Menurut
Darmojo (2006), faktor yang mempengaruhi hipertensi
pada
lanjut usia adalah :
a.
Penurunanya kadar renin karena menurunya jumlah nefron akibat
proses
menua. Hal ini menyebabkan suatu sirkulus vitiosus: hipertensi
glomerelo-sklerosis-hipertensi
yang berlangsung terus menerus.
b.
Peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium. Dengan
bertambahnya
usia semakin sensitif terhadap peningkatan atau
penurunan
kadar natrium.
c.
Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua akan
meningkatakan
resistensi pembuluh darah perifer yang mengakibatkan
hipertensi
sistolik.
d.
Perubahan ateromatous akibat proses menua menyebabkan disfungsi
endotel
yang berlanjut pada pembentukan berbagai sitokin dan subtansi
kimiawi
lain yang kemudian meyebabkan resorbi natrium di tubulus
ginjal,
meningkatkan proses sklerosis pembuluh darah perifer dan
keadaan
lain berhubungan dengan kenaikan tekanan darah.
Dengan
perubahan fisiologis normal penuaan, faktor resiko
hipertensi
lain meliputi diabetes ras riwayat keluarga jenis kelamin faktor
gaya
hidup seperti obesitas asupan garam yang tinggi alkohol yang
berlebihan
(Stockslager, 2008).
Menurut
Elsanti (2009), faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi
yang
dapat atau tidak dapat dikontrol, antara lain:
10
a.
Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol:
1)
Jenis kelamin
Prevalensi
terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.
Namun
wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum
menopause.
Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi
oleh
hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar
High
Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL
yang tinggi
merupakan
faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses
aterosklerosis.
Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai
penjelasan
adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada
premenopause
wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon
estrogen
yang selama ini melindungi pembuluh darah dari
kerusakan.
Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen
tersebut
berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara
alami,
yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun.
Dari
hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita
hipertensi
berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. (Anggraini , 2009).
Hipertensi
lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia
dewasa
muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur
55
tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini
sering
dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause
(Marliani,
2007).
11
2)
Umur
Semakin
tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan
darahnya,
jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan
darah
yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi
pada
usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan
pada
usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis
obat
yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada
kebanyakan
kasus , hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada
wanita,
hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini
disebabkan
terjadinya perubahan hormon sesudah menopause.
Hanns
Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang
berkaitan
dengan usia ini adalah produk samping dari keausan
arteriosklerosis
dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat
dari
berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini
dan
menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya
penyesuaian
diri.
3)
Keturunan (Genetik)
Adanya
faktor genetik pada keluarga tertentu akan
menyebabkan
keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi.
Hal
ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler
dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu
dengan
orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih
besar
untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak
12
mempunyai
keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu
didapatkan
70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat
hipertensi
dalam keluarga (Anggraini dkk, 2009). Seseorang akan
memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi
jika
orang tuanya adalah penderita hipertensi (Marliani, 2007).
b.
Faktor resiko yang dapat dikontrol:
1)
Obesitas
Pada
usia + 50 tahun dan dewasa lanjut asupan kalori
mengimbangi
penurunan kebutuhan energi karena kurangnya
aktivitas.
Itu sebabnya berat badan meningkat. Obesitas dapat
memperburuk
kondisi lansia. Kelompok lansia dapat memicu
timbulnya
berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh
darah,
hipertensi (Rohendi, 2008).
Indeks
masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan
darah,
terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita
hipertensi
pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
seorang
yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi
ditemukan
sekitar 20-30% memiliki berat badan lebih.
2)
Kurang olahraga
Olahraga
banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit
tidak
menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat
menurunkan
tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah
(untuk
hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga menjadi
13
terbiasa
apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat
karena
adanya kondisi tertentu
Kurangnya
aktivitas fisik menaikan risiko tekanan darah tinggi
karena
bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang
yang
tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan
otot
jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi,
semakin
keras dan sering jantung harus memompa semakin besar
pula
kekuaan yang mendesak arteri (Rohaendi, 2008).
3)
Kebiasaan Merokok
Merokok
menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok
berat
dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi
maligna
dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami
ateriosklerosis.
Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas
S
Bowman dari Brigmans and Women’s Hospital, Massachussetts
terhadap
28.236 subyek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi,
51%
subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5%
subyek
merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang
merokok
lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan
dalam
median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini
yaitu
kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan
kebiasaan
merokok lebih dari 15 batang perhari (Rahyani, 2007).
14
4)
Mengkonsumsi garam berlebih
Badan
kesehatan dunia yaitu World Health Organization
(WHO)
merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat
mengurangi
risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang
direkomendasikan
adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4
gram
sodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium yang
berlebih
menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan
ekstraseluler
meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler
ditarik
ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.
Meningkatnya
volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan
meningkatnya
volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya
hipertensi.
(Hans Petter, 2008).
5)
Minum alkohol
Banyak
penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak
jantung
dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan
minum
alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor resiko
hipertensi
(Marliani, 2007).
6)
Minum kopi
Faktor
kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi
mengandung
75 – 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir
tersebut
berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.
15
7)
Stres
Hubungan
antara stres dengan hipertensi diduga melalui
aktivitas
saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan
darah
secara intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan
dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal
ini
belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat
perkotaan
lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini
dapat
dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok
masyarakat
yang tinggal di kota (Rohaendi, 2003). Menurut
Anggraini
(2009) mengatakan stres akan meningkatkan resistensi
pembuluh
darah perifer dan curah jantung sehingga akan
menstimulasi
aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini dapat
berhubungan
dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan
karakteristik
personal
No comments:
Post a Comment