigi 2 x sehari
d. Pola
hubungan seksual
Sebelum hamil : melakukan hubungan 4
– 5 x dalam 1 minggu, keluhan tidak
ada
Selama hamil :
melakukan hubungan 2 – 3 x dalam 1 minggu, keluhan tidak ada
e. Pola
aktifitas
Sebelum hamil : mengurus keperluan
rumah tangga seperti memasak, mencuci,
menyapu.
Selama hamil : mengurus keperluan rumah tangga seperti memasak, mencuci, menyapu dengan
bantuan suami
f. Pola
istirahat
Sebelum hamil :
tidur malam 8 jam, tidur siang 1 jam, keluhan tidak ada
Selama hamil :
tidur malam 6 jam, tidur siang 1 jam, keluhan tidak ada
g. Data
psikologi
Ibu mengatakan tinggal bersama suaminya,
hubungan ibu dengan suami,keluarga dan tetangga baik, ibu mengatakan sangat
senang dengan kehamilan pertama nya ini, kehamilannya sangat diharapkan, dan
pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami.
h. Data
spiritual
Ibu dan keluarga taat menjalankan
ibadah.
i. Data
social budaya
Ibu tidak menganut budaya yang dapat
merugikan kesehatan ibu dan bayinya.
Ibu sudah mengerti tentang pengetahuan pada
trimester I.
j. Data
ekonomi
Penghasilan keluarga didapat dari suami
yang bekerja di bidang swasta
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan
umum
Ku :
Tampak
lemas
Kesadaran :
Composmetris
TTV :
TD :
90/70 mmHg
N :
102 x / menit
S :
37 o C
R :
25 x / menit
BB sebelum hamil: 50 kg
BB selama hamil : 48 kg
TB :154
cm
Lila :
24 cm
Imt : 20.23
2. Pemeriksaan
khusus
a. Kepala
dan muka
Rambut :
hitam,bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok
Muka :
pucat
Mata :
konjungtiva pucat, mata cekung
Hidung :
bersih, tidak ada polip
Mulut :
bersih, lidah terlihat kering
Telinga :tidak
ada secret, bersih, fungsi pendengaran normal
b. Leher
: tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
c. Dada
dan Payudara
Dada :
Inspeksi :
tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi :
tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : bunyi nafas dan jantung normal
Payudara :
Inspeksi :
payudara membesar, tegang, puting menonjol
Palpasi :
tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
d. Abdomen
:
Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi
Palpasi :
ballotement
e. Genetalia : bersih tidak ada oedem dan varises
f. Ekstremitas
Atas :
tidak ada oedem, refleks patella baik
Bawah :
tidak ada oedem dan varises, refleks patella baik
3. Pemeriksaan penunjang pada tanggal 13 maret 2013.
Protein urine : + 1
Urine reduksi : negatif
Hb :
11 gr %
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Ny.A umur 21 tahun G1P0A0, uk 9 minggu
dengan Hyperemesis Gravidarum tingkat 1
DS : Ibu mengatakan HPHT 4
januari 2013
Ibu
mengatakan mual muntah lebih dari 10 x dalam sehari, badan lemas, tidak bisa makan makanan yang berbau tajam
dan mengeluh sering pusing.
DO :
Ku : Tampak lemas
Kesadaran :Composmetris
TTV :
TD :
90/70 mmHg
N :
102 x / menit
S :
37 o C
R :
25 x / menit
BB sebelum hamil: 50 kg
BB selama hamil: 48 kg
TB :154
cm
Lila :
24 cm
Imt : 20.23
Masalah :
ibu mengatakan mual muntah lebih dari 10 x dalam sehari
Kebutuhan : istirahat yang cukup, makan sedikit
tetapi sering, hindari makanan berbau tajam
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Pada ibu dapat menyebabkan HG tingkat II
dan tingkat III, anemia
Pada janin dapat menyebabkan BBLR,
prematur hingga terjadi abortus
IV. TINDAKAN SEGERA
Rujukan : merujuk pasien ke rumah sakit apabila
masih tetap mual muntah dan tidak ada perubahan setelah diberikan obat oleh
bidan.
V. PERENCANAAN
Tanggal / jam : 13 maret 2013 / 09.30 wib
1. Beritahu
hasil pemeriksaan kepada ibu
2. Anjurkan
ibu untuk banyak istirahat
3. Anjurkan
ibu untuk makan sedikit tetapi sering
4. Anjurkan
ibu menghindari makanan yang berbau tajam
5. Anjurkan
ibu minum teh dan biskuit
dipagi hari sebelum bangun tidur
6. Anjurkan ibu banyak minum air
putih
7.Anjurkan
suami dan keluarga untuk lebih memperhatikan istrinya
8. Anjurkan sediakan
alat kumur-kumur sebelum makan dan setelah setiap muntah
9. Berikan b6 , b complex, asam folat, vit C
10. Lakukan kunjungan ulang apabila ada
keluhan dan dirujuk
VI. PELAKSANAAN
Tanggal / jam :
13 maret 2013 / 10.00 wib
1. Memberitahu
hasil pemeriksaan kepada ibu
2. Menganjurkan
ibu untuk banyak istirahat
3. Menganjurkan
ibu untuk makan sedikit tetapi sering
4. Menganjurkan
ibu menghindari makanan yang berbau tajam
5. Menganjurkan ibu minum teh dan
biskuit dipagi hari sebelum bangun tidur
6. Menganjurkan ibu banyak minum air putih
7. Menganjurkan
suami dan keluarga untuk lebih memperhatikan istrinya
8.Menganjurkan sediakan alat kumur-kumur sebelum makan
dan setelah setiap muntah
9. Memberikan
b6 , b complex, asam folat,
vit C
10. Melakukan
kunjungan ulang apabila ada keluhan dan
dirujuk
VII. EVALUASI
Tanggal / jam : 13 maret 2013 / 10.20 wib
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu akan banyak istirahat, makan
sedikit tapi sering, menghindari makanan berbau tajam, dan akan minum teh , air putih dan makan biskuit di
pagi hari sebelum bangun dari tempat tidur.
3. Ibu akan teratur mengkonsumsi obat
4. Ibu akan segera melakukan kunjungan
ulang dan bersedia di rujuk apabila masih mual muntah dan tidak ada perubahan
setelah mengkonsumsi obat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hyperemesis
Gravidarum merupakan mual dan muntah yang berlebihan disaat kehamilan, yang
menyebabkan dehidrasi, defisiensi nutrisi, penurunan berat badan hingga lebih
dari 5 % berat badan sebelum hamil dan mengganggu pekerjaan sehari-hari. Ibu
hamil membutuhkan nutrisi yang baik agar pertumbuhan dan perkembangan bayi
secara sempurna, namun bila ibu hamil mengalami Hyperemesis Gravidarum, nutrisi
ibu berkurang sehingga mengancam pertumbuhan dan perkembangan bayi. Masalah ini
perlu diatasi dan ditanggulangi, dalam menangani ibu hamil yang mengalami hal
ini harus sesuai dengan keadaan ibu.
Adanya
berbagai macam dampak yang ditimbulkan akibat hyperemesis gravidarum, perlu
menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan. Penanganan cepat dan tepat dari tenaga
kesehatan di pelayanan kesehatan sangat diperlukan.
B.
Saran
1. Untuk mahasiswa kebidanan atau tenaga kesehatan
Mahasiswa kebidanan harus bisa berfikir secara
kritis dan harus memberi asuhan kebidanan yang intensif bagi ibu hamil dengan
Hyperemesis Grafidarum
2. Untuk ibu hamil dengan Hyperemesis Gravidarum
a. Makan sedikit tetapi sering
b. Menghindari makanan berbau tajam, yang berlemak dan
berminyak
c. Banyak istirahat
d. Mengkonsumsi biskuit dan teh hangat di pagi hari
sebelum bangun dari tempat tidur
Soal dan tambahan :
1.
Ana
Pemekrisaan penunjang belum ada
tanggalnya?
Kenapa diberi tablet fe, kenapa tidak
diberi asam folat saja?
Jawaban : sudah ditambahkan
2.
Indri
Demam tanda-tanda hyperemesis gravidarum?
Kenapa tidak diberi cairan infus?
Jawaban : demam merupakan salah satu tanda tanda hyperemesis
gravidarum tingkat II.
Cairan infus diberikan apabila ibu
sudah mengalami HG tingkat II.
3.
Tesa
Ibu mual muntah lebih dari 10 x ,apakah
dapat menyebabkan anemia?? Hb: 11gr %
Jawaban : hyperemesis gravidarum dapat
menyebabkan ibu anemia, tetapi apabila nutrisi ibu tetap terpenuhi, ibu tetap dapat
terhindar dari anemia.
4.
Ririn
Penatalaksanaan untuk protein urin
apa?
Jawaban : banyak minum air putih
DAFTAR
PUSTAKA
- Padjajaran, FK. 1984. Obstetri Patologi. Bandung
:Elstan offset
- St. Carolus Komisi Keperawatan. 2000. Standar
Asuhan Keperawatan Hyperemesis Gravidarum. Jakarta : Komisi Keperawatan St.
Carolus
- Susan
M. Weiner. 1989. Clinical Manual of Maternity and Gynecologic Nursing
- Wiknjosastro, Hanifa
dkk,2005. Ilmu Kebidanan.edisi 3.cetakan 7. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo